Konten dari Pengguna

Bab Terakhir, Saatnya Menutup Periode

Nadiva Praya Azzahra
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret
25 Desember 2024 7:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nadiva Praya Azzahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Staff Kementrian Minat dan Bakat BEM FISIP UNS mengikuti Sidang Pleno 2 pada Minggu (01/12/24) di Aula Gedung Fisip UNS untuk evaluasi program kerja.
zoom-in-whitePerbesar
Staff Kementrian Minat dan Bakat BEM FISIP UNS mengikuti Sidang Pleno 2 pada Minggu (01/12/24) di Aula Gedung Fisip UNS untuk evaluasi program kerja.
ADVERTISEMENT
Pagi itu (01/12/24) Aula Gedung FISIP UNS dipenuhi dengan suara langkah dan riuh bising dari para pengurus BEM FISIP UNS yang sedang menunggu dimulainya program kerja terakhir mereka, yaitu Sidang Pleno 2. Sidang Pleno 2 menjadi momen yang penting, di mana evaluasi program kerja paruh kedua periode ini menjadi agenda utama. Tak hanya itu, sidang pleno ini juga menjadi bagian penutup bagi perjalanan para pengurus BEM FISIP UNS Kabinet Gema Sahwahita, menandai akhir masa pengabdian mereka dengan penuh cerita dan pencapaian.
ADVERTISEMENT
Ketika pertama kali bergabung, awalnya saya berpikir bahwa bergabung dengan organisasi hanyalah untuk menambah pengalaman di CV atau sekadar mengisi waktu luang. Namun, berorganisasi ternyata lebih dari itu. Ini adalah perjalanan yang penuh dengan makna, di mana saya bertemu dengan banyak orang, membentuk ikatan dan menemukan keluarga baru.
Ketika dinyatakan diterima di kementrian yang saya pilih yaitu Kementrian Minat dan Bakat, saya sangat senang. Kami dipimpin oleh Mbak Kaha sebagai menteri dan Mas Daffa sebagai wakil menteri, bersama sepuluh staf lainnya: Nisa, Nindya, Ghiza, Dian, Rebid, Mbak rindy, Arlin, Mahrus, Rifki, dan saya sendiri. Tak hanya itu, kami juga memiliki enam anak magang yang kami panggil Micil (Mikat Kecil)—Lena, Lunetta, Karin, Muzal, Alif, dan Acik. Kehadiran mereka menambah warna dalam keseharian kami di tengah periode walaupun mereka hanya magang selama satu bulan. Dinamika yang seru, tantangan yang memupuk rasa kebersamaan dan kedewasaan, hingga momen sederhana seperti berbagi cerita hingga larut malam setelah rapat yang panjang menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan ini.
ADVERTISEMENT
Salah satu pengalaman terbesar saya adalah ketika menjadi koordinator SPECTRUM, program kerja terbesar di Kementrian Minat dan Bakat. Dalam event ini, saya menjadi koordinator lomba bersama Mahrus, dan kami bertanggung jawab atas segala hal terkait lomba-lomba yang diadakan yaitu, lomba nasional seperti esai, photo story, dan pidato, serta lomba internal FISIP UNS yaitu, futsal.
Mengelola lomba adalah tantangan tersendiri. Salah satu diantaranya ketika kami sempat kesulitan mencari peserta lomba. Jumlah pendaftar sangat sedikit dan bisa dihitung dengan jari, meskipun batas waktu pendaftaran semakin dekat. Setiap hari, saya memantau form pendaftaran dengan harapan ada yang mendaftar, tetapi hasilnya nihil. Rasa cemas dan takut menghantui—kami khawatir lomba akan gagal karena kurangnya peserta. Namun, pada hari-hari terakhir menjelang penutupan, pendaftar tiba-tiba membludak. Bahkan, di detik-detik terakhir sebelum form ditutup, pendaftar masih terus bertambah hingga tengah malam. Rasanya seperti keajaiban, dan akhirnya kami bisa bernapas lega.
ADVERTISEMENT
Tantangan lain muncul ketika saya dan Dian menjadi penanggung jawa program kerja Mafia 2 (Main Bareng Fisip Kita), sebuah acara workshop membuat clay yang dirancang untuk mahasiswa-mahasiswi UNS. Kala itu saya dan Dian kesulitan mencari studio dari luar kampus untuk menjadi mentor clay di Mafia 2 karena budget kami yang terbatas. Studio-studio yang kami hubungi sulit mencocokkan bayaran, dan hingga H-4 acara kami belum menemukan studio yang cocok. Rasanya seperti berpacu dengan waktu, tetapi akhirnya, berkat bantuan Mbak Kaha, kami berhasil menggandeng Innerheart Studio sebagai mentor di Mafia 2.
Di sela-sela tantangan, ada banyak momen menyenangkan yang tak terlupakan. Kami sering menghabiskan waktu untuk karaoke, ataupun bermain bowling. Malam keakraban (makrab) khusus Kementrian Minat dan Bakat di Jogja menjadi salah satu highlight, di mana kami berbagi cerita, tertawa hingga larut malam dan menikmati suasana santai yang penuh kehangatan. Satu periode mungkin terasa singkat, tetapi cukup untuk meninggalkan kesan mendalam yang membuat kami tak merelakan perpisahan.
ADVERTISEMENT
Hingga pada akhirnya, momen yang kami tahu pasti akan tiba pun datang:
“Dengan ini seluruh pengurus BEM FISIP UNS Kabinet Gema Sahwahita dinyatakan demisioner,” ujar Mas Faiz selaku pimpinan Sidang Pleno 2, dia mengambil palu dan mengetukkannya ke meja sebanyak tiga kali
Tokk, tokk, tokk… Bunyi ketukan palu dari pimpinan sidang memecah keheningan, diikuti sorak-sorai dari para pengurus. Ada perasaan lega ketika kalimat "demisioner" itu diucapkan. Di sisi lain, ada pula perasaan sedih, karena hal tersebut menandakan perjalanan kami telah usai. Kini, kami hanyalah sebuah memori yang hanya bisa dikenang, tak bisa diputar ulang. Menyedihkan, bukan?
Organisasi adalah siklus yang penuh paradoks. Awalnya menyenangkan, di tengah perjalanan mulai merasakan beratnya tugas yang di amanahkan, di akhir merasa puas dengan hasil. Namun akhir itulah yang menandakan bahwa perjalanan kami akan segera berakhir.
ADVERTISEMENT
"Walaupun udah demis kita tetap main ya," ujar Mas Daffa. Kalimat itu terdengar sederhana, tapi sarat dengan harapan—sebuah janji kecil untuk menjaga kebersamaan, meski saya tahu kenyataannya mungkin akan berbeda. Meski begitu, saya tahu bahwa kebersamaan kami tak akan benar-benar hilang, ikatan tersebut akan tetap ada. Mungkin, sesekali akan ada satu atau dua orang yang akan mengajak berkumpul, untuk sekadar mengulas cerita lama.
Dan kini, Sidang Pleno 2 pun akhirnya ditutup. Sebuah perjalanan telah berakhir, meninggalkan bab baru untuk dilanjutkan orang lain. Bagi saya, ini saatnya untuk melangkah ke fase selanjutnya, membawa pelajaran dan kenangan yang pernah tercipta di Kabinet Gema Sahwahita.