Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Batagak Penghulu: Tameng Warisan Budaya dari Kepunahan
7 November 2024 17:22 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Nadjwa Putri R tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu upacara adat penting dalam budaya Minangkabau adalah Batagak Penghulu yang merupakan puncak penghormatan terhadap penghulu atau pemimpin suku yang berfungsi sebagai simbol keturunan dan identitas suku. Salah satu desa yang masih mengusung upacara ini adalah Kamang Mudiak. Suatu daerah yang berada di Agam. Beberapa daerah di Minangkabau tidak melakukan batagak penghulu. Biaya implementasi yang sangat tinggi merupakan penyebab utamanya. Dalam tradisi Minangkabau, upacara ini memerlukan persiapan dan dana yang cukup besar untuk melakukan berbagai ritual adat, seperti menyiapkan hidangan, menghias, dan menjalankan sejumlah proses yang berlangsung selama beberapa hari. Penyelenggara harus mempertimbangkan akomodasi, makanan, dan kebutuhan logistik lainnya karena keluarga besar dan masyarakat adat biasanya terlibat.
ADVERTISEMENT
Dalam tradisi Batagak Penghulu, setiap keluarga besar atau kaum yang mengadakan upacara diharapkan memberikan sumbangan sesuai dengan status dan kekayaan mereka. Banyak keluarga merasa tidak puas dengan biaya yang harus dikeluarkan karena kondisi ekonomi saat ini, terutama karena biaya yang signifikan untuk upacara itu sendiri dan persiapan sebelumnya. Keluarga besar mungkin menunda atau bahkan meniadakan acara Batagak Penghulu, terutama jika tidak ada tuntutan mendesak untuk menobatkan penghulu baru. Hal ini menjadi lebih relevan karena perubahan sosial dan gaya hidup kontemporer, yang seringkali memprioritaskan kebutuhan praktis daripada mempertahankan tradisi yang dianggap menghabiskan waktu, tenaga, dan uang. Faktor lain yang berperan di beberapa tempat adalah tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat muda tentang peran penghulu dalam struktur adat. Mereka yang lebih muda tidak memahami arti Batagak Penghulu mungkin melihat upacara tersebut sebagai seremonial yang tidak lagi berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, keinginan mereka untuk mengikutinya semakin berkurang. Oleh karena itu, salah satu syarat untuk menghadiri perjamuan batagak penghulu adalah memotong kerbau atau sapi. Sampai saat ini, pemotongan kerbau masih merupakan hal yang wajib dan tidak dapat diganti dengan cara lain di beberapa wilayah, seperti Padang Laweh di luhak Agam, Sariak, Sungai Puar, Batagak, dan Batu Palano. Untuk diangkat menjadi penghulu, seseorang harus memotong seekor kerbau, dan tidak boleh diganti dengan satu atau dua ekor sapi. Selama temuduga, Datuak Penghulu Basa mengatakan bahwa kerbau harus sehat, gemuk, dan tidak cacat. Mungkin persyaratan untuk seekor kerbau tidak lagi mutlak.
ADVERTISEMENT
Batagak Penghulu adalah upacara sakral yang mengukuhkan penghulu baru dalam masyarakat Minangkabau, bertujuan memperkuat tali persaudaraan dan hubungan antar-nagari. Dalam prosesi ini, bahasa yang digunakan mencerminkan aksen lokal, memperkaya budaya dan memperkuat identitas masyarakat. Bahasa Minang dengan nuansa formal yang digunakan dalam pepatah petitih membawa nilai kebijaksanaan dan filosofi yang diwariskan turun-temurun. Penggunaan bahasa ini menjadikan upacara lebih dari sekadar ritual, melainkan sarana untuk menyampaikan petuah dan nilai-nilai luhur kepada generasi selanjutnya.
Kesenian menjadi bagian penting dari Batagak Penghulu. Busana adat seperti baju penghulu berwarna hitam berhiaskan emas melambangkan kemuliaan, sementara tarian dan musik tradisional seperti gandang tambua dan talempong menambah kekhidmatan upacara. Tarian Gelombang dengan gerakan lembut dan dinamis menciptakan suasana penuh penghormatan dan persatuan, begitu pula Tarian Pasambahan yang menunjukkan kehangatan dalam menyambut tamu. Para penghulu membawa tongkat sebagai simbol kekuasaan dan mengenakan penutup kepala khas, menambahkan kesan sakral pada upacara. Musik talempong yang dimainkan selama acara menciptakan irama ceria yang mengiringi tarian dan mempercantik rangkaian acara.
ADVERTISEMENT
Sistem mata pencaharian masyarakat Minangkabau juga terlihat dalam upacara ini. Tradisi merantau membuat para perantau pulang kampung untuk berpartisipasi, memperkuat solidaritas sosial dan hubungan kekerabatan. Hasil bumi yang dikumpulkan dari keluarga besar dipakai sebagai jamuan, mencerminkan peran penting pertanian dalam kehidupan masyarakat. Pada hari-hari upacara, masyarakat diliburkan dari kegiatan sehari-hari, menunjukkan penghormatan terhadap pemimpin baru dan memberi kesempatan merenungkan nilai-nilai budaya. Ritual ini menjadi lambang kesatuan komunitas dan penghormatan terhadap tradisi.
Dalam segi teknologi dan peralatan, penggunaan rumah gadang sebagai tempat berlangsungnya acara mencerminkan keahlian arsitektur Minangkabau. Rumah gadang, dengan bentuk atap menyerupai tanduk kerbau dan struktur tahan gempa, menunjukkan filosofi dan keahlian masyarakat setempat. Peralatan memasak seperti kuali besar digunakan untuk memasak rendang, makanan khas yang populer, melibatkan bumbu rempah yang ditumbuk dalam lesung, memberikan aroma khas yang menambah semarak acara. Tradisi unik juga terlihat dalam cara masyarakat membawa beras atau bahan pokok lain dalam kain, yang kemudian diganti dengan nasi matang dan rendang. Praktik ini mencerminkan kolaborasi dan kebersamaan, di mana setiap hidangan melambangkan kehidupan dan rasa syukur, menjadi simbol persatuan dan tradisi yang kuat dalam masyarakat Minangkabau.
ADVERTISEMENT
Fokus pada Ide atau Gagasan dalam Batagak Penghulu
Dalam masyarakat Minangkabau, Bataagak Penghulu adalah tradisi penting yang melibatkan pemilihan dan pengukuhan penghulu atau pemimpin adat. Tradisi ini berasal dari prinsip-prinsip kearifan lokal yang mendukung kebersamaan dan musyawarah. Proses dimulai dengan ninik mamak (kaum) memilih calon penghulu berdasarkan kemampuan dan integritas. Selanjutnya, rapat adat diadakan untuk menilai dan memilih calon. Upacara Batagak Penghulu dilakukan dengan penuh penghormatan dan termasuk berbagai ritual, seperti menyampaikan doa dan memberikan gelar kepada calon penghulu yang terpilih. Tradisi ini menunjukkan nilai-nilai budaya dan struktur sosial Minangkabau yang mengutamakan keadilan, keseimbangan, dan kesinambungan kepemimpinan dalam komunitas.
Batagak Penghulu adalah representasi dari gagasan tentang kepemimpinan, solidaritas, dan kesetiaan terhadap nilai-nilai leluhur. Upacara ini menggambarkan konsep kepemimpinan yang berbasis keteladanan dan tanggung jawab. Penghulu bukan hanya pemimpin tetapi juga penjaga adat yang bertanggung jawab atas kemakmuran sukunya. Konsep gotong royong atau kebersamaan juga sangat penting, dan seluruh anggota suku berpartisipasi dalam upacara ini. Gotong royong ini merupakan bentuk kolaborasi bukan hanya secara fisik, tetapi juga bentuk solidaritas emosional dan spiritual yang mendalam.
ADVERTISEMENT
Batagak Penghulu sebagai Artefak dan Benda
Batagak Penghulu adalah bagian dari adat Minangkabau yang mengutamakan benda-benda kuno dan artefak. Pakaian adat, seperti selendang dan destar, yang digunakan oleh penghulu dan anggota suku lainnya, menunjukkan nilai budaya dan identitas visual. Selain menjadikan rumah gadang sebagai tempat upacara, musik dan tarian adalah komponen yang memperkaya upacara secara material. Dalam prosesi ini, setiap unsur benda yang digunakan mencerminkan filosofi Minangkabau yang kuat, memperkuat aspek kebudayaan material yang mengiringi gagasan abstrak dalam adat.
Di Minangkabau, Bataagak Penghulu, upacara adat yang menandai pengangkatan pemimpin, penuh dengan artefak yang melambangkan warisan budaya. Tandu dengan motif khas Minangkabau adalah salah satu artefak yang menunjukkan status dan penghormatan sang penghulu dan posisinya dalam masyarakat. Tepak sirih dengan isi daun sirih dan rempah-rempah berfungsi sebagai simbol kolaborasi dan penerimaan. Baju penghulu, yang dihiasi bordir rumit, mencerminkan identitas budaya yang harus dijaga, serta kemewahan. Sementara genta yang dipukul pada awal upacara mengingatkan pada pentingnya komunikasi tradisi, keris, yang sering digunakan dalam prosesi, melambangkan keberanian dan nilai spiritual yang mendalam. Perhiasan tradisional menambah keindahan dan mencerminkan status sosial seseorang.
ADVERTISEMENT
Artefak ini sangat penting karena mereka berfungsi sebagai simbol identitas dan nilai-nilai budaya Minangkabau. Selain itu, mereka berfungsi sebagai alat upacara. Artefak-artefak ini menjadi tameng yang melindungi warisan budaya di era globalisasi yang dapat mengikis tradisi, memungkinkan generasi mendatang untuk mengenal dan menghargai akar budaya mereka. Melalui pelestarian artefak ini, masyarakat mempertahankan tradisi dan memperkuat rasa identitas dan kebanggaan akan warisan nenek moyang.