Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Penerapan Akuntansi Syariah di Indonesia
9 November 2024 11:51 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Nadia Sabrina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sub : Tantangan yang Dihadapi Akuntansi Syariah di Indonesia
Akuntansi syariah menjadi bagian penting dalam sistem ekonomi Indonesia saat ini. Akuntansi syariah berbeda dengan akuntansi konvensional karena akuntansi syariah didasarkan pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai keislaman. Nilai-nilai keislaman menekankan pada keadilan, transparansi, dan kejujuran dalam praktik pengelolaan keuangan.
ADVERTISEMENT
Akuntansi syariah adalah proses akuntansi yang didasarkan pada prinsip-prinsip syariah dan nilai-nilai keislaman baik dalam proses akuntansi maupun dalam pengelolaan keuangannya. Akuntansi syariah dianggap sebagai konstruksi sosial masyarakat muslim guna menerapkan sistem ekonomi Islam.
Lembaga-lembaga keuangan syariah seperti bank syariah, asuransi syariah, dan obligasi syariah sangat membutuhkan sistem akuntansi syariah karena akuntansi syariah sesuai dengan prinsip-prinsip yang digunakan dalam lembaga keuangan syariah demi mencapai tujuan mereka.
Di Indonesia sendiri, akuntansi syariah telah banyak dipergunakan. Akuntansi syariah di Indonesia telah memiliki standarnya sendiri yaitu Standar Akuntansi Syariah (PSAK Syariah) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI).
Standar Akuntansi Syariah (PSAK Syariah) bertujuan untuk memberikan panduan dalam penyusunan laporan keuangan syariah. PSAK Syariah meliputi aturan pencatatan dan pelaporan untuk transaksi syariah seperti mudharabah, musyarakah, dan murabahah.
ADVERTISEMENT
Selain memiliki standarnya sendiri, akuntansi syariah di Indonesia juga memiliki Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI) dimana dewan ini berwewenang dan bertugas mengeluarkan fatwa terkait praktik keuangan syariah di Indonesia. Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga berperan dalam mengawasi pelaksanaan sektor keuangan syariah di Indonesia.
Penerapan akuntansi syariah di Indonesia telah banyak terlihat terutama dalam bidang bank syariah, pasar modal syariah, asuransi syariah, dan lembaga keuangan syariah lainnya.
1. Bank Syariah
Bank Syariah menerapkan proses atau akad-akad keuangan sesuai dengan syariat Islam seperti murabahah (jual-beli), mudharabah (bagi hasil), dan musyarakah (kerja sama). Dalam praktik laporan keuangannya, bank syariah menerapkan sistem bagi hasil dimana pendapatan didapatkan dari hasil mudharabah tidak dari bunga. Akuntansi syariah dalam hal ini berperan untuk memberikan panduan bagi bank syariah untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut sesuai dengan standar akuntansi syariah.
ADVERTISEMENT
2. Pasar Modal Syariah
Pasar modal syariah merupakan salah satu dari lembaga keuangan syariah. Pasar modal syariah adalah kegiatan di pasar modal yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai keislaman. Dalam hal ini akuntansi syariah berperan memastikan investasi dilakukan sesuai dengan prinsip syariah seperti tidak berinvestasi di sektor yang di haramkan. Akuntansi syariah juga dapat menyajikan dampak sosial perusahaan terhadap masyarakat.
3. Asuransi Syariah
Akuntansi syariah sangat berperan penting pada asuransi syariah. Akuntansi syariah digunakan untuk mencatat, mengelola, dan menyajikan informasi keuangan. Dalam bidang asuransi syariah, akuntansi syariah berperan untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas informasi keuangan. Lalu, akuntansi syariah juga berperan membantu mengelompokkan risiko terkait asuransi syariah. Dan akuntansi syariah juga berperan sebagai bahan pengambilan keputusan yang tepat dan akurat.
ADVERTISEMENT
Meskipun akuntansi syariah di Indonesia telah banyak diterapkan namun masih ada tantangan yang harus dihadapi oleh akuntansi syariah, seperti :
1. Kurangnya Pemahaman tentang Akuntansi Syariah
Akuntansi syariah di Indonesia merupakan sistem akuntansi yang baru dibandingkan dengan akuntansi konvensional. Sehingga pemahaman masyarakat terhadap akuntansi syariah masih cenderung kurang dan terbatas. Masih banyak perusahaan yang belum menerapkan sistem akuntansi syariah pada perusahaannya. Padahal sistem akuntansi syariah memiliki manfaat yang besar bagi perusahaan. Sosialisasi dan edukasi tentang akuntansi syariah masih perlu digalakkan agar sistem akuntansi syariah dapat diterapkan lebih luas lagi.
2. Kurangnya Sumber Daya Manusia yang Kompeten
Tantangan terbesar akuntansi syariah di Indonesia salah satunya adalah kurangnya tenaga profesional yang memahami dan memiliki keahlian di bidang akuntansi syariah. Meskipun sudah banyak lembaga-lembaga pendidikan yang menyediakan dan menawarkan program studi keuangan syariah, namun permintaan Sumber Daya Manusia (SDM) pada bidang ini lebih tinggi daripada ketersediaannya. Kekurangan SDM ini memengaruhi pelaporan keuangan syariah serta kepatuhan terhadap standar akuntansi syariah.
ADVERTISEMENT
3. Kompleksitas Regulasi dan Kepatuhan Ganda
Lembaga keuangan syariah tidak hanya harus patuh terhadap standar akuntansi syariah, tetapi juga harus mematuhi standar pelaporan keuangan konvensional. Hal ini membuat tantangan tersendiri bagi lembaga keuangan syariah, karena lembaga keuangan syariah harus mematuhi dua sistem regulasi berbeda. Hal ini memerlukan upaya yang kompleks dan ekstra dalam menjaga laporan keuangan agar tetap akurat dan sesuai dengan standar yang berlaku.
4. Keterbatasan Standar Internasional
Meskipun akuntansi syariah telah memiliki standarnya sendiri, tetapi standar ini masih belum sepenuhnya diadopsi di tingkat internasional. Dan, beberapa negara memiliki dan mengembangkan standar akuntansi syariah mereka sendiri yang berbeda dari standar akuntansi syariah di Indonesia. Hal ini menyebabkan kurangnya keseragaman yang menyebabkan tantangan bagi akuntansi syariah. Sebab perusahaan internasional membutuhkan pedoman yang seragam untuk mempermudah pelaporan .
ADVERTISEMENT
Akuntansi syariah telah menjadi bagian penting dalam sistem keuangan syariah di Indonesia dan telah menjadi landasan bagi lembaga keuangan syariah untuk menyusun laporan keuangan yang jujur, adil, dan transparan. Dengan adanya PSAK Syariah dan pengawasan dari lembaga DSN-MUI dan OJK, penerapan akuntansi syariah semakin berkembang di Indonesia.
Namun, penerapan akuntansi syariah masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk dalam hal pemahaman, standar, dan keterbatasan SDM. Untuk mengatasi ini, perlu upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan pelaku industri untuk mengembangkan akuntansi syariah serta memperkuat penerapannya dalam praktik bisnis sehari-hari. Di masa depan, dengan pengembangan lebih lanjut, akuntansi syariah diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi syariah dan menjadi standar yang diakui di tingkat internasional.
ADVERTISEMENT
---
Sumber:
1. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Standar Akuntansi Keuangan Syariah (PSAK Syariah).
2. Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), Fatwa DSN tentang Keuangan Syariah.
3. Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Laporan Keuangan Syariah di Indonesia.