Konten dari Pengguna

Menulis Konten Efektif di Media Sosial Agar Dilirik Netizen

Nadya Ariesta Komala Dewi
Master Degree of Communication I Public Relations Specialist I Marketer I MC & Moderator
30 Juni 2022 14:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nadya Ariesta Komala Dewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Ketika membuat konten di media sosial, kita suka berpikir 'kok konten aku tidak banyak yang lihat ya, padahal gambar dan fotonya sudah bagus?' atau 'Kok konten aku belum FYP juga?' Jika hal tersebut terjadi, maka sebaiknya kamu coba mengecek kembali cara kamu menulis konten kamu, apakah tulisan di konten kamu sudah cukup bisa mengundang netizen untuk melirik konten kamu. Jika belum, yuk simak 5 tips untuk menulis konten efektif di media sosial agar dilirik netizen.

ADVERTISEMENT
Pembuatan Konten di Media Sosial. Sumber : Freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Pembuatan Konten di Media Sosial. Sumber : Freepik.com
Ketika kita membuat sebuah konten untuk media sosial, pasti kita ingin agar konten kita bisa dilihat oleh banyak netizen, bukan?. Namun kerap kali yang terjadi adalah saat kita sudah berusaha membuat konten yang bagus, tetap saja konten kita tidak banyak mendapat view dari netizen. Hal ini mungkin terjadi karena kamu belum menulis konten yang baik dan efektif yang bisa memicu netizen media sosial untuk melihat konten kamu. Lalu apakah kita bisa menulis konten efektif di media sosial agar dilirik netizen? Tentu saja bisa! Asalkan kamu melakukan content writing yang benar.
ADVERTISEMENT
Menurut Hubspot (2021) content writing adalah proses menulis, mengedit, dan menerbitkan konten dalam format digital dengan menggunakan gaya komunikasi 'dua arah' atau two-way communication. Hal ini berarti ada interaksi 'langsung' antara pembaca dan kita.
Nah, sekarang saya ingin membagikan 5 tips untuk dapat melakukan 'content writing' atau penulisan konten yang efektif :
1. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
Ketika kamu menulis kalimat dalam suatu konten, coba perhatikan lagi tulisan kamu, apakah sudah cukup dipahami oleh 'orang awam'. Kalau kamu menggunakan istilah-istilah atau bahasa-bahasa asing dalam konten kamu, maka pastikan kamu sudah menerjemahkan ke bahasa yang umum atau mudah dipahami.
Contohnya adalah ketika menulis konten tentang hukum, daripada menulis kata "Judex", sebaiknya menggunakan kata "hakim" yang lebih awam. Begitu pula ketika menulis konten tentang ekonomi. Daripada menulis kata "Investment Fund", sebaiknya menggunakan kata "Reksa Dana".
ADVERTISEMENT
2. Tulisan Harus Terbaca dengan Baik
Pastikan tulisan kamu menggunakan kalimat yang efektif sehingga dapat terbaca dengan baik oleh netizen. Semakin pendek sebuah kalimat maka akan lebih mudah dibaca.
Contoh kalimat tidak efektif adalah Kakak membeli sepatu baru berwarna merah dengan tali merah yang memiliki corak garis-garis besar disertai dengan garis-garis kecil diantaranya seharga Rp250.000. Sebaiknya kalimat tersebut diganti dengan kalimat efektif yaitu Kakak membeli sepatu baru berwarna merah seharga Rp250.000.
Penulisan konten yang baik sangat penting dalam proses pembuatan konten di media sosial. Sumber : Freepik.com
3. Menggunakan Kalimat yang Jelas dan Cocok dengan Media Sosial
Menggunakan kalimat yang jelas dan cocok dengan media sosial akan memudahkan pembaca memahami pesan. Gunakan kata ganti orang pertama dan kedua seperti aku-kamu atau gue-lo agar lebih personal. Semakin personal sebuah tulisan, maka akan semakin mempengaruhi pembaca.
ADVERTISEMENT
Contoh kalimat yang personal adalah Teman-teman, ada kabar baik nih untuk kamu para followers setia dari @FansKpopIndonesia. Ada diskon 30% untuk pembelian album terbaru BTS dan BlackPink mulai dari tanggal 20 Juni - 25 Juni 2022. Yuk segera datang ke toko untuk melihat koleksi albumnya.
4. Menggunakan Kalimat Aktif
Ketika kamu menulis suatu kalimat, lebih baik gunakan kalimat aktif dibandingkan kalimat pasif agar lebih dipahami oleh netizen. Kalimat aktif memudahkan pembaca untuk lebih memahami dan mengingat pesanmu.
Contoh kalimat aktif adalah Ibu membeli baju baru dengan harga Rp50.000. Lalu contoh kalimat pasif adalah Baju seharga Rp50.000 dibeli Ibu.
Dari contoh diatas dapat terlihat bahwa kalimat aktif lebih mudah dipahami dibandingkan kalimat pasif.
ADVERTISEMENT
5. Penegasan dengan Keterangan
Gunakan kata keterangan yang lazim digunakan untuk memberi penegasan dengan makna kebenaran seperti benar-benar, sebenarnya, kenyataannya, dan yang lainnya.
Contoh kalimatnya adalah Sushi ini sebenarnya berasal dari Jepang. Contoh lainnya adalah Saya benar-benar membeli album EXO di Toko SMTown Seoul.
Berikut adalah tips dari saya untuk menulis konten efektif di media sosial agar dilirik netizen. Semoga bermanfaat ya.