Konten dari Pengguna

Topeng Itu Bernama Second Account: Sebuah Fenomena Digital di Era Gen Z

Nadiya Islamiyah
Mahasiswi Jurusan Hukum Tata Negara. Kader Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Bangkalan, Komisariat Cakraningrat Galis.
14 Mei 2025 15:24 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Tulisan dari Nadiya Islamiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: Topeng Itu Bernama Second Account. Sumber: ChatGPT
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Topeng Itu Bernama Second Account. Sumber: ChatGPT
ADVERTISEMENT
Pernah denger istilah alter ego? Dalam psikologi alter ego adalah identitas atau karakter kedua yang dibentuk secara sadar oleh seseorang biasanya sebagai versi ideal dari dirinya yang nggak bisa ditunjukkan di kehidupan nyata. Menurut Carl Jung, tokoh psikologi analitik manusia punya "persona" yaitu topeng sosial yang kita pakai untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Nah media sosial bisa dibilang jadi ruang paling nyata di mana kita pakai “topeng” itu.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini kerasa banget di kalangan Gen Z. Banyak dari kita punya lebih dari satu akun media sosial. Ada yang pakai akun utama (first account) buat tampil estetik, rapi, penuh pencitraan positif dan akun kedua (second account) buat tempat curhat, posting hal receh, atau bahkan ngeluh seenaknya. Ini bukan cuma tren, tapi juga bagian dari dinamika identitas di era digital.
Menurut Erving Goffman dalam bukunya The Presentation of Self in Everyday Life (1959), manusia dalam kehidupan sosial berperan layaknya aktor di atas panggung dengan "front stage" (area publik, penuh pencitraan) dan "back stage" (area pribadi, lebih jujur dan santai). Media sosial bikin batas antara dua panggung itu makin kabur. First account kita adalah "front stage" sementara second account jadi "back stage" tempat kita tampil lebih autentik.
ADVERTISEMENT
Studi dari Journal of Adolescence (Michikyan, Subrahmanyam & Dennis, 2014) juga menunjukkan bahwa remaja dan dewasa muda sering menggunakan media sosial untuk eksplorasi identitas. Fenomena multiple accounts memungkinkan mereka menampilkan berbagai versi diri, dan ini sebenarnya bisa jadi cara adaptif untuk memahami siapa mereka sebenarnya asal tidak sampai kehilangan koneksi dengan identitas asli.
Jadi, nggak heran kalau media sosial sering disebut sebagai “topeng digital” karena di balik layar, banyak hal yang disesuaikan, dipoles, bahkan disembunyikan. Tapi penting buat tetap sadar dan kenal sama diri sendiri. Karena seberapa banyak pun “topeng” yang kita pakai, kita tetap butuh ruang untuk jujur dan nyaman jadi diri sendiri tanpa filte