Konten dari Pengguna

Ingin Beralih ke PLTS Atap? Berikut Hal-Hal yang Perlu Kamu Ketahui

Nadia Taradissa Maheswari
Chemical Engineering Student in Diponegoro University
27 Februari 2022 15:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nadia Taradissa Maheswari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
PLTS Atap (Sumber : Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
PLTS Atap (Sumber : Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Saat ini PLTS menjadi tren yang marak dikembangkan sebagai upaya untuk mendukung transisi energi. Ada beberapa alasan yang membuat PLTS menjadi primadona. Alasan utamanya adalah sumber energi yang diperlukan tersedia melimpah dan gratis. Selain itu, PLTS lebih ramah lingkungan, tidak menghasilkan emisi gas karbon dan tidak memerlukan pemeliharaan yang rumit. Tertarik untuk beralih ke PLTS Atap? Simak beberapa hal berikut untuk menambah wawasan.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya kita perlu mengetahui terlebih dahulu terkait dengan prinsip kerja dari PLTS itu sendiri. PLTS memanfaatkan sel fotovoltaik untuk mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Foton yang merupakan partikel sinar matahari akan menghantam atom semikonduktor sel surya dan menyebabkan elektron tereksitasi dari struktur atomnya. Elektron akan bergerak bebas pada daerah pita konduksi. Pergerakan elektron di daerah positif dan negatif ini akan menciptakan arus listrik.
Sistem PLTS sendiri dibagi menjadi dua yaitu on grid dan off grid. PLTS on grid merupakan sistem yang terhubung dengan jaringan listrik PLN, sedangkan off grid tidak terhubung ke jaringan listrik PLN dan berdiri sendiri. Setiap sistem memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. PLTS on grid memiliki sistem yang lebih sederhana. Dari segi ekonomi, biaya yang dikeluarkan juga lebih hemat jika dibandingkan dengan sistem off grid. Namun sistem ini tidak memiliki daya cadangan. Jadi apabila terdapat pemadaman listrik dari PLN maka listrik penggunanya juga akan padam. Sistem ini juga hanya bisa diterapkan di lokasi yang memiliki akses listrik PLN, sedangkan untuk daerah-daerah yang tidak teraliri listrik PLN masih belum bisa dijangkau.
ADVERTISEMENT
Untuk PLTS off grid, karena tidak terhubung dengan jaringan listrik PLN maka sistem ini bisa diterapkan pada daerah yang masih belum memiliki akses listrik PLN. Keunggulan lain yang dimiliki sistem off grid jika dibandingkan dengan on grid adalah mampu untuk menyimpan daya karena dilengkapi dengan penyimpan daya atau baterai. Sehingga apabila terjadi pemadaman listrik dari PLN, sistem ini akan tetap mampu untuk menyediakan listrik. Namun, instrumen yang diperlukan untuk instalasi sistem ini lebih kompleks dan biaya yang diperlukan lebih tinggi. PLTS off grid juga tidak memungkinkan untuk memenuhi keseluruhan kebutuhan listrik dikarenakan volume baterai yang diperlukan sangat besar.
Dalam pembangkit listrik tenaga surya terdapat beberapa komponen penyusun. Pertama adalah modul fotovoltaik. Modul ini merupakan salah satu komponen terpenting dalam sistem PLTS. Modul ini akan mengubah radiasi dari matahari menjadi energi listrik melalui proses fotoelektrik. Modul fotovoltaik tersusun atas beberapa rangkaian lain seperti interkoneksi modul untuk mengakumulasi daya keluaran yang saling terhubung. Terdapat struktur penopang yang menopang modul dan menentukan sudut kemiringan, azimut, dan ketinggian rangkaian. Selain itu terdapat pondasi yang tertanan ke dalam tanah.
ADVERTISEMENT
Modul fotovoltaik yang akan digunakan harus memenuhi standar kualitas sesuai IEC 61215 untuk modul monocrystalline dan polycrystalline. Untuk modul tipe thin film harus sesuai dengan standar IEC 61646. Dalam memilih modul, sebaiknya digunakan modul yang memiliki efisiensi yang lebih besar dari 15%. Toleransi daya dari modul harus kurang dari 2,5% di bawah kondisi uji standar dan harus mampu beroperasi pada tegangan sampai dengan 1000 VDC.
Terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemasangan modul surya, seperti orientasi, kemiringan, dan ketinggian. Modul sebaiknya dipasang dengan sudut kemiringan sekitar 10 derajat agar terdapat ruang air hujan untuk turun. Azimut atau arah datangnya sinar matahari juga merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan. Modul harus diatur arah hadapnya untuk menghadap khatulistiwa agar mendapatkan hasil energi yang optimal. Bayangan benda (shading) yang menghalangi sinar matahari juga mempengaruhi kinerja dari modul. Ketika terdapat sebagian modul yang terkena bayangan, pelepasan panas pada sel tersebut cenderung akan meningkat. Bagian tersebut dikenal sebagai hot spot atau titik putih. Apabila dibiarkan terus menerus maka akan dapat mengurangi umur dari modul fotovoltaik.
ADVERTISEMENT
Untuk menghindari shading, sebelum pemasangan perlu dilakukan identifikasi lokasi dengan benar untuk memastikan bahwa modul tidak terkena bayangan. Dalam penyusunan modul harus diperhitungkan jarak antara modul satu dengan yang lainnya. Apabila jarak antar modul terlalu dekat maka dapat menyebabkan terbentuknya bayangan, sedangkan apabila jarak antar rangkaian terlalu jauh maka dapat menyebabkan penggunaan lahan yang terlalu berlebihan. Selain itu sebelum pemasangan modul harus dipastikan bahwa tidak ada tanaman dan bangunan tinggi di sekeliling.
Agar panel surya bisa bertahan lama, perlu dilakukan perawatan rutin. Beberapa tips yang bisa dilakukan untuk merawat modul antara lain dengan membersihkan modul di pagi hari untuk membersihkan embun yang membasahi. Pastikan bahwa tidak terdapat tumpukan debu pada modul karena akan mengganggu kinerja modul. Hindari peggunaan alat logam atau benda tajam untuk membersihkan kaca pelindung karena akan menyebabkan goresan kaca sehingga bisa menciptakan bayangan. Gunakan air dan hindari penggunaan bahan kimia untuk membersihkan modul. Dengan perawatan yang sederhana ini harapannya akan memperpanjang umur panel surya kalian.
ADVERTISEMENT