Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Menjadikan Ramadhan sebagai Rumah
1 Mei 2021 5:37 WIB
Tulisan dari Moh dzaky Amrullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mengenal lebih jauh bulan suci Ramadhan tidak cukup hanya memaknainya dengan bulan diwajibkannya berpuasa, menahan lapar dan menahan haus saja. Ada sesuatu yang lebih dalam dan harus dipahami dalam memaknai bulan suci Ramadhan ini.
ADVERTISEMENT
Sama halnya seperti ketika sedang mengadakan rapat dalam suatu ruangan tertutup, selang beberapa jam ternyata pintu yang seharusnya tertutup ada yang membukanya, lalu para peserta rapat kemudian memperhatikan orang yang membuka pintu itu dan mengalihkan perhatiannya dari pembicara pada orang yang terlambat tersebut.
Perhatian seharusnya tetap tertuju pada pembicara di rapat tersebut bukan pada peserta yang terlambat. Bulan suci Ramadhan sama seperti itu, ada hal yang sangat penting dan tidak bisa diabaikan, tidak boleh teralihkan pada hal-hal yang kurang bermanfaat.
Ibaratkan sebuah rumah, maka bulan suci Ramadhan adalah rumah yang banyak memiliki kamar. Banyak pintu kamar yang harus dibuka dan dirasakan bagaimana menempati kamar itu.
Memang kamar yang terbesar adalah kamar puasa dan itu harus dimasuki oleh setiap orang yang sudah masuk kategori layak memasuki kamar ini. Namun kita juga tidak bisa meninggalkan kamar-kamar yang lain.
ADVERTISEMENT
Membaca al-Qur’an juga merupakan kamar yang harus dimasuki, jangan sampai karena melaksanakan ibadah puasa lantas lupa dengan membaca al-Qur’an. Bulan suci Ramadhan juga bulan Qur’an, unzila fihi al-Qur’an, diturunkan didalam bulan itu al-Qur’an.
Lalu ada pintu sedekah, pintu shalat malam, dan banyak pintu yang sama pentingnya untuk diperhatikan selain berpuasa.
Rumah yang seharusnya indah, jangan sampai kosong tanpa adanya kamar-kamar dan ruangan-ruangan, jangan sampai terbiarkan berantakan, jangan sampai dibiarkan tak enak dipandang jika ada tamu yang masuk.
Hiasilah rumah dan kamar-kamar itu dengan banyak berbuat baik, jangan kotori rumah yang sudah indah dibangun dengan perbuatan yang tak terpuji, jagalah rumah itu dengan sebaik-baik penjaga yaitu iman, ajaklah banyak tamu ikut menikmati rumah itu, dan yang paling penting adalah jadikan rumah itu benar-benar milik kita.
ADVERTISEMENT