Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Suka Duka Anak Bungsu
24 Mei 2021 17:14 WIB
Tulisan dari Nadila Fitriani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sebagian orang beranggapan bahwa anak terakhir atau sering disebut dengan anak bungsu adalah anak yang sering manja. Faktanya, ini belum tentu demikian. Terkadang, anak bungsu sering menggunakan nama lain yang mungkin membuat anak tidak nyaman. Namun stigma ini sepertinya sulit untuk dihilangkan karena sudah melekat pada anak bungsu. Jadi, nama panggilan apa yang paling sering dijuluki? Benar atau salah?
ADVERTISEMENT
Anak bungsu merupakan anak terakhir dari sepasang orang tua. Jadi, anak bungsu bisa disebut anak yang termuda di antara keluarganya. Pastinya setiap orang memiliki pandangan yang berbeda dengan kehidupannya masing-masing, begitu juga dengan anak bungsu. Anak bungsu pasti identik dengan anak yang paling manja atau masih sering dianggap sebagai anak kecil oleh anggota keluarganya. Jadi, anak bungsu memang menyenangkan, tetapi adakalanya tidak selalu menyenangkan bagi saya.
Saya merupakan anak bungsu dari 2 bersaudara di keluarga saya. Menurut saya, menjadi anak bungsu memiliki sisi suka dan dukanya. Pertama, yaitu selalu mendapat perhatian dari orang tua. Hal ini membuat saya bersyukur menjadi anak bungsu karena selalu diberikan perhatian oleh orang tua saya, dari perhatian yang kecil hingga perhatian yang besar. Akan tetapi, di lain sisi orang tua menjadi lebih protektif terhadap anaknya, seperti yang saya rasakan ketika saya berpergian keluar rumah dengan teman-teman, terkadang orang tua saya membatasi waktu saya untuk keluar rumah.
ADVERTISEMENT
Kedua, selalu dinilai sebagai anak yang manja. Anak bungsu terkadang dianggap sebagai anak yang tidak bisa melakukan apa-apa secara mandiri atau anak yang mengandalkan bantuan orang lain. Padahal, tidak selamanya anak bungsu seperti itu. Adakalanya sebagai anak bungsu, saya juga bisa mandiri seperti kakak dalam menjalani kehidupan saya.
Ketiga, yaitu anak bungsu bisa mencoba atau meminjam barang kakaknya. Hal ini menyenangkan bagi saya, karena saya bisa mendapatkan barang yang saya inginkan tanpa perlu mengeluarkan uang. Seperti halnya, bila saya meminjam baju dan tas kepada kakak saya, pastinya selalu dipinjamkan atau bahkan tidak jarang diberikan barangnya untuk saya, apalagi saya merupakan adik satu-satunya.
Keempat, dicintai oleh semua orang. Keuntungan menjadi anak bungsu adalah menjadi anak kesayangan dalam keluarga. Ayah dan Ibu selalu memanjakanku. Tidak seperti kakak yang mungkin jarang dimanjakan atau disayangi seperti saya. Semua itu terjadi, mungkin karena kakak diminta menjadi panutan dewasa bagi adik-adiknya. Belum lagi jika saya sakit, saya akan menjadi seperti seorang ratu. Kakak, Ayah, dan Ibu saya semuanya memberikan perhatian yang besar. Bagaimanapun, itu benar-benar "anak emas".
ADVERTISEMENT
Kelima, orang yang selalu disuruh. Ini yang paling intim. Sebagai anak bungsu, saya sering menghadapi situasi ini. Namanya yang terkecil, dan dia harus siap menjadi utusan saudara, Ibu dan Ayah. Saya pernah disuruh berbelanja di warung, pasar, atau supermarket. Nah, sebagai anak bungsu dalam keluarga, saya hanya bisa menunggu dengan sabar. Setidaknya jika ada uang tambahan, saya akan segera mengambilnya. Kadang-kadang, saya langsung meminta saudara, Ibu, dan Ayah saya untuk meminta uang sebagai imbalan atas kerja keras.
Seperti itulah suka duka saya menjadi anak bungsu. Walaupun dianggap manja saya tetap bisa mandiri dengan kemampuan diri saya. Mungkin beberapa pernyataan di atas terdengar familiar. Mengenai benar atau salahnya pernyataan di atas, bergantung pada sudut pandang setiap orang. Jadi, tidak perlu diperdebatkan.
ADVERTISEMENT