Susi Sedih Nelayan di Pantura Masih Berdebat Soal Pemakaian Cantrang

13 November 2017 23:03 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Susi menonton wayang kulit di Tegal (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Susi menonton wayang kulit di Tegal (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, menjadi tamu undangan dalam pagelaran Pentas Wayang Kulit Lakon Pandawa Layar di depan Gedung KUD Karya Mina, Tegal Sari, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pantauan kumparan (kumparan.com) di lokasi, Susi yang tiba pada pukul 20.45 WIB langsung menjadi perhatian warga yang telah terlebih dahulu berada di tempat. Mereka pun berebutan untuk bersalaman dan mengajak Susi berswafoto.
Setelah menyapa warga, ia kemudian maju ke depan dan langsung disambut oleh Bupati Tegal, Ki Enthus Susmono dan Plt Wali Kota Tegal, Nursholeh.
"Saya senang berada di sini. Sudah lama saya sebetulnya ingin jalan sepanjang Pantura. Namun pekerjaan saya banyak sekali. Indonesia luas sekali," kata Susi saat membuka sambutannya, Senin (13/11).
Menteri Susi di pagelaran wayang kulit (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Susi di pagelaran wayang kulit (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
Dalam kesempatan itu, Susi kembali menyosialisasikan penggunaan alat tangkap ikan yang ramah lingkungan dan tidak merusak ekosistem laut. Ia menegaskan alat tangkap ikan seperti cantrang dilarang karena tidak memberikan jaminan untuk kehidupan laut dan sumber dayanya di masa depan. Apalagi nelayan Pantura masih berdebat soal pelarangan penggunaan cantrang.
ADVERTISEMENT
"Tapi saya prihatin lihat di Pantura orang masih berantem terus. Kalau saya larang orang pakai alat tangkap itu supaya untuk njenengan. Kalau pakai alat itu, laut sampeyan rusak. Ikan hilang, udang hilang. Prihatin saya. Sedih saya," ujarnya.
Oleh karena itu, Susi meminta agar nelayan tidak lagi menggunakan cantrang agar masa depan ekosistem laut bisa terjaga.
Sebelumnya, Dirjen Perikanan Tangkap di bawah naungan Kementerian Kelautan dan Perikanan Syarief Widjaja membagikan 141 alat penangkap ikan yang ramah lingkungan kepada nelayan di sekitaran wilayah Tegal. Hal itu dilakukan sebagai alternatif dari pelarangan alat tangkap ikan yang dapat merusak lingkungan.