Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Indonesia di Masa Depan: Utopia atau Distopia?
11 Januari 2025 12:15 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Nadya Gishella tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernah mendengar tentang distopia? Jika anda pernah menonton film Divergent, The Hunger Games, atau The Maze Runner, anda seharusnya mudah mengerti dengan arti dari distopia. Distopia merupakan antonim dari Utopia, yaitu masyarakat atau komunitas yang dianggap tidak ideal atau tidak baik. Utopia sendiri adalah keadaan masyarakat atau komunitas yang didambakan dan nyaris sempurna.
ADVERTISEMENT
Distopia menggambarkan keadaan yang kelam dan buruk, misalnya ketidakadilan, kesenjangan sosial yang tinggi, pendidikan yang rendah serta korupsi dimana-mana. Banyak masyarakat yang dirugikan, serta teknologi atau pendidikan sudah tidak dapat membantu.
Berkebalikan dengan Utopia, dimana keadaan nya sangat didambakan bagi sebuah negara. Misalnya, tidak adanya konflik, muncul persatuan dan kesatuan serta bebas dari ketidakadilan dan kesenjangan. Dalam hal ini teknologi sangat dimanfaatkan dengan baik, serta pendidikan merupakan dasar penopangnya.
Lalu bagaimana dengan negara kita sendiri? Apakah Indonesia akan menuju emas di 2045? Atau buruknya, akan menuju keadaan distopia? Tentu, keadaan distopia bukanlah hal yang diinginkan oleh seluruh warga negara Indonesia. Dimana keadilan, kesenjangan dan konflik terjadi dimana-mana, namun bukankah keadaan Indonesia saat ini mencerminkan keadaan-keadaan tersebut?
ADVERTISEMENT
Keadaan Indonesia Mencerminkan Distopia
Distopia bisa dilihat dari segala aspek, misalnya kemiskinan, angka pendidikan rendah, konflik antar daerah, tingginya korupsi dan masih banyak lagi. Sebagai rakyat, kita tidak jarang mendengar banyak sekali kasus kasus ketidakadilan di ranah pemerintahan. Bahkan, pemerintahan juga dapat tergolong mendukung keadaan distopia terjadi.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Indonesia, gini rasio atau alat pengukur ketidakmerataan di Indonesia berada pada angka 0,379 pada tahun 2024. Hal ini menunjukkan bahwa ketimpangan sosial dan distribusi di Indonesia tergolong sedang, membuktikan bahwa ketimpangan sosial di Indonesia memang ada walaupun tidak tergolong tinggi.
Teknologi di Indonesia juga tidak terdistribusikan dengan baik ke seluruh daerah, ini yang membuat adanya ketimpangan sosial masyarakat. Selain itu, pendidikan adalah dasar utama yang harus diperhatikan untuk membangun SDM yang berkualitas agar konflik dan kemiskinan bisa diatasi. Teknologi juga banyak disalahgunakan oleh masyarakat luas dengan tujuan yang buruk dan merugikan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Selain itu, adanya perubahan iklim, pemanasan global serta ancaman terjadinya perang memperkuat datangnya distopia. Masyarakat juga berperan besar terhadap munculnya distopia. Masyarakat yang memiliki egoisme, intoleransi dan ketidaksempurnaan lain merupakan penghambat utama mencapai utopia.
Tetap adanya peluang menuju utopia
Indonesia memiliki banyak kelebihan dan peluang dibalik ketidaksetaraan atau konflik konflik yang merajalela. Sumber daya alam yang melimpah, keberagaman budaya, kemajuan teknologi dan pemahaman akan memajukan peluang menuju utopia. Untuk itu, menimbulkan dan memajukan peluang tersebut ada di tangan kita.
Apa saja hal yang dapat kita lakukan untuk memunculkan peluang utopia di masa depan?
1. Mengembangkan pendidikan di era digital
Pendidikan adalah kunci utama menuju kehidupan yang lebih baik. Di jaman sekarang dengan hadirnya pendidikan berbasis digital atau online, akan mengembangkan akses yang lebih luas kepada masyarakat. Namun akses pendidikan tersebut harus merata ke seluruh daerah, termasuk daerah terpencil. Dengan memahami teknologi, dampak serta cara menggunakannya merupakan kunci menuju masa depan yang baik.
ADVERTISEMENT
2. Melindungi dan melestarikan lingkungan
Banyak isu isu global tentang lingkungan, salah satunya adalah perubahan iklim. Jika isu global tentang lingkungan tidak ditindaklanjuti akan berdampak buruk bagi masyarakat. Maka itu, menuju masa depan yang lebih baik, masyarakat Indonesia harus tersadar atas isu lingkungan dan mengambil solusi yang tepat untuk mengatasi isu tersebut.
3. Mengembangkan teknologi sebagai perubahan
Memiliki peluang dalam bidang teknologi, misal penggunaan AI yang semakin canggih. Inovasi teknologi memberikan dampak yang baik, namun bisa juga memberikan dampak yang buruk. Hal itu berkaitan dengan cara pengguna-nya menggunakannya. Jika teknologi digunakan untuk memecahkan masalah dan isu isu global, maka teknologi akan semakin mendekatkan kita kepada masa depan.
4. Kebijakan ekonomi
ADVERTISEMENT
Kita bisa melihat bahwa ketimpangan ekonomi masih besar di Indonesia. Makin meluasnya jarak antara si kaya dan si miskin. Indonesia membutuhkan reformasi kebijakan ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan ekonomi yang merata. Kebijakan ekonomi tersebut harus berfokus pada peningkatan semua lapisan masyarakat agar ketimpangan sosial berkurang.
5. Membangun aspek sosial
Aspek sosial dalam hal ini mencakup ke dalam toleransi dan juga moralitas. Sebagai masyarakat Indonesia yang beragam, kita perlu menanamkan rasa persatuan dan toleransi untuk bekerja sama membangun negara Indonesia yang lebih baik.
Indonesia dapat berkembang menuju utopia atau distopia tergantung bagaimana umat manusia bertindak. Memulai tahun yang baru harusnya menjadi awalan bagi masyarakat Indonesia untuk sadar terhadap masa depan. Dengan melakukan tindakan yang kolektif, berpikir kritis dan meningkatkan nilai nilai berlandaskan kemanusiaan, tentu akan berdampak bagi masa depan. Bertindaklah dengan bijak sebagai warga negara, agar masa depan Indonesia semakin membaik.
ADVERTISEMENT