Konten dari Pengguna

Yuk, Ketahui Komponen Apa Saja yang Ada dalam Sistem PLTS

Nadia Taradissa Maheswari
Chemical Engineering Student in Diponegoro University
5 Maret 2022 14:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nadia Taradissa Maheswari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemasangan PLTS (Sumber : Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Pemasangan PLTS (Sumber : Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Dewasa ini, pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) tengah berkembang pesat. PLTS dianggap sebagai suatu solusi untuk mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil. Hal ini juga merupakan suatu upaya untuk pemerataan akses listrik ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah-daerah pelosok. Adanya PLTS ini mampu mendukung program pemerintah yang menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) pada tahun 2030 mencapai 20.923 MW.
ADVERTISEMENT
Dasar hukum terkait dengan penerapan PLTS Atap telah diatur dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 49 tahun 2018. Di dalam peraturan ini menjelaskan mengenai ketentuan umum PLTS Atap, Penggunaan Sistem PLTS Atap, Pembangunan dan Pemasangan, Pemeriksaan dan Pengujian, serta hal-hal lainnya. Di salah satu bagian menjelaskan bahwa sistem PLTS Atap terdiri atas modul surya, inverter, sambungan listrik, sistem pengaman, dan meter kWh ekspor impor. Lantas, apakah fungsi dari tiap-tiap komponen tersebut?
1. Modul Surya
Modul Surya (Sumber : Shutterstock)
Modul surya merupakan bagian yang paling penting dalam sistem PLTS Atap. Bagian ini berfungsi untuk mengkonversi radiasi matahari menjadi listrik. Modul surya ini terdiri atas sel-sel surya yang terintegrasi menjadi suatu sistem.
ADVERTISEMENT
Terdapat banyak jenis sel surya yang dapat digunakan. Namun sel surya yang sering ditemui di pasaran adalah sel surya yang berbasis silikon. Silikon banyak dimanfaatkan karena mampu berperan sebagai isolator pada suhu yang rendah dan mampu berperan sebagai konduktor apabila terdapat energi dan panas.
Sel surya berbasis silikon dibagi menjadi monokristalin dan polikristalin. Monokristalin memiliki kemurnian yang tinggi dan memiliki efisiensi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan polikristalin. Namun harga dari panel surya monokristalin lebih mahal. Untuk panel surya polikristalin memiliki harga yang lebih rendah, akan tetapi karena kemurnian yang rendah menyebabkan efisiensi yang dimiliki juga lebih rendah. Efisiensi modul surya adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa efisien modul ini dalam mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik.
ADVERTISEMENT
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi output dari modul surya. Faktor pertama adalah radiasi matahari. Semakin tinggi radiasi akan menyebabkan peningkatan arus karena terdapat lebih banyak elektron. Kinerja modul surya juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu akan menghasilkan tegangan yang lebih rendah.
Modul surya dapat dipasang secara seri maupun paralel untuk menghasilkan tegangan dan arus. Maka dari itu, dalam pemasangan modul surya perlu diperhatikan kebutuhan bebannya agar dapat menyesuaikan pemasangannya.
2. Inverter
Inverter merupakan komponen yang berfungsi untuk mengubah input daya arus searah (DC) dari modul surya menjadi output berupa arus bolak balik (AC). Mengapa daya yang dihasilkan oleh modul surya harus diubah menggunakan inverter? Hal ini karena hampir semua peralatan listrik bergantung pada daya AC agar bisa dioperasikan.
ADVERTISEMENT
Konfigurasi inverter dibagi menjadi tiga, yaitu inverter string, inverter pusat, dan inverter modul. Inverter string sering diaplikasikan dalam instalasi skala kecil dan menengah, contohnya digunakan dalam skala rumah tangga. Keunggulannya adalah mudah untuk dipasang dan biasanya memiliki ukuran yang kecil. Berikutnya ada inverter pusat, inverter tipe ini lebih ditujukan dalam instalasi berskala besar. Inverter ini memiliki daya pengenal yang bervariasi, mulai dari 100 - 500 kWp hingga 2,5 - 5 MWp. Jenis inverter terakhir adalah inverter modul. Inverter ini biasanya diletakkan dekat dengan modul surya atau di belakang modul surya. Inverter modul jarang digunakan karena biaya pemasangannya yang lebih mahal.
3. Kotak Penggabung
Combiner box atau kotak penggabung berfungsi untuk menggabungkan keluaran arus dari beberapa panel surya menjadi satu output yang lebih besar. Output ini kemudian dihubungkan ke inverter jaringan untuk sistem AC coupling atau dihubungkan ke solar charge controller untuk sistem DC coupling. Di dalam combiner box terdapat beberapa komponen seperti perangkat proteksi string modul fotovoltaik, busbar, dan sakelar pemutus arus.
ADVERTISEMENT
4. Jaringan Distribusi
Komponen selanjutnya adalah jaringan distribusi listrik. Jaringan distribusi berfungsi untuk mengalirkan listrik yang dihasilkan. Untuk sistem PLTS on grid, jaringan listrik PLN berfungsi sebagai media untuk ekspor kelebihan listrik yang dihasilkan PLTS dan tidak digunakan. Untuk PLTS off grid, biasanya jaringan listrik didistribusikan dari inverter baterai sebagai pemasok utama dan disalurkan ke beberapa cabang menuju sambungan rumah tangga. Komponen penting dalam jaringan distribusi antara lain ada kabel penopang, tiang jaringan, dan kabel saluran udara.
5. Meter kWh Ekspor Impor
Komponen berikutnya ada kWh meter atau meter ekspor impor. Komponen ini berfungsi untuk mengukur listrik yang masuk dari jaringan distribusi PLN dan arus keluar listrik dari PLTS ke jaringan distribusi PLN. Atau secara sederhana komponen ini digunakan untuk mengukur ekspor dan impor listrik.
ADVERTISEMENT
Setelah mengetahui komponen-komponen apa saja yang diperlukan dalam pemasangan PLTS Atap on grid harapannya akan ada lebih banyak masyarakat yang tertarik untuk beralih menggunakan PLTS Atap ini. Selain dapat menghemat biaya, dengan melakukan transisi energi ini kita dapat turut serta menyukseskan program net zero emission untuk kelestarian energi dan bumi kita di masa depan.