Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Pendidikan dan Pembangunan Manusia: Seberapa Penting bagi Pembangunan Negara?
9 Juli 2023 12:17 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Nafa Almaushofia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat ini, pembangunan infrastruktur sangat masif dilakukan di berbagai wilayah. Bagian dari perkembangan globalisasi yang paling terlihat ialah bagaimana pembangunan fisik diupayakan oleh otoritas seluruh negara dunia.
ADVERTISEMENT
Baik itu dalam rangka meningkatkan daya saing dan kualitas bangsa, maupun mengatasi problematika masyarakat di dalamnya. Beberapa pihak menganggap bahwasanya kemajuan teknologi, sarana dan prasarana penunjang kehidupan yang tersedia merupakan tolak ukur dari kesuksesan pembangunan sebuah pemerintahan.
Seolah-olah pembangunan yang diakui sering kali hanya sebatas pembangunan yang berkaitan dengan sebuah hasil atau akumulasi, seperti yang didefinisikan oleh Daron Acemoglu sebagai akumulasi kekayaan pada tingkat ekonomi mikro maupun makro yang dapat tercermin dari pembangunan fisik dan proses modernisasi (Gabrielyan, 2018, p. 53).
Padahal, ada banyak aspek pembangunan lain yang tidak kalah penting dan memerlukan elaborasi lebih dalam untuk kemudian dapat ikut diterapkan secara efektif ke dalam sebuah kebijakan.
Karena apabila negara terlalu memfokuskan pada satu aspek pembangunan saja tanpa mempertimbangkan aspek lainnya, maka yang terjadi di lapangan ialah ketidakseimbangan yang berpotensi untuk mempengaruhi hasil dan proses dari pembangunan itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Contohnya, seperti pada proses pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang menghadapi beberapa kendala karena adanya fenomena pencurian elemen-elemen susunan rel kereta tersebut oleh warga sekitar.
Hal ini menjadi sebuah refleksi untuk pemangku kebijakan bahwa pembangunan fisik, dan kebijakan akan hal-hal yang berkaitan dengan proses modernisasi harus diiringi dengan seimbang bersama upaya pembangunan manusianya.
Karena penyebab yang menjadi motif masyarakat dalam melakukan praktik kriminalitas tersebut pada hakikatnya tidak jauh dari masalah perekonomian dan pola pikir yang perlu untuk diperbaiki.
Gagasan Amartya Sen (Sen, 2000) yang mendefinisikan pembangunan sebagai kebebasan, menempatkan pembangunan manusia yang terdiri dari aspek pendidikan, kesejahteraan masyarakat, produktivitas tenaga kerja, pengangguran, aspek moral dan kemiskinan pada posisi yang mendapat sorotan.
ADVERTISEMENT
Penyebab dari berbagai permasalahan terkait pembangunan fisik yang terjadi memicu otoritas untuk keperluan melakukan pendekatan yang lebih holistik terhadap pembangunan.
Hal ini kemudian menempatkan pendidikan pada posisi inti dalam pembangunan manusia. Bahwa pembangunan hendaknya mulai bersifat homosentris yang dapat dimulai dari pendidikan.
Dalam paradigma pembangunan manusia oleh Antonio (UNESCO, 2005), bentuk-bentuk paradigma pembangunan manusia hakikatnya didasarkan oleh pandangan bahwa manusia dilahirkan dengan potensi dan berhak untuk mengembangkannya.
Yang artinya melalui paradigma ini, konsep pembangunan suatu bangsa hendaknya tidak lagi terbatas pada gagasan pertumbuhan ekonomi belaka. Akan tetapi harus dianalisis sebagai perluasan ruang lingkup kebebasan manusia sehingga mereka dapat mengembangkan potensi mereka dan dengan demikian akhirnya dapat membuat pilihan.
ADVERTISEMENT
Hal ini sejalan dengan gagasan (Sen, 2000) mengenai pembangunan yang didefinisikan sebagai kebebasan, yakni kebebasan dalam menentukan pilihan-pilihan yang tersedia. Dalam relevansinya dengan pendidikan, pendidikan yang termasuk ke dalam salah satu aspek pembangunan manusia, dapat membuka dan memicu terciptanya solusi-solusi baru dalam menyelesaikan persoalan yang hadir di tengah masyarakat dan dihadapi oleh negara.
Seiring dengan berlangsungnya proses pendidikan, pola pikir seseorang dengan perlahan akan terbentuk. Yang artinya, pendidikan membentuk pola pikir seseorang akan segala hal. Hal ini kemudian berlaku ketika masyarakat menghadapi sebuah permasalahan.
Dengan pendidikan, seseorang akan dengan mudah berpikir secara holistik yang akhirnya dapat membentuk berbagai macam pilihan-pilihan rasional karena memiliki pandangan yang terbuka, atau bahkan melahirkan inovasi baru untuk memecahkan persoalan tersebut.
Sebagai contoh sederhananya, dapat ditemukan pada praktik kriminalitas yang banyak terjadi. Banyak orang yang memilih untuk melakukan kejahatan demi memenuhi kebutuhan hidupnya karena ketidakmampuan dalam mencari pekerjaan yang jauh dari unsur kejahatan.
ADVERTISEMENT
Orang dengan pemikiran terbuka akan mencoba mencari solusi lain akan hal tersebut sebelum benar-benar memutuskannya menjadi sebuah solusi dan mencoba menjauhkan solusi dari hal-hal yang mengandung risiko terhadap dirinya seperti yang harus dihadapi ketika melakukan kejahatan.
Dari contoh di atas, kita juga dapat memahami bahwasanya pendidikan dapat mengubah nasib seseorang dan memperbaiki kesejahteraan manusia. Dari pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang sebagai sebuah keluaran dari proses pendidikan, bisa dijadikan landasan dan bekal untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Dalam skala kecil maupun besar, manusia dapat memanfaatkan sumber daya yang berada di sekitarnya untuk meningkatkan produktivitas dan melahirkan inovasi. Ketika ekonomi global menjadi lebih didorong oleh unsur pengetahuan, tingkat pendidikan yang dicapai oleh angkatan kerja suatu negara dan kualitas pendidikan tersebut menjadi kunci utama dalam pembangunan dan kemajuan bangsa.
Di beberapa negara yang masyarakatnya masih terjebak pada tingkat pendapatan rendah, pendidikan menjadi senjata ampuh untuk melawan transmisi kemiskinan antar generasi karena meningkatkan produktivitas pekerja individu yang juga dapat meningkatkan pendapatannya, kemudian selanjutnya dapat menyekolahkan anak-anak mereka sendiri yang secara langsung memberi harapan untuk masa depan yang lebih baik (Kagia, 2006).
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, dalam mengembangkan pembangunan berbasis pada pengetahuan, menjadi sebuah keharusan bagi negara untuk membangun sumber daya manusianya dengan menaruh pendidikan pada arah prioritas utama kebijakan pembangunan.
Hal ini juga menyangkut dengan masalah ketimpangan pendidikan yang masih dialami oleh beberapa masyarakat dunia, terutama negara berkembang. Keefektifan dari pendidikan juga dapat diraih dengan perluasan kesempatan pendidikan bagi siapa saja untuk mengembangkan potensinya sebagai manusia maupun warga negara yang juga merupakan cerminan dari unsur HAM. Dengan begitu, upaya pengembangan potensi yang dimiliki manusia dapat dilaksanakan dengan baik.
Dalam pembangunan, pembentukan sinergitas yang baik antara seluruh elemen negara juga tidak kalah pentingnya. Begitu pula dengan pendidikan. Kolaborasi seluruh elemen negara yaitu masyarakat dan pemerintah dalam mendukung proses pendidikan menjadi penentu dalam keberlangsungan pembangunan manusia.
Dalam hal ini, secara tidak langsung pembangunan manusia harus menjadi tanggung jawab bersama karena masalah sosial yang dihadapi sedikit banyak berdampak pada negara kita dan dunia. Seluruh elemen negara dapat turut andil dalam mewujudkan agenda pembangunan manusia dalam hal pendidikan dengan ranah dan porsinya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Mulai dari unit terkecil yaitu keluarga yang berperan besar dalam mendidik generasi bangsa pada langkah awal, perusahaan melalui program-program CSRnya (Corporate Social Responsibility), NGO (Non-Governmental Organization) yang banyak mendorong masyarakat agar lebih peduli dan menggalakkan kampanye-kampanye untuk isu pendidikan, hingga pemerintah sebagai lembaga otoritas tertinggi dan pembentuk kebijakan yang diharapkan dapat membentuk dan menentukan kebijakan yang sesuai dengan keadaan masyarakatnya.
Dari sinergitas ini, ketika semua pihak dan elemen berjejaring membentuk sistem yang sehat, maka proses distribusi pengetahuan melalui pendidikan dapat dilaksanakan secara menyeluruh dan menyentuh seluruh aspek lapisan masyarakat dalam upaya pembangunan manusia tanpa adanya problematika lebih lanjut mengenai kecacatan dalam sistem yang menimbulkan ketimpangan.
Maka dari itu, upaya modernisasi dan pembangunan fisik negara yang perlu diiringi dengan upaya memajukan kualitas hidup manusia melalui pembangunan manusia yang sama besar porsinya.
ADVERTISEMENT
Kemudian pendidikan yang merupakan alat utama dalam memajukan bangsa, serta pentingnya kolaborasi seluruh elemen negara dalam mendukung proses pendidikan menjadi penentu dalam keberlangsungan dan keberhasilan pembangunan manusia.
Hal ini juga menunjukkan bahwa pembangunan manusia menjadi sebuah pendekatan pembangunan yang tidak kalah pentingnya untuk dilakukan.
Hal ini bisa dimulai dari menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama pembangunan negara karena dengan memprioritaskannya, maka negara sama saja sedang berinvestasi untuk masa depan pembangunan yang berkelanjutan demi mewujudkan dunia yang lebih baik.