Konten dari Pengguna

Dimanja 7 Tempat Wisata di Malang Bersama Kumparan dan 3M Post-It Indonesia

29 Agustus 2018 23:04 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nadira Aliya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Untuk saya, cah kerjo yang sedari hari Senin hingga Jumat berkutat dengan tumpukan pekerjaan, saat-saat akhir pekan yang panjang (long weekend) adalah saat-saat yang paling ditunggu. Beruntung, beberapa waktu yang lalu, ketika kumparan mengadakan sebuah kompetisi menulis yang kemudian saya ikuti, nama saya keluar sebagai pemenangnya. Hadiahnya tak tanggung-tanggung, perjalanan 3 hari 2 malam di kawasan Batu, Malang, dan Bromo.
ADVERTISEMENT
Awalnya, saya biasa-biasa saja, sebab sebelumnya, saya pernah mengunjungi beberapa tempat yang masuk dalam itinerary perjalanan tersebut. Namun, tentu saja, kali kedua datang ke tempat yang sama, tidak pernah rasa samanya. Kali pertama mungkin akan mencipta decak kagum dan kegembiraan tersendiri, tapi kali kedua dan seterusnya juga bisa lebih seru dan mendebarkan (bukan curhat masalah percintaan, serius!)
Seandainya saya diberikan lagi kesempatan untuk tur Bromo-Batu-Malang, saya nggak akan nolak! Saya masih mau mencoba berbagai makanan yang belum sempat saya cicipi, datang ke berbagai tempat yang menenangkan pikiran, dan mencoba berbagai hal-hal ekstrim (termasuk paralayang) karena memang tiga hari itu seperti kurang rasanya jika ingin mengunjungi banyak tempat tanpa terburu-buru dan sambil dinikmati. Oh ya, saya kemarin pergi dengan satu orang pemenang lainnya, Syara Auliaa yang juga rajin menulis di kumparan. Kami berdua saja, ditambak Pak Purwanto, driver sekaligus tour guide di berbagai tempat yang kami kunjungi.
ADVERTISEMENT
Penasaran tempat-tempat menarik di kawasan Malang-Batu-Bromo? Kalau punya rencana berlibur 3 hari 2 malam, tempat-tempat ini sudah pasti harus masuk list!
1. Jatim Park 2
Saya dan Syara baru berkenalan ketika pagi 17 Agustus saya mendarat di Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang. Itu kali ketiga saya mengunjungi kota apel yang dingin itu. Dengan pemandangan orang-orang yang sedang upacara tujuh belasan di sepanjang jalan hari itu, kami beranjak ke tujuan pertama, Jatim Park 2. Saya rasa sih, Jatim Park 2 memang sengaja dipilih masuk dalam itinerary, karena dibandingkan dengan Jatim Park 1, tempat ini menawarkan lebih banyak wahana untuk bermain, apalagi jika datang bersama keluarga dan anak-anak. Dan lagi, yang kedua tidak selalu lebih buruk dari yang pertama, seperti pengalaman hidup (tidaak, saya masih tidak curhat masalah percintaan!). Kami sempat melewati tempat dengan plang besar tulisan "Jatim Park 3", dan ketika bertanya pada Pak Pur, tempat tersebut masih dalam proses pembangunan. Mungkin akan lebih canggih lagi nantinya ketika selesai.
Bisa ngapain aja disini? Kalau beli tiket terusan, kita bisa masuk ke berbagai wahana hewan dan wahana bermain. Oh ya, Jatim Park 2 ini nama lainnya adalah Batu Secret Zoo. Banyak sekali hewan yang bisa kita perhatikan tingkahnya. Yang paling menarik, di zona Aquarium, ada spot untuk berfoto di belakang aquarium, sedemikian rupa sampai-sampai rasanya pengunjung terasa berada di dalam aquarium. Zona aquarium ini juga cantik sekali, lampu berwarna-warni disusun dengan begitu apiknya. Mungkin bisa dikatakan bolehlah cukup bersaing dengan Jakarta Aquarium.
Selain aquarium, Batu Secret Zoo juga punya zona lainnya untuk hewan yang dikelompokkan berdasarkan jenis dan habitatnya. Oh ya, tak perlu khawatir terlewat satu zona tertentu, sebab rute pengunjung sudah didesain sedemikian rupa, sehingga hanya ada satu jalan dari pintu masuk menuju pintu keluar, yang melewati seluruh zona fauna. Jadi mau tak mau, pengunjung pasti melewati semua zona. Memang agak lelah ketika sampai di pintu keluar, namun dengan udara Batu yang sejuk, jalan kaki tak begitu membuang banyak keringat.
2. Taman Langit Paralayang
ADVERTISEMENT
Sedari Jatim Park 2, kami kemudian diarahkan menuju Taman Langit. Tempat ini jauh di atas Jatim Park 2, sehingga lebih dingin udaranya. Disinilah sebetulnya pengunjung bisa melihat kota Batu dan Malang dari atas. Kalau berfoto, sedikit banyak pasti ada juga atlet paralayang yang sedang terjun ke bawah! Saya sebetulnya ingin sekali mencoba paralayang, hanya saja ternyata tak masuk dalam paket tur kami.
Pak Pur, driver kami yang sungguh sabar juga bercerita, bahwa atlet paralayang di sini jauh lebih terlatih dibandingkan tentara. Kuncinya, mereka latihan setiap hari! Pendaratan mulus sudah jadi kebiasaan sehari-hari. Oh ya, untuk pemula, pengunjung bisa merasakan sensasi terbang dengan didampingi satu profesional paralayang. Waktu saya ke tempat ini, banyak yang terbang sambil mengibarkan bendera merah putih karena momen kemerdekaan. Next time kesini, saya pasti coba!
ADVERTISEMENT
3. Bromo Tengger Semeru
Kalau ditanya yang paling berkesan selama 3 hari, tentu saja jawabnya Bromo! Rasa cinta sama Indonesia rasanya berkali lipat bertambah ketika sampai di tempat yang bagaikan tidak di Indonesia ini. Sudah, habis kata-kata saya, bagaimana mendeskripsikan tempat cantik di bawah ini?
4. Museum Angkut
Cari tempat instagrammable untuk stok foto-foto feed media sosial? Ini dia tempatnya. Di sini, pengunjung bisa bergaya sambil mengagumi berbagai kendaraan antik yang dimuseumkan. Kebanyakan memang tidak boleh dinaiki dan tentu tidak bisa disetir untuk jalan, tapi sungguh mobil dan kendaraan lain yang seperti mainan dalam bentuk besar ini menarik sekali untuk dikunjungi.
Ketika disebut museum, jangan buru-buru membayangkan tempat sepi yang horor dan jauh dari keramaian. Museum Angkut ini amat sangat modern, ramah pengunjung dan ramah kamera. Saya dan Syara sempat mencoba masuk ke replika pesawat presiden. Ada juga zona-zona yang dibuat seperti di negara asing, dari mulai kota seperti Berlin, Paris, hingga bahkan ada zona tersendiri yang dibangun layaknya istana kerajaan Inggris.
ADVERTISEMENT
5. Coban Rondo
Suara riuh air terjun selalu bisa membuat saya terdiam, memejamkan mata sejenak, dan merasakan udara dengan kesadaran penuh. Mindfulness, istilahnya. Walau sebelumnya sudah menjajal berbagai air terjun di Bogor dan Kabupaten Bandung, Coban Ronda saya akui punya pesonanya tersendiri dengan tebing-tebing yang mengelilinginya.
Dalam bahasa Jawa, saya tahu coban artinya air terjun. Berbekal rasa penasaran, saya tanya Pak Pur arti kata rondo. Ternyata artinya adalah "janda". Pak Pur kemudian cerita, bahwa Coban Rondo ini punya legenda tersendiri. Konon katanya, dahulu kala ada seorang wanita yang cantik jelita yang hidup di daerah ini. Datanglah pria yang menaruh hati kepadanya, padahal sang wanita sudah bersuami. Pria tersebut dan suami sang wanita kemudian bertengkar memperebutkan sang wanita, namun akhirnya sang suami tewas. Menjadi janda, karena sering menangis kemudian muncullah air terjun Coban Rondo ini. Pak Pur bilang, pengantin yang baru menikah sebetulnya pamali untuk datang ke tempat ini, mengingat legenda tersebut. Tapi karena banyak yang tak tahu, jadi tetap banyak pasangan muda yang datang ke Coban Rondo.
ADVERTISEMENT
Sebetulnya ada yang menarik lagi dari air terjun ini. Jika sudah siang, akan turun monyet-monyet yang jumlahnya bisa ratusan. Iya, turun dari atas tebing air terjun ini, dekat-dekat dan tidak takut sama pengunjung. Ini sebetulnya lagi-lagi Pak Pur yang cerita, kami percaya saja sebab kami datang saat masih pagi waktu itu. Siapapun yang ingin berkunjung ke Coban Rondo siang hari, tahan dulu hasrat untuk membeli brokoli goreng tepung ukuran jumbo atau gorengan apapun ketika akan memasuki area air terjun jika tak ingin makanan dicuri para monyet yang jahil dan bernyali.
6. Cafe Sawah
Kalau di Bandung ada Sapu Lidi dengan konsep makan di sawah, maka kota Batu punya saingannya, yakni Cafe Sawah, tempat pengunjung bisa merasakan suasana sawah sekaligus makan kecil dan minum cantik. Ini sebetulnya tidak ada di rundown kami, hanya saja Syara yang tinggal di Malang penasaran sekali dengan tempat yang akhir-akhir ini menjadi obrolan warganet. Kami sampai rela mengeluarkan kocek tersendiri untuk tiket masuk yang memang tidak mahal-mahal amat, yang bahkan bisa ditukar dengan minuman untuk dinikmati di area cafe.
Batu yang memiliki kondisi geografis di dataran tinggi memang cocok berkembang dengan tempat wisata sejenis ini. Udara yang bersih, dingin sejuk dengan angin sepoi-sepoi, sudah pasti mengundang para wisatawan mengunjungi tempat ini. Walaupun di luar ruangan, tak perlu khawatir kepanasan. Yang ada pengunjung malah butuh jaket untuk menghangatkan diri jika datang di pagi hari seperti saya.
ADVERTISEMENT
7. Wisata Petik Apel Malang
Ke kota apel memang belum lengkap rasanya sebelum menjajal sendiri petik apel. Di hari terakhir, kami diajak Pak Pur untuk pergi ke kebun warga yang dipenuhi pohon apel. Kami bebas memetik sebanyak-banyaknya, kemudian setelah selesai akan ditimbang untuk ditentukan harganya. Sementara, jika apel dimakan langsung di kebun, kami tidak dikenakan biaya sama sekali.
Apel malang ini memang amat khas rasanya. Tak manis sepenuhnya, ada sedikit rasa asam yang menyegarkan namun tanpa rasa sepat sama-sekali. Ada buah apel yang berwarna hijau dengan semburat merah cantik, ada juga yang berwarna hijau terang polos. Dari segi rasa, kedua jenis ini rasanya sama saja sebetulnya, tapi saya lebih senang memetik apel-apel dengan semburat merah, sementara Syara lebih mementingkan ukuran apel yang besar untuk dipetik.
ADVERTISEMENT
Demikianlah catatan perjalanan saya di Malang. Suatu kali, Agustinus Wibowo, penulis kreatif perjalanan traveling yang bukunya laris itu, pernah mengatakan dalam sebuah seminar, bahwa ketika ia mengunjungi suatu tempat, maka ia akan betul-betul membuka seluruh indera untuk bisa mengenali kebudayaan lain yang berkembang di tempat tersebut. Setiap penjelajah mestinya pergi dengan sebuah rasa penasaran dan kemudian mencari jawabnya sepanjang perjalanan.
Untuk saya, berkenalan dan beradaptasi dengan teman baru tak pernah mudah. Untungnya Syara amat supel dan mudah nyambung dengan orang lain. Siapa yang tidak semangat punya teman perjalanan yang selalu membuat ceria suasana? Apalagi dia juga ahli mengambil gambar dengan konsep estetika. Kalau ada yang lihat foto-foto perjalanan saya ke Malang kemarin di media sosial, itu semua Syara yang mengambil gambarnya. Saya sungguh belajar banyak darinya tentang mengambil foto yang bagus :D
ADVERTISEMENT
Last but not least, saya mau berterima kasih lagi pada Kumparan dan 3M Post-It Indonesia yang sudah memberikan hadiah perjalanan ini. Semoga Kumparan dan 3M Post-It jaya selalu dan semakin terdepan dalam memberitakan berita yang aktual, serta terus berinovasi menciptakan produk stationery yang berguna untuk kehidupan sehari-hari. Salam!