Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Jajanan Tradisional Ikon Kota Bumiayu, Kabupaten Brebes
8 Desember 2022 22:29 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 1 Juli 2024 17:59 WIB
Tulisan dari Nadya Abil Husna Ahmad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketan atau yang biasa di sebut beras ketan merupakan jenis beras yang warna nya lebih putih dari beras biasanya dan memiliki ukuran yang lebih besar dari beras lainnya. Ketika di masak beras ketan ini memiliki tekstur yang lengket. Beras ketan biasa diolah menjadi makanan maupun jajanan khas Indonesia, seperti lemper, lupis, klepon, wajik, dan masih banyak lagi olahan makanan yang dapat dibuat dengan bahan dasar beras ketan.
ADVERTISEMENT
Di zaman yang serba modern seperti sekarang ini, banyak orang yang memodifikasi makanan tradisional menjadi makanan yang kekinian, salah satunya ketan. Saat ini ketan sudah banyak diolah menjadi makanan yang kekinian contohnya ketan yang diberi berbagai macam topping kekinian.
Berbeda dengan ketan di kota Bumiayu, Kabupaten Brebes yang masih mempertahankan konsep tradisional nya. Yaitu ketan pencok. Ketan pencok merupakan jajanan khas dari Bumiayu, Kabupaten Brebes. Jajanan ini sudah menjadi salah satu ikon dari Kota Bumiayu sudah ada sejak tahun 1960-an dan masih menjadi favorit setiap orang yang singgah di Kota Bumiayu. Jajanan ini cocok dijadikan buah tangan untuk saudara di luar kota. Mari kita mengenal lebih dalam tentang ketan pencok khas Bumiayu ini.
ADVERTISEMENT
Sejarah Ketan Pencok
Pelopor ketan pencok pertama kali di Bumiayu adalah Ibu Bariyah pada tahun 1960. Awalnya almarhum Ibu Bariyah berjualan pecel di Jalan Protokol Bumiayu. Namun karena dagangannya kurang laris, akhirnya Ibu Bariyah berpikir untuk membuat sesuatu yang berbeda dan belum pernah ada sebelumnya. Ia pun coba-coba membuat ketan dengan ditambah taburan pencok atau serundeng yang terbuat dari kelapa dan ternyata banyak orang yang menyukainya. Awalnya, Ibu Bariyah berjualan dari satu tempat ke tempat lain hingga akhirnya Ibu Bariyah membuat toko ketan pencok sendiri di daerah Bumiayu.
Sebelum meninggal dunia, resep ketan pencok ini diwariskan kepada anak tunggalnya, yaitu Ibu Aminah. Ketan pencok Ibu Bariyah masih ada sampai saat ini dan masih menjadi favorit banyak orang. Selain ketan pencok Ibu Bariyah, sekarang di daerah Bumiayu dan sekitarnya sudah banyak gerai atau toko pembuat ketan pencok, walau dengan bahan yang sama namun tetap punya ciri dan harga yang bervariasi.
ADVERTISEMENT
Cara Pembuatan Ketan Pencok
Ketan pada ketan pencok ini hampir sama dengan makanan olahan ketan lain. Hanya saja, butir ketannya halus dengan rasa pulen yang lembut dimakan. Rahasianya, setelah proses perebusan, ketan berwarna putih pucat yang masih panas dan tampak berminyak itu dipukul-pukul menggunakan lempengan kayu supaya padat proses ini disebut ‘nggeblek’ . Proses inilah yang membuat ketan terasa halus dan lembut saat dimakan. Setelah ketan di pukul-pukul, ketan berbentuk lembaran kemudian diletakkan diatas tampah. Lalu ketan di potong potong sesuai pesanan. Biasanya 10 potong ketan diiris dengan ukuran 2x2 cm.
Berbeda dengan proses pembuatan nasi ketan yang mudah dan cepat, justru proses pembuatan pencok atau serundeng cukup lama. Untuk membuat pencok atau serundengnya diawali dengan memarut kelapa kemudian disangrai hingga wangi. Saat disangrai, adonan diberi bumbu rahasia. Campuran kelapa parut itu kemudian ditumbuk dan dicampur dengan gula jawa hingga warnanya berubah menjadi kecoklatan. Pencok inilah yang membuat istimewa jajanan khas Bumiayu, Kabupaten Brebes ini.
ADVERTISEMENT
Jajanan tradisional yang tak lekang oleh zaman
Meskipun sekarang ketan banyak di padukan dengan berbagai topping yang terkesan lebih modern seperti, coklat, keju, susu, dan lain-lain, nyatanya jajanan ketan pencok ini masih mempertahankan konsep tradisionalnya. Menariknya, ketan pencok justru mampu eksis di tengah gempuran makanan-makanan modern dan makanan cepat saji.
Setelah ketan jadi, kemudian ketan dilapisi dengan menggunakan daun pisang tujuan nya agak ketan lebih wangi dan lebih sedap. Kemasan yang digunakan pun masih tradisional yaitu menggunakan besek, atau anyaman bambu yang berbentuk kotak.
Ternyata penggunaan besek ini bukan tanpa alasan. Penggunaan besek ternyata mempengaruhi rasa dan kualitas dari ketan nya itu sendiri. Ketika menggunakan kemasan plastik atau mika justru membuat ketan jadi berbau plastik maupun mika tersebut. Dengan besek ini juga yang membuat ketan pencok di Bumiayu menjadi terkesan tradisional.
ADVERTISEMENT
Harga ketan pencok bervariasi tergantung ukurannya, mulai dari harga Rp5.000 hingga Rp100.000. Untuk ketan pencok yang dikemas dengan menggunakan besek kecil, paling murah seharga Rp20.000 per besek dengan isi 8 potong ketan. Sedangkan yang dikemas dengan besek paling besar seharga Rp100.000 dengan isi 40 potong. Untuk harga Rp5.000 hingga Rp15.000 ketan dikemas menggunakan daun pisang saja.
Ketan pencok ini enak di makan saat masih hangat dan cocok sekali di dijadikan cemilan dengan pendamping kopi atau teh. Maupun hanya di makan biasa ketan pencok ini sudah enak di nikmati dengan rasa gurih dan manis dari serundengnya.
Pembelinya tidak hanya berasal dari Brebes saja, namun sudah dari berbagai daerah yang sedang singgah ke kawasan tersebut mereka mampir untuk membeli ketan pencok untuk dijadikan oleh-oleh untuk saudara maupun teman yang berada diluar kota.
ADVERTISEMENT
Apalagi ketika musim liburan maupun mudik lebaran pembeli ketan pencok ini lebih banyak dari biasanya. Bahkan ketan pencok sudah habis oleh yang orang sudah terlebih dahulu memesan. Anda wajib mencoba makanan tradisional ini saat berkunjung ke Bumiayu, Brebes.