news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Galau? Karyain Saja!

Nadhifa Putri Nauramiyanti
Mahasiswi Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta
Konten dari Pengguna
18 April 2021 20:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nadhifa Putri Nauramiyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: pixabay.com
ADVERTISEMENT
“Kenal – dekat – tapi nggak jadian”
“Kenal – dekat – tapi udah ada yang punya”
ADVERTISEMENT
“Kenal – dekat – eh ghosting”
Kalau sudah seperti itu, apa yang biasanya dilakukan? Ya, galau!
Pada dasarnya, setiap manusia pernah merasakan namanya jatuh cinta. Sebagian orang menganggap jatuh cinta adalah proses yang begitu indah tetapi cukup rumit.
Adapun kalimat yang mengatakan: Berani jatuh cinta harus berani patah hati. Dengan begitu, apa pun situasinya harus berani mengambil risiko. Kalau sudah patah hati tentunya akan membekas di hati dan seringkali timbul rasa galau.
Bicara soal "galau", sebenarnya adalah hal lumrah yang dialami setiap orang di muka bumi ini. Biasanya, galau muncul akibat patah hati yang menyisakan luka mendalam. Rasanya dunia terasa runtuh karenanya. Banyak orang yang merasakan galau dengan sulit tidur, pikiran negatif bermunculan, tidak nafsu makan, malas untuk beraktivitas, atau menyendiri di sudut kamar bahkan di bawah shower sambil berderai air mata.
ADVERTISEMENT
Namun, tidak semua galau itu negatif. Ada juga galau yang mesti dipelihara yaitu galau yang positif. Galau yang menyelamatkan kita dari masa lalu yang kelam dan tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Justru, ada perasaan galau yang bisa diciptakan agar seseorang terus berbenah, bertumbuh, dan semakin maju.
Jika ditelaah lebih dalam, galau adalah awal yang baik untuk melakukan hal yang lebih produktif yaitu berkarya. Misalnya ketika malam hari, saat galau memuncak, jangan dihabiskan untuk menangis terus-menerus.
Gunakanlah waktu untuk mencurahkan kesedihan dengan menulis. Tulis apa pun yang sedang dipikirkan, bisa berupa puisi, sajak, atau artikel. Apalagi jika hobi bermain musik, dari tulisan yang sudah dibuat, masukkan nada-nada yang bisa dijadikan lirik lagu.
ADVERTISEMENT
Banyak penyanyi dan penulis yang menjadikan perasaan galaunya sebagai sumber inspirasi untuk dituangkan dalam karyanya. Mereka mampu mengekspresikan kegalauannya menjadi karya-karya, entah itu buku-buku dan lagu-lagu yang menarik perhatian bahkan relate dengan kisah seseorang. Meski kenyataannya menjadi terlihat galau dan seperti dinilai kasihan, namun tidak menjadi halangan untuk menghasilkan karya master piece yang luar biasa.
Tidak ada salahnya untuk galau, yang salah adalah membiarkan galau menghambat hidupmu untuk berkarya dan melakukan hal baik. Manfaatkan galau setidaknya satu rencana aksi untuk memperbaiki diri dan tidak hanya buang-buang waktu tanpa melakukan apa-apa. Karena hidup akan terus berjalan, dengan atau tanpanya.