Inti Permasalahan Stunting : Mengupas Realitas Indonesia

Nadine Kaylee Winata
Siswi dari SMA Citra Berkat Tangerang
Konten dari Pengguna
16 Januari 2024 5:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nadine Kaylee Winata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia dikenal dengan kedudukannya dalam memiliki populasi manusia peringkat ke-4 terbanyak di seluruh dunia. Hal ini membuat Indonesia tidak dapat jauh akan risiko keterlibatan dalam berbagai macam masalah yang kian muncul dalam kehidupan masyarakat setiap harinya. Salah satu masalah yang telah menjadi titik fokus Indonesia dalam beberapa tahun ini adalah Stunting. Lantas, apa yang melatarbelakangi terjadinya permasalahan yang kian marak ini? Dan apakah Indonesia sudah berhasil untuk menanganinya dengan baik?
ADVERTISEMENT

Mengurai Dampak Luas Stunting

Pexels/Nappy
Stunting merujuk kepada kondisi dimana pertumbuhan fisik anak tidak normal, dimana anak akan tumbuh dengan kondisi tubuh yang lebih pendek dari standar usia anak pada umumnya. Dampak dari stunting ini sangatlah serius karena tidak hanya memiliki pengaruh kepada kesehatan sang anak, namun juga pada pendidikan dan ekonomi.
Dari sektor pendidikan, anak akan lebih sulit mengikuti serta menyerap pelajaran yang ada karena terganggunya perkembangan kognitif mereka. Pertumbuhan sel-sel neuron anak akan perlahan terhambat sehingga mengganggu cara mereka memecahkan suatu masalah, menciptakan ide, atau bahkan dalam berpikir sekalipun.
Dari sektor ekonomi, anak yang mengalami stunting cenderung memiliki kemampuan dan produktivitas yang lebih rendah saat mereka beranjak dewasa. Dampak ini menjadi signifikan saat mereka memasuki dunia kerja, mengharuskan mereka untuk mendapatkan perhatian khusus agar dapat mengoptimalkan potensi kerja mereka.
ADVERTISEMENT

Realitas Indonesia Menyajikan Permasalahan Stunting

Pexels/Mehmet Turgut Kirkgoz
Tercatat oleh statistik PBB 2020, 6,3 juta anak di Indonesia dalam rentang umur 1-5 tahun telah mengalami fenomena stunting. Mengupas realita, hal ini dapat terjadi akibat lemahnya Indonesia dalam menangani permasalahan stunting yang ada. Tingkat kemiskinan yang masih menjalar di Indonesia menjadi salah satu faktor penyebab persistensi fenomena stunting di Indonesia. Kemiskinan membuat adanya ketidaksetaraan dalam ekonomi masyarakat, sehingga banyak dari masyarakat Indonesia tidak mendapatkan akses asupan gizi serta pelayanan kesehatan secara penuh dan seimbang.

Upaya Penanganan Indonesia terhadap Stunting

Pexels/Karolina Grabowska
Kini, Indonesia sudah lebih terjaga akan maraknya fenomena stunting ini. Telah dilakukan beberapa strategi bahkan program oleh pemerintah Indonesia dalam mengatasi masalah stunting di Indonesia, antara lain : Program Keluarga Harapan (PKH) yang memberikan bantuan kepada keluarga yang kurang mampu dalam memenuhi gizi dan kesehatan anak. Terdapat juga target yang ditetapkan pemerintah, dimana sebanyak 100 kota di Indonesia menjadi prioritas dalam intervensi stunting.
ADVERTISEMENT
Dengan program dan strategi yang dilakukan pemerintah, telah terjadi penurunan angka stunting di Indonesia sebesar 6,4% selama 4 tahun terakhir. Penurunan yang terjadi menghadirkan kesuksesan dalam mengubah paradigma kesehatan anak. Pemerintah Indonesia terus menargetkan penurunan angka stunting setiap tahun, dengan harapan mencapai angka 14% pada akhir tahun 2024.
Meskipun penurunan angka stunting telah terjadi, namun pentingnya untuk terus bergerak maju dalam upaya mengatasi permasalahan stunting. Dengan kesadaran yang semakin meningkat serta upaya penanggulangan yang telah dilakukan, diharapkan masyarakat dapat aktif untuk mengikuti sesuai arahan. Semua ini dilakukan sehingga Indonesia dapat meraih kemajuan yang lebih konkrit dalam meningkatkan kesehatan dan masa depan para generasi penerus.