Konten dari Pengguna

Kampung Wisata Kali Code Jetisharjo: Revitalisasi Hampir Terhenti?

Nadine Nabila
Mahasiswa S1 Pariwisata UGM
18 Juni 2024 7:05 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nadine Nabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kampung Wisata Kali Code Jetisharjo, Juni 2024. (Foto ; dok. Nadine Nabila)
zoom-in-whitePerbesar
Kampung Wisata Kali Code Jetisharjo, Juni 2024. (Foto ; dok. Nadine Nabila)
Kampung Wisata Kali Code Jetisharjo, Juni 2024. (Foto ; dok. Nadine Nabila)
zoom-in-whitePerbesar
Kampung Wisata Kali Code Jetisharjo, Juni 2024. (Foto ; dok. Nadine Nabila)
ADVERTISEMENT
Sungai Code, mengalir sepanjang 41 kilometer membelah Kota Yogyakarta. Sungai ini berhulu di Sungai Boyong yang bersumber dari mata air Gunung Merapi dan berakhir di muara yang menyatu dengan Sungai Opak. Area permukiman di Kampung Code dulunya adalah lahan hijau. Karena lokasinya yang strategis, terletak di pertemuan tiga pasar besar di Kota Yogyakarta – Pasar Beringharjo, Pasar Kranggan, dan Pasar Demangan – bantaran Sungai Code seringkali dimanfaatkan sebagai tempat tinggal sementara oleh orang-orang yang bekerja di sana. Seiring berjalannya waktu, lahan hijau tersebut mengalami transformasi menjadi permukiman kumuh.
ADVERTISEMENT
Pemukiman kumuh yang awalnya menjadi profil dari kampung ini seketika berubah sejak diadakannya revitalisasi di bantaran Sungai Code. Disulap menjadi tempat wisata edukatif, menyediakan berbagai kegiatan menarik, seperti jelajah kampung, sekolah sungai, workshop eco stamping, pasar minggon, dan lainnya – digagas oleh seorang inisiator dan pegiat Pemerti Code, yaitu Totok Pratopo. Proses ini tidak hanya sekadar memperbaiki infrastruktur fisik, tetapi juga membangun kesadaran akan pentingnya lingkungan dan kebersihan di masyarakat sekitar.
Kampung Wisata Kali Code Jetisharjo, Juni 2024. (Foto ; dok. Nadine Nabila)
Proses revitalisasi dilakukan sejak tahun 2000an, dan program pengentasan kemiskinan perkotaan (PNPM) melatarbelakangi proses revitalisasi tersebut. Dulu program ini dibagi menjadi dua klaster yaitu pembangunan infrastruktur dan pariwisata, kawasan Code ditrigger oleh PNPM sebagai kampung wisata.
Jika dilihat secara fisik, proses revitalisasi kampung ditandai dengan difungsikannya sarana prasarana seperti toilet, wastafel, track sepeda dan pembenahan talud. Kemudian diikuti dengan perbaikan ruang terbuka hijau dan penataan pemukiman. Seluruh fasilitas dan sarana yang ada dapat digunakan dengan semestinya meskipun dengan kondisi fisik yang kurang terawat ditandai dengan kotoran yang menempel pada fasilitas yang ada.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dikatakan Totok Pratopo selaku pengajar sekolah sungai, proses revitalisasi lebih difokuskan ke sungai, jadi penekanannya mengarah pada perkampungan sungai. Sungai diusahakan memiliki daya dukung dan kampung yang sudah ada ditata baik segi penataan fisik, sumber daya manusia dan sumber daya ekonomi yang mengedepankan 4 pilar utama seperti bina manusia, bina lingkungan, bina ekonomi dan bina budaya.
Kampung Wisata Kali Code Jetisharjo, Juni 2024. (Foto ; dok. Nadine Nabila)
Kampung Wisata Kali Code Jetisharjo, Juni 2024. (Foto ; dok. Nadine Nabila)
Proses revitalisasi didukung oleh beberapa pihak seperti pemerintah, dinas, akademisi dan swasta dalam kurun waktu tertentu dalam berbagai bentuk perijinan, kebijakan regulasi yang memudahkan dan program CSR dari pihak swasta. Perusahaan Nippon Paint pada 2021 memberikan support agar masyarakat mampu berkreasi. Program ini didukung dengan pembagian cat berwarna biru dan putih di seluruh kampung agar tercipta Santorini khas Jogja. Namun, program CSR tidak selalu berjalan secara berkesinambungan seperti harapan warga. Keluhan dari warga seperti cat sudah tidak terawat, sudah aus karena hujan panas sehingga tampak kusam dan warga berinisiatif mengganti warna suka-suka dan jadilah warna random yang merubah karakteristik awal.
ADVERTISEMENT
Kampung Wisata Kali Code Jetisharjo, Juni 2024. (Foto ; dok. Herdien Hari)
Secara finansial, dampak revitalisasi belum dirasakan oleh semua warga Kampung Wisata Kali Code Jetisharjo, tetapi dari sisi yang lain, secara immateri, dampaknya signifikan– dikenal oleh perusahaan yang berada di sekitar dengan memperoleh CSR, dikenal oleh instansi pemerintah, LSM, dunia pendidikan, maupun kampung lainnya dijadikan referensi untuk mengadopsi hal yang sama. Revitalisasi membutuhkan rentangan tangan bersama, baik dari generasi muda maupun yang lainnya, media sosial bisa digunakan sebagai media promosi sehingga nilai plus akan diperoleh sesuai dengan harapan warga.
ADVERTISEMENT