Seberapa Pentingkah Mental Health?

nadya grace
Saya adalah seorang mahasiswa Psikologi di Universitas Brawijaya.
Konten dari Pengguna
24 November 2022 17:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari nadya grace tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
source: dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
source: dokumentasi pribadi

Seperti yang kita ketahui, kesehatan mental adalah topik hangat akhir-akhir ini. Kesehatan mental sudah ada sejak lama, namun akhirnya menjadi perbincangan universal sejak pandemi Covid-19. Kesehatan mental adalah keadaan kesehatan mental seseorang. Selama pandemi Covid-19, kesehatan mental banyak orang mulai memburuk. Menurut Survei Kesehatan Mental Remaja Nasional Indonesia (I-NAMHS), satu dari tiga remaja di Indonesia atau sekitar 15,5 juta remaja mengalami masalah kesehatan mental. 1 dari 20 atau sekitar 2,5 juta remaja mengalami gangguan jiwa dalam satu tahun terakhir.

ADVERTISEMENT
Penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa jenis gangguan kesehatan mental yang umum terjadi di kalangan remaja. Beberapa di antaranya adalah gangguan kecemasan, depresi, gangguan perilaku, stres, gangguan defisit perhatian, dan gangguan hiperaktivitas (ADHD). I-NAMHS menemukan bahwa akar penyebab masalah kesehatan jiwa remaja terletak pada kurangnya kontak sosial selama pandemi Covid-19. Para remaja khususnya anak sekolah biasanya setiap hari bersosialisasi dengan teman-temannya, namun di masa pandemi Covid-19 ini, hanya menatap gadget bisa berjam-jam tanpa melihat teman-temannya, termasuk orang-orang di sekitarnya. dan proses untuk dapat beradaptasi dengan situasi ini. Selain itu, ada banyak perubahan gaya hidup yang harus diikuti.
ADVERTISEMENT
Remaja bukan satu-satunya yang berjuang dengan masalah kesehatan mental selama pandemi. Ibu hamil dan ibu menyusui juga mengalami masalah kesehatan mental akibat kebijakan beberapa rumah sakit yang membatasi kehadiran pendamping di satu ruangan selama pandemi Covid-19. Hal ini membuat ibu hamil khawatir karena terpisah dari keluarganya, di mana ibu hamil seharusnya membutuhkan dukungan dari orang-orang tersayang. Selain itu, ada juga yang bunuh diri karena depresi setelah berulang kali dinyatakan positif Covid. Dengan hal ini, kita juga mengetahui bahwa gangguan kesehatan mental dapat berdampak buruk bagi tubuh dan pikiran.
Masalah kesehatan mental tentu tidak berhenti setelah Covid-19 mulai menurun. Hingga saat ini, banyak remaja, ibu hamil, anak-anak, bahkan orang dewasa yang menderita gangguan jiwa dan bergumul dengan masalah kesehatan jiwa, tetapi banyak orang menyepelekan kesehatan jiwanya. Banyak orang menganggap kesehatan mental tidak penting dan tidak peduli dengan kesehatan mental orang lain. Mereka percaya bahwa orang dengan masalah kesehatan mental hanya bereaksi berlebihan terhadap diri mereka sendiri. Saat ini, banyak orang tua yang menyepelekan kesehatan mental anaknya dan menganggap anaknya dalam keadaan baik-baik saja. Karena itu, kebanyakan anak, terutama remaja, tidak pernah menceritakan masalahnya kepada orang tuanya dan memilih untuk menceritakannya kepada teman sebayanya. Orang tua tentunya harus mengambil ini sebagai pelajaran dan tahu bagaimana berperilaku terhadap anak-anak mereka. Tidak hanya untuk orang tua, tapi untuk kita semua.
ADVERTISEMENT
Seperti yang sudah dituliskan di atas, penyebab masalah psikologis sangat beragam. Salah satunya adalah stres berlebihan akibat terlalu banyak berpikir, yang sering disebut overthinking. Tetapi sifat manusia tentu berbeda, dan ini salah satunya, jadi kita tidak bisa menyalahkan orang karena terlalu banyak berpikir. Kita tidak dapat memberi tahu mereka bahwa mereka perlu mengubah pola pikir sehingga mereka tidak terlalu overthinking. Yang perlu kita lakukan adalah mendengarkan mereka dan menawarkan solusi dan saran yang mereka butuhkan tanpa paksaan. Dengan melakukan itu, kami telah membantu melunakkan pikiran mereka.
Banyak orang bunuh diri karena depresi. Depresi juga merupakan gangguan mental yang cukup serius karena penderita depresi bisa melakukan apa saja. Tentu saja, kita harus melakukan sesuatu untuk menghindari semakin banyak kasus bunuh diri. Orang depresi juga perlu didengarkan dan dipahami dengan baik dan sabar. Jadi ketika kita berada di sekitar orang atau teman yang depresi, kita harus seperti ini. Mengobati depresi tentu saja membutuhkan bantuan seorang profesional atau psikolog, namun berteman dengan seseorang yang mengalami depresi dapat sangat membantu mereka dan juga mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa kasus di atas, kita sudah bisa menyimpulkan bahwa kesehatan jiwa itu sangat penting. Kesehatan jiwa merupakan aspek yang sangat penting dalam mencapai kesehatan secara menyeluruh. Namun di sebagian besar negara, masalah kesehatan mental ini bukanlah prioritas. Kesehatan mental bukanlah hal yang bisa dianggap enteng, namun harus diperhatikan. Kita perlu lebih memperhatikan kesehatan mental orang lain dan juga kesehatan mental kita sendiri. Tetapi kita juga tidak boleh membuat kesimpulan sendiri tentang apa yang terjadi pada diri kita atau orang lain. Berurusan dengan masalah kesehatan mental membutuhkan bantuan profesional. Oleh karena itu, jangan “menghakimi” seseorang dengan kesehatan mental yang buruk atau yang berulang kali berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental tentang kesehatan mentalnya. Nyatanya, tidak semua orang suka mendengarkan orang lain dan bisa menawarkan solusi. Cukup dengan diam dan tidak menghakimi, kita sudah meringankan beban mereka. Untuk itu, marilah kita menjadi orang yang peduli terhadap sesama, terutama terhadap mentalitasnya. Tanggal 10 Oktober 2020 diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia, yang tentunya mengajak kita semua untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental.
ADVERTISEMENT