Konten dari Pengguna

Ingin Berlibur ke Labuan Bajo? Kenali 3 Risiko Bencana Alam dan Cara Mitigasinya

Nadia Aulanur Kartikasari
Mahasiswa Manajemen Bisnis Pariwisata, Universitas Indonesia
31 Maret 2025 8:28 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nadia Aulanur Kartikasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak kenal Labuan Bajo? Sebuah surga tersembunyi di ujung barat Pulau Flores, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur yang menawarkan keindahan alam yang luar biasa. Perairan biru nan jernih, kehidupan bawah laut yang memukau, pulau dan pantai yang eksotis, serta habitat asli Komodo, satwa langka yang dilindungi di Taman Nasional Komodo, menjadikan Labuan Bajo sebagai destinasi favorit dan tak terlupakan bagi wisatawan domestik hingga mancanegara.
Keindahan Alam Labuan Bajo (Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif)
zoom-in-whitePerbesar
Keindahan Alam Labuan Bajo (Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif)
Lanskap yang mempesona menjadi salah satu alasan utama wisatawan berbondong - bondong berdatangan ke Labuan Bajo, khususnya pada musim liburan. Namun, sebagai destinasi yang mengandalkan alam sebagai daya tarik utama, Labuan Bajo tak dapat menghindari berbagai potensi risiko bencana alam. Dilansir dari analisis kajian risiko bencana di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo, terdapat enam jenis bencana alam dengan kelas risiko tinggi yang perlu diwaspadai oleh wisatawan. Pada pembahasan kali ini, setidaknya terdapat tiga potensi risiko utama yang harus diketahui oleh wisatawan sebelum berlibur. Apa saja risiko tersebut? Yuk, simak selengkapnya!
ADVERTISEMENT
1. Banjir Bandang
Lokasinya yang berbatasan langsung dengan laut menyebabkan Labuan Bajo kerap mengalami banjir bandang saat curah hujan tinggi. Pelabuhan Labuan Bajo dan sekitar Pantai Pede merupakan area yang sering terdampak dan seringkali menghambat wisatawan untuk mengakses dan menikmati wisata di sekitarnya. Mengacu pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tercatat hingga 53 objek wisata dapat terhambat dan mengalami penurunan jumlah kunjungan wisata yang signifikan akibat fenomena ini.
Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya mitigasi seperti pembangunan waduk peredam banjir dan tanggul, potensi banjir di beberapa titik tertentu tetap tak dapat dihindari. Sebagai wisatawan, penting untuk melakukan riset mendalam sebelum berlibur, terutama di musim hujan. Pastikan untuk selalu mengikuti perkembangan cuaca dan menghindari perjalanan ke daerah rawan banjir saat musim hujan agar perjalanan tetap aman dan nyaman. Aplikasi seperti BMKG atau AccuWeather dapat membantu mendapatkan informasi cuaca secara real time sebelum berangkat ke Labuan Bajo. Dengan persiapan yang matang, pengalaman liburan tetap dapat menyenangkan meskipun di tengah musim hujan.
ADVERTISEMENT
2. Gempa Bumi
Sebagai wilayah yang berada di jalur pertemuan lempeng tektonik, gempa bumi merupakan bencana alam yang memiliki risiko tinggi terhadap kerusakan bangunan dan infrastruktur, serta berpotensi menelan korban jiwa. Menurut analisis BNPB, sebanyak 137 amenitas sektor pariwisata, termasuk hotel, restoran dan fasilitas publik berada dalam zona rawan gempa bumi.
Sebelum berwisata ke Labuan Bajo, penting bagi wisatawan untuk mengetahui jalur - jalur aman yang ditandai dengan rambu penunjuk arah menuju berbagai titik strategis sebagai titik kumpul evakuasi. Meskipun ketika sewaktu - waktu gempa terjadi akan diimbau oleh petugas setempat, wisatawan tetap dapat mengunduh aplikasi BMKG Info untuk memperoleh peringatan dini terkait aktivitas seismik di sekitar Labuan Bajo. Pastikan prosedur evakuasi darurat juga diketahui agar tidak perlu khawatir selama perjalanan.
ADVERTISEMENT
3. Tsunami
Tak jauh berbeda dengan gempa bumi, Labuan Bajo sebagai wilayah pesisir juga memiliki potensi tsunami mengingat mayoritas destinasi wisata berada di wilayah pesisir, bahkan pulau - pulau kecil yang berbatasan langsung dengan laut.
Pemerintah telah mengupayakan adanya simulasi evakuasi rutin untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan wisatawan, serta membangun shelter tsunami sebagai tempat perlindungan sementara bagi warga yang tidak dapat segera mencapai daerah tinggi. Memantau aplikasi Tsunami Early Warning System (TEWS) menjadi salah satu langkah yang dapat dilakukan wisatawan untuk mendapatkan informasi secara real time mengenai potensi tsunami di Labuan Bajo. Dengan begitu, wisatawan tidak perlu khawatir untuk berwisata setelah mengetahui langkah - langkah preventif dalam menghadapi risiko tsunami.
ADVERTISEMENT
Upaya Stakeholders dalam Mitigasi Risiko Bencana
Terlepas dari tiga potensi risiko bencana alam yang disebutkan diatas, seluruh pihak terkait perlu memahami bahwa risiko lain juga dapat terjadi sewaktu - waktu sehingga diperlukan pemahaman terhadap mitigasi bencana secara umum. Pemahaman ini tak hanya diperlukan oleh wisatawan, namun juga pengelola pariwisata setempat sebagai pihak yang berinteraksi langsung dengan wisatawan.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah melakukan upaya mitigasi lain dengan menggandeng Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dalam menyelenggarakan workshop untuk meningkatkan persepsi mengenai keselamatan dan keamanan berwisata bagi wisatawan melalui seluruh pemangku kepentingan pariwisata di Labuan Bajo pada Selasa (28/5/2024) di Kantor Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF).
Kegiatan workshop "Evaluasi dan Implementasi Protokol Keamanan dan Keselamatan di DPSP Labuan Bajo" (Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif)
Dengan kesadaran dan kesiapsiagaan semua pihak, baik pemerintah, pengelola wisata, wisatawan, dan masyarakat setempat, pengalaman berwisata akan terasa aman dan nyaman, sehingga wisatawan dapat menikmati keindahan Labuan Bajo dengan lebih tenang.
ADVERTISEMENT