Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perubahan Nilai, Tujuan dan Pola Pengambilan Keputusan Keluarga di Masa Pandemi
23 Mei 2022 15:13 WIB
Tulisan dari Nadin Annisa Nurafni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penulis: Nadin Annisa Nurafni, Rizki Alifian Alwi, dan Alya Nisa’ Puspita Sari
Dosen Pengampu: Dr. Megawati Simanjuntak, S.P., M.Si. dan Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA.
ADVERTISEMENT
Pandemi Coronavirus Disease atau COVID-19 telah banyak mengubah tatanan kehidupan sosial umat manusia. Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak dalam sektor skala negara, melainkan juga pada sektor dalam skala kecil seperti keluarga. Pandemi COVID-19 menyebabkan krisis multidimensi. Bermula dari tragedi kemanusiaan yang menyebabkan kecemasan manusia terhadap kesehatan, meluas kepada sektor ekonomi, industri, pendidikan, keagamaan, pemerintahan, serta pangan.
Sesuai anjuran World Health Organization (WHO), pemerintah membuat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mengurangi penyebaran COVID-19. Selain itu, ada kebijakan baru yaitu diam di rumah atau stay at home untuk mengurangi perkumpulan yang menjadi penyebab cepatnya penularan virus antar manusia.
Kebijakan mengenai bekerja dari rumah atau work from home (WFH) menyebabkan unit terkecil dalam masyarakat (keluarga) mengalami banyak perubahan nilai, tujuan, dan pola pengambilan keputusan dalam kesehariannya. Contoh perubahan nilai yang terjadi yaitu produktivitas. Rutinitas keseharian yang dilakukan setiap anggota keluarga sebelum dan saat pandemi tentu saja mengalami beberapa perbedaan.
ADVERTISEMENT
Misal seorang ibu dalam suatu keluarga dinilai produktif apabila melakukan semua kegiatan rumah dengan baik, seperti mencuci, belanja di pasar, memasak, jalan-jalan sore menyapa tetangga, olahraga di luar rumah, dan mengikuti arisan. Sebelum adanya pandemi COVID-19 semua kegiatan itu masih dapat dilakukan dengan maksimal karena belum adanya kebijakan PSBB. Saat pandemi terjadi, kegiatan berbelanja di pasar dan olahraga di luar rumah perlu dihindari atau diganti dengan alternatif lain. Kegiatan yang dirasa kurang diperlukan dapat dikurangi skalanya atau bahkan dihilangkan dari rutinitas.
Terdapat beragam kegiatan yang dapat dilakukan bersama antara orang tua dan anak selama pandemi ini berlangsung, seperti membersihkan rumah, memasak, bermain, beribadah, dll. Momen ini memberikan kesempatan bagi orang tua dan anak untuk mempererat ikatan (bonding) satu dengan lainnya, sejalan dengan hal ini UNICEF, (2020) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa cara agar para orang tua dapat membantu proses pengasuhan di masa pandemi ini, salah satunya adalah dengan membuat waktu yang berkualitas bersama dengan anak, contohnya untuk anak usia TK adalah dengan melibatkan anak dalam pekerjaan rumah seperti membersihkan rumah atau memasak, hal tersebut bisa dijadikan permainan yang seru. Pada titik ini, orang tua berperan sebagai pengembang berbagai kegiatan yang bisa dilakukan bersama dengan anak.
ADVERTISEMENT
Kualitas waktu yang dimiliki orang tua dan anak selama masa pandemi dapat dimanfaatkan untuk membangun kebersamaan antar anggota keluarga. Kebersamaan orang tua dengan anak sangat diperlukan karena mereka yang memahami akan tingkatan perkembangannya serta hal-hal yang mereka dibutuhkan, kebersamaan dengan anak dimulai sejak anak belum lahir hingga mereka remaja dengan disesuaikan kebutuhan dari masing-masing anak. Kesibukan sehari-hari sering mengakibatkan waktu bersama anak menjadi terbatas. Bahkan di hari libur, ketika semua anggota keluarga berkumpul, masing-masing sibuk dengan aktivitasnya. Dengan demikian peran orang tua sebagai pengembang kegiatan dapat dilakukan bersama dengan melibatkan anak-anak dalam menentukan variasi kegiatan yang akan dilakukan sehingga anak-anak terhindar dari perasaan jenuh dan bosan.
Orang tua harus saling membantu satu sama lain, bersama dengan anak, kemudian mengajak anak agar berpartisipasi dalam pekerjaan rumah, seperti membereskan mainan, membereskan tempat tidur, menyiram tanaman, dan lain-lain. Dengan melakukan kegiatan bersama dengan anak selain mengusir kebosanan juga dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan baru kepada anak.
ADVERTISEMENT
Pola pengambilan keputusan dapat dipengaruhi oleh beberapa perubahan yang lebih kecil. Perubahan selalu terjadi di setiap individu dalam kehidupan yang ada. Hal yang terjadi tidak selalu terasa dan lebih sering terjadi begitu saja. Gerak perubahan yang tidak terasa dapat dikatakan sebagai evolusi. Evolusi ini menjadikan masyarakat dari yang sederhana beralih ke masyarakat yang lebih modern. Perubahan yang ada dalam masyarakat dapat dikatakan sebagai hal selalu ada dan melekat pada masyarakat.
Perubahan yang memengaruhi suatu pola pengambilan keputusan beragam seperti perubahan perilaku, perubahan lingkungan, dan perubahan ekonomi. Dalam hal ini perubahan ekonomi adalah suatu perubahan yang dikenal sebagai transformasi struktural. Hal ini dapat memengaruhi juga perubahan dari perubahan lainnya. Perubahan struktur ekonomi akan mempengaruhi perubahan perilaku dan sosial yang ada. Adanya pengaruh tersebut dapat mengubah dan pikiran dalam pola pengambilan keputusan sesuai dengan keadaan perubahan di sekitar. Oleh karena itu, pola dari pengambilan keputusan juga dipengaruhi faktor-faktor perubah di sekitar.
ADVERTISEMENT
Keadaan dari keluarga tergantung juga kepada apa yang ada dalam keluarga tersebut. Masing-masing anggota keluarga memiliki peran yang berbeda. Fungsi orang tua sebagai power and control, keluarga sebagai communication system, serta peran orang tua untuk dapat membangun relasi yang lebih intim terhadap keluarganya merupakan 3 faktor yang penting dalam menentukan pola pengambilan keputusan. Peran yang berbeda dapat mencegah adanya kasus karena dapat menentukan perubahan yang ada di sekitarnya. Salah satu kasusnya adalah keputusan anak yang memilih untuk menikah muda ataupun bercerai adalah suatu bentuk pola pengambilan keputusan yang ditentukan akibat adanya faktor lingkungan sekitarnya seperti orang tua yang kurang perhatian dan tindak perceraian orang tua.
Kasus yang banyak terjadi mulai dari perceraian, pengangguran, pendidikan, dan yang lainnya bisa saja dipengaruhi dari dalam keluarga itu sendiri. Banyaknya waktu yang dihabiskan bersama keluarga di masa pandemi menyebabkan seluruh kegiatan dan kebiasaan berubah seiring berjalannya waktu. Peran orang tua yang merupakan power and control dalam keluarga akan menuntun ke mana arah dari tujuan keluarga. Peran itu juga yang akan memengaruhi anak untuk bersikap baik atau buruk dimasa mendatang akibat dari penanaman nilai dari orang tua.
ADVERTISEMENT
Kebiasaan yang ada di dalam keluarga juga didorong oleh peran orang tua. Keadaan di rumah yang harmonis dapat diciptakan dari peran orang tua sebagai communication system. Komunikasi di dalam keluarga memengaruhi dari emosi yang ada di keluarga. Kurangnya komunikasi dapat menyebabkan konflik di dalam keluarga. Adanya komunikasi dalam keluarga dapat menyelesaikan konflik dan permasalahan di dalam keluarga dengan. Selain itu, komunikasi yang baik juga menjadi pendidikan yang baik bagi anak untuk ke depannya.
Orang tua juga banyak memengaruhi hubungan yang lebih intim di keluarga. Dampak dari pandemi yang mengubah kebiasaan menjadi melakukan pekerjaan lebih sering dari rumah juga dapat memengaruhi hubungan yang ada di keluarga. Keluarga dapat menjadi lebih dekat atau semakin menjauh tergantung dengan pengambilan keputusan dalam keluarga yang tepat. Selain dengan adanya komunikasi yang baik, menjaga hubungan keluarga dengan lebih dekat akan memengaruhi juga sebuah pola pengambilan keputusan yang ada selama masa pandemi ini.
ADVERTISEMENT