Berawal dari Dating Apps

Nadhifa Putri Nauramiyanti
Mahasiswi Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta
Konten dari Pengguna
16 Juli 2021 19:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nadhifa Putri Nauramiyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: kumparan.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: kumparan.com
ADVERTISEMENT
Memiliki hubungan sebagai sepasang kekasih merupakan hal yang diinginkan banyak orang. Seringkali menjadi sesuatu yang membahagiakan sebab bisa berbagi keluh kesah dengan sang pujaan hati. Jalan-jalan berdua, makan berdua, bahkan duduk juga berdua walau untuk sekadar bercanda tawa. Ya, seakan dunia hanya milik berdua, yang lain ngontrak.
ADVERTISEMENT
Namun, bagaimana jika sang kekasih justru belum pernah bertemu sebelumnya? Tidak bisa dipungkiri, teknologi semakin membuat hidup menjadi lebih mudah, begitu juga di ranah percintaan. Maraknya platform kencan daring atau online dating, membuat sejumlah pihak terbantu untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis. Melalui aplikasi pencarian jodoh seperti Tinder, Bumble, Tantan, OkCupid, dan sebagainya. Hubungan yang mulanya dilakukan secara online. Tanpa pertemuan yang nyata di mana seluruh kegiatan dilakukan secara virtual dan melakukan pertemuan secara virtual.
Tidak sengaja dipertemukan dari aplikasi Tinder, saling bertukar pesan, merasa orang tersebut sefrekuensi saat bertukar pikiran sampai akhirnya mereka berdua memutuskan untuk bertukar nomor Whatsapp agar bisa berinteraksi yang lebih intens. Tidak lain dan tidak bukan ialah Rofifah Hanna. Wanita yang akrab disapa Ipeh pernah merasakan ‘perasaan maya’ tersebut.
ADVERTISEMENT
Ipeh menjalani hubungan online dengan seorang lelaki dari aplikasi Tinder. Setelah ‘match’ dan sering berbincang-bincang mulai dari membicarakan kegiatan sehari-hari, persoalan kegiatan di kampus, hingga pembahasan ringan yang mengarah pada perhatian-perhatian kecil yang membuat Ipeh terhanyut olehnya. Seperti sekadar menanyakan “udah makan belum?” atau “lagi ngapain?”.
Berawal dari iseng namun tak pernah terpikirkan oleh Ipeh akan berujung pada hubungan yang serius (pacaran). Setelah lama bertukar pesan di Tinder sampai pindah pada aplikasi Whatsapp, Ipeh merasakan benih-benih cinta oleh lelaki itu. Bahkan, Ipeh sering kali salah tingkah ketika lelaki itu sudah menghubunginya melalui panggilan video dan tiba-tiba mengirim makanan ke rumah Ipeh melalui aplikasi ojek online. “Tiba-tiba ada abang ojol depan rumah, pas aku tanya, ternyata ini dari dia”, ujar Ipeh.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, hubungan Ipeh dan lelaki itu hanya bertahan dua bulan empat belas hari. Ipeh merasa bahwa lelaki itu tidak pernah berusaha dan selalu menghindar untuk bertemu secara nyata. “Banyak banget alasannya kalau aku mau ngajak ketemu, capek gitu terus”, ungkap Ipeh. Bahkan juga selalu beralasan jarak rumahnya yang jauh dari rumah Ipeh yaitu antara Pondok Pinang dan Depok. Selain itu, sibuknya bekerja dijadikan sebagai alasan utama oleh lelaki tersebut. Ipeh juga sadar bahwa hubungannya tidak baik untuk kesehatan secara fisik karena sering begadang hanya untuk menemani lelakinya itu.
Tidak ada salahnya memiliki perasaan dan menjalin hubungan khusus dengan seseorang yang dikenal secara virtual. Kalau sudah memutuskan untuk berhubungan dengan seseorang berawal dari virtual berarti harus memikirkan ke depannya. Sebelum terlalu jauh dan pada akhirnya hanya luka yang berlabuh.
ADVERTISEMENT
(Nadhifa Putri Nauramiyanti/Politeknik Negeri Jakarta)