Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pesona Pariwisata Menarik Generasi Muda: Dibanding Harus Turun ke Laut Tiap Hari
27 Desember 2023 11:24 WIB
Tulisan dari Nadia Tristiyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pantai Pangandaran yang terletak di Jawa Barat, telah menjadi destinasi liburan populer dengan pesona alamnya yang memikat. Pasir putih dan ombak yang tenang menciptakan lingkungan yang ideal untuk bersantai. Keindahan alam Pantai Pangandaran menciptakan harmoni antara kebutuhan rekreasi dan mata pencaharian, menjadikannya destinasi unik bagi berbagai kalangan.
ADVERTISEMENT
Selain menawarkan keindahan alam yang memesona, infrastruktur yang semakin baik, dan program pelestarian lingkungan, keberagaman aktivitas wisata laut di pangandaran menambah pesona tempat ini. Namun, mengapa para anak muda lebih tertarik bekerja di industri pariwisata laut daripada menjadi nelayan tradisional? Apakah ini mencerminkan perubahan tren pekerjaan atau adakah faktor-faktor lain yang mempengaruhi pilihan karir mereka?
Toni (25), seorang pekerja pariwisata di Anita Watersport Pangandaran telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan pantai. Hidup dan bersekolah di Pangandaran, Toni merasakan kerasnya tantangan untuk bertahan hidup tanpa kehadiran orang tua di dekatnya.
Toni membagikan awal pengalaman kerjanya dan menceritakan bahwa dia sudah mulai bekerja sejak SMP, ini sudah menginjak tahun ke 10 sejak dia bekerja disini. Pada awalnya, dia hanya membantu dan mengikuti orang lain sebagai pemandu watersport pada akhir pekan. Meskipun memiliki keinginan menjadi driver atau pemegang mesin, Toni merasa terbatas untuk mengambil risiko tersebut pada awal karirnya.
ADVERTISEMENT
"Dulu saya kan pengennya jadi driver yang pegang mesin, tapi waktu itu saya jadinya pemandu aja," ceritanya. Kendati demikian, Toni tidak menyerah dan terus bekerja keras.
Pada akhirnya, sekarang, Toni telah mencapai posisi sebagai driver dan pemegang mesin. Dia mengungkapkan bahwa pemegang mesin mendapatkan komisi lebih besar dibandingkan pemandu, mengingat tingkat tanggung jawab yang lebih besar dalam pekerjaannya.
Penghasilan meningkat Saat Hari Besar
Liburan panjang menjadi waktu yang paling dinantikan oleh banyak orang, dan menjadi momen berharga bagi para pelaku usaha, khususnya di tempat wisata seperti Pantai Timur. Baginya, pendapatan selama liburan panjang bisa jauh lebih besar daripada hari-hari biasa. Seperti pengalaman saat liburan Lebaran yang lalu, di mana ia berhasil meraih pendapatan kotor sebesar 24 juta dalam sehari.
ADVERTISEMENT
“Saat Lebaran kemarin sehari bisa dapat 24 juta, itu kotor belum termasuk kendaraan, makan, dan lain-lain,” ungkap Toni.
Meski jumlah tersebut terlihat menggiurkan, ia juga menjelaskan bahwa pendapatan tersebut harus dipotong untuk berbagai kebutuhan, seperti biaya kendaraan, makan, dan 20% untuk keperluan pemasaran dan lainnya. Sehingga, meski pendapatan kotor besar, pendapatan bersih yang diterima Toni sebenarnya lebih terbatas.
Pada saat libur Lebaran kemarin itu ia mendapatkan penghasilan sebesar 15 juta dalam sebulan. Namun memang pendapatan ini tidak konsisten dalam setiap tahunnya, pasti berubah sesuai pengunjung yang datang. Bahkan jika tidak ada pengunjung kadang membawa uang kadang tidak membawa. Ia percaya bahwa usaha dalam bekerja tergantung pada ikhtiar.
“Ya pernah sebulan itu saya dapat 15 juta sebulan, Lebaran kemaren itu. Tapi ya kalo ga ada kadang bawa uang kadang ga bawa uang. Kan usaha mah ikhtiar,” ungkap Toni.
ADVERTISEMENT
Selain libur Lebaran, watersport banyak dikunjungi pada momen spesial lainnya seperti Natal dan Tahun Baru. Dengan harapan dapat pemasukan tambahan untuk menghadapi tantangan ekonomi di masa-masa sulit.
Bergantung pada Cuaca & Kebijakan Pemerintah
Watersport menjadi salah satu usaha yang tidak ada habisnya dikunjungi, khususnya di daerah pantai yang mempunyai banyak wisata. Cuaca dan kebijakan pemerintah memiliki dampak signifikan pada industri watersport. Sama seperti Toni, Yusuf (33) menaruh takdir hidupnya bekerja di watersport sejak 2012 dan sudah menginjak 11 tahun. Bekerja di dunia pariwisata khususnya watersport memang tidak terlalu menjanjikan. Meski begitu, dia bertahan karena pekerjaannya memberikan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Dalam pekerjaan pastinya selalu ada hambatan yang datang, baik dari internal maupun eksternalnya. Hidup berdekatan dengan Laut dan Mesin menjadi pertimbangan juga konsekuensi pekerjaan yang harus diterima. Salah satu isu yang dihadapi oleh Kang Yusuf adalah berkaitan dengan bahan bakar yang digunakan dalam watersport, seperti Banana Boat. Kabar tentang kemungkinan penghapusan bahan bakar pertalite menjadi pertamax dapat berdampak signifikan pada operasionalnya.
ADVERTISEMENT
“Isu-isu yang semacam…katanya ini, Banana Boat dan yang lain kan berhubungan sama bahan bakar. Kita kan biasanya pake pertalite ya? tapi katanya mau ditiadakan. kalau ganti ke Pertamax kita kan keberatan yah” ungkapnya dalam perbincangan.
Menaruh harapan agar pemerintah memahami dan merespons kebutuhan para pelaku usaha di sektor pariwisata, seperti Kang Yusuf, sehingga mereka dapat terus berkontribusi pada pembangunan daerah. Dia juga percaya bahwa kebijakan yang bijaksana dan mendukung dapat membantu menjaga keberlanjutan usahanya.
Selain kebijakan pemerintah, cuaca juga turut memengaruhi pendapatan bisnis watersport. Karena Pangandaran saat ini juga sedang dilanda musim pancaroba dan banyak yang sakit, sehingga banyak orang yang memilih untuk mengurungkan niatnya.
“Iya cuaca juga lagi gini, jadi ga banyak yang dateng. Tapi ya lagi lagi satu dua orang mah pasti datang.” Ungkapnya dengan optimis.
ADVERTISEMENT
Ia menyadari bahwa kondisi eksternal seperti kebijakan pemerintah dan cuaca tidak dapat dihindari, namun dia berharap kondisi akan membaik dan pelanggan akan kembali datang saat musim berubah.
Lebih Tertarik pada Sektor Pariwisata
Banyak yang mengira bahwa mata pencaharian utama di daerah ini adalah sebagai nelayan. Namun, pesona pariwisata Pangandaran telah membuka peluang mata pencaharian baru yang turut memberikan kontribusi positif pada perekonomian lokal. Salah satu contohnya adalah usaha watersport.
Toni (25) dan Yusuf (33), selain sebagai pekerja watersport, juga memiliki kegiatan sampingan sebagai nelayan untuk menambah penghasilan. Berbeda dengan nelayan yang selalu ada pada siang hari dan berkelompok, pekerjaan ini dilakukan secara tidak tetap dan hanya pada waktu malam setelah mereka bekerja di watersport.
ADVERTISEMENT
“Kerjaan saya selain disini ya paling kelaut, nyari ikan. Siang disini, malam nya baru nyari ikan. Tapi da ga setiap hari itu ge, kalo mau aja dan kalo badanya fit juga gitu,” ungkap lelaki 33 tahun itu dalam perbincangan.
Hal ini menjadi alternatif yang baik untuk menambah penghasilan mereka dan memungkinkan mereka untuk mengoptimalkan sumber daya laut sekitar Pangandaran.
Anak muda sering kali lebih tertarik pada pekerjaan yang memberikan pengalaman baru setiap hari dan memungkinkan mereka berinteraksi dengan wisatawan. Industri pariwisata seringkali dapat memberikan potensi penghasilan yang lebih tinggi daripada pekerjaan nelayan tradisional ditambah dengan fleksibilitas waktu kerja yang dimiliki, terutama jika melibatkan wisatawan atau aktivitas yg populer dikalangan pendatang seperti yang diilustrasikan oleh Toni dan Yusuf.
ADVERTISEMENT
Disini terlihat pergeseran dalam nilai dan prioritas generasi muda, yang mungkin melihat potensi keuntungan finansial dan pengalaman yang lebih besar dalam sektor pariwisata. Pilihan untuk tidak menjadi nelayan penuh waktu bisa menjadi manifestasi dari harapan mereka terhadap gaya hidup yang lebih dinamis dan modern.
Meskipun fenomena ini mencerminkan perubahan dalam pilihan karir anak muda, penting untuk diingat bahwa keberlanjutan dan pelestarian tradisi nelayan tetap menjadi isu penting. Pemerintah dan masyarakat setempat perlu mencari keseimbangan antara pengembangan sektor pariwisata dan pelestarian budaya serta mata pencaharian tradisional.