Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Dream Job Gen Z: Jadi Budak Korporat
27 Januari 2025 13:40 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Nadya Gishella tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tumbuh dengan era teknologi canggih, akses informasi yang luas, serta pengaruh media sosial yang tinggi membuat Gen Z mulai dilema dengan karir di masa kini. Gen Z adalah generasi yang erat dengan banyak stigma stigma modern. Salah satunya stigma bahwa kerja kantoran adalah pekerjaan yang terpandang di mata masyarakat. Tentu saja stigma tersebut tidak ada salahnya, tetapi timbulnya stigma tersebut membuat pekerja kantoran menjadi dituju-tuju oleh para Gen Z.
ADVERTISEMENT
Apa itu budak korporat? Budak Korporat sudah sering disebut sebut di era milenial dan Gen Z. Awalnya merupakan kata candaan yang merujuk kepada seseorang yang rela mengabdikan hidupnya untuk perusahaan tempatnya bekerja. Bisa disebut sebagai "Antek-anteknya".
Budak korporat memiliki ciri ciri kurang lebih selalu lembur, patuh pada perintah atasan, hingga bisa dipaksa bekerja dihari libur. Budak korporat juga bisa dibilang workaholic atau Gila bekerja.
Mengapa Jadi Dream Job Para Gen-Z?
"Enak banget kerja dikantoran, seru cuman duduk depan komputer."
"Gaji korporat kayaknya memastikan deh, gede juga lagi!"
"Enak banget pura pura sibuk lembur jadi budak korporat biar gausah diajak main sama temen!"
Karena media sosial, banyak hal yang bisa kita lihat sebatas luarnya saja. Padahal menjadi budak korporat memiliki banyak sisi yang tidak menguntungkan dalam segi pekerjaan. Sama seperti semua pekerjaan, pasti ada sisi negatif dan sisi positifnya masing masing. Maka itu jangan mudah mempercayai media sosial dengan berbagai kehidupan 'enak-nya'.
ADVERTISEMENT
Tentu saja alasan finansial. Bekerja dikantoran memiliki stigma pekerjaan yang memiliki gaji yang memastikan dan juga pekerjaan yang dibilamg santai. Maka itu, salah satu alasan gaji yang tinggi menjadi pertimbangan Gen Z memilih karir yang satu ini. Stigma gaji pekerja kantoran memang benar adanya, yaitu gaji yang memastikan. Gaji yang tinggi sesuai dengan perusahaan dan juga apa posisi mu dalam perusahaan.
Berada di era kemajuan teknologi, cukup sulit memilih karir bagi para remaja Gen Z. Memiliki impian pekerjaan atau dream job adalah hal yang wajar. Hal itu dapat memotivasi kita untuk mendapatkan atau menggapai impian tersebut. Hal yang terpenting ialah pekerjaan tersebut tidak selalu membebankan diri.
Bekerjalah sesuai dengan passion yang dimiliki. Selain itu jika kita selalu percaya diri bisa menyelesaikan setiap pekerjaan dan selalu memenuhi target, maka tidak akan ada perasaan pekerjaan akan membebankan kita. Selain itu buatlah lingkungan pekerjaan yang positif. Hal itu tentu sangat membantu meringankan pekerjaan kita.
ADVERTISEMENT