Konten dari Pengguna

Meretas Kemiskinan dengan Mengendalikan Pengetahuan

Naela Marcelina
mahasiswi politeknik Negeri Jakarta prodi Jurnalistik
7 Juli 2023 18:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Naela Marcelina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kesulitan belajar pada anak. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kesulitan belajar pada anak. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Dunia ini dikelilingi lautan tanda tanya. Dari hal tersebut terbitlah ilmu pengetahuan yang menjawab satu demi satu pertanyaan. Ilmu pengetahuan murni direkayasa oleh beberapa orang hingga memunculkan teknologi.
ADVERTISEMENT
Berkat itu dunia berhasil berkembang menjadi lebih maju. Demi menjalani hidupnya sendiri, manusia dituntut untuk mengemban ilmu pengetahuan.
Namun, tidak semua orang bisa mencapainya dengan mudah. Manusia yang terjerat dengan masalah perekonomian harus tertatih demi setetes ilmu pengetahuan. Merangkai tombak untuk menghunus kemiskinan. Menyemai benih pengetahuan yang dimiliki dengan berharap keadilan di dunia yang kejam.
Di tengah mencekamnya malam, manusia berlindung di bawah kekhawatiran. Melihat adanya secercah cahaya yang menghangatkan jiwa. Pemikiran yang kalang kabut mulai tersingkirkan seiring tumbuhnya hasil menanam benih pengetahuan.
Pengetahuan memancarkan pelangi dan mewarnai dunia. Menggeser dunia yang sepi nan penuh tanda tanya. Cahaya pendidikan membawa manusia menuju kesejahteraan. Namun, tanpa hak istimewa seorang harus bekerja lebih keras.
ADVERTISEMENT
“Bekerjalah dua atau tiga kali lebih banyak dari orang lain, karena usaha tidak pernah membohongi hasil,” kata Chairul Tanjung si anak singkong.
Ilustrasi kelelahan bekerja. Foto: Vichien Petchmai/Getty Imges
Langkah kaki harus lebih besar dan kuat. Meski sesekali menginjak paku dan berdarah. Cobalah cari sumber cahaya pengetahuan. Karena hanya dengan itu dapat melumpuhkan kebodohan yang menyengsarakan. Doa dan usaha menyertai demi mencapai kebebasan dari belenggu kemiskinan.
Pengetahuan bak pelita di labirin gelap. Menuntun manusia menuju jalan kesuksesan . Dunia tampak menyeramkan, melihat pengetahuan terus direkayasa demi kecerdasan buatan. Sehingga semua terlena dalam kenyamanan yang membutakan.
Dunia ini akan terus berkembang tanpa menunggu manusia mengatakan siap atau tidak. Manusialah pencipta teknologi tersebut dan harus mengendalikannya. Jangan sampai manusia itu sendiri dikendalikan oleh kecerdasan buatannya.
ADVERTISEMENT
Demi memutus rantai kemiskinan, manusia harus bisa mengikuti alur kehidupan. Menyesuaikan cuaca zaman yang tak menentu. Meski harus berperang dengan kecerdasan buatan. Namun, tak ada kata tidak mungkin untuk sukses dengan berbekal pengetahuan.
Bermodal tekad dan yakin manusia harus tetap berada di sebuah benang kehidupan demi dirinya sendiri. Dengan adanya kecerdasan buatan, manusia seharusnya bisa memanfaatkan itu hingga menjadi hal positif.
Mari membuka mata melihat sebuah aplikasi yakni TikTok. Sebagian orang mulai membuat sebuah video berawal dari kejenuhan di rumah saat pandemi Covid-19. Berkat itu banyak dari mereka yang berhasil menghasilkan uang dari bermain TikTok. Dikarenakan kepandaian membuat video yang menarik hingga mendapat tawaran kerja sama dengan merek ternama.
Ilustrasi TikTok. Foto: Shutterstock
Cerita inspiratif pun bermunculan. Mereka menceritakan betapa menyedihkan kehidupan sebelum mengenal aplikasi tersebut. Setelah berhasil membuat video yang menarik, mereka bisa hidup di bawah angan-angan yang mereka impikan. Hanya dengan sebuah video hidup mereka bisa berubah.
ADVERTISEMENT
Pengetahuan tak hanya tentang matematika, fisika, bahkan biologi. Dunia berkembang hingga manusia harus bisa memahami akan teknologi dan seisi dunia seiring perkembangan waktu demi kesejahteraan.
Bangkitlah, manfaatkan teknologi. Jangan takut akan dunia yang terus berkembang. Hiduplah dalam pengetahuan. Berjalanlah dengan pasti dan bijak buanglah keraguan mengenai diri sendiri.
Kendalikan pengetahuan dan teruslah menuntut ilmu. Pelajari dan resapi setiap kenangan pahit dari rantai kemiskinan. Jadikan hal tersebut nutrisi untuk berlari mengejar harapan.
Hiduplah dalam pengetahuan dan nikmati setiap prosesnya. Melalui pengetahuan terdapat kekuatan meretas kemiskinan. Mengendalikan pengetahuan dapat mewujudkan dunia yang merdeka dari belenggu kemiskinan.