Konten dari Pengguna

Usai Putus Cinta, Benarkah Cowok Lebih Cepat Move On Dibanding Cewek?

Nafika Siti Nur Annisa
Mahasiswa Fakultas Psikologi 2022 Universitas Airlangga
1 Mei 2023 5:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nafika Siti Nur Annisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pria menyendiri saat patah hati. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pria menyendiri saat patah hati. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Perpisahan bisa menjadi salah satu hal yang paling sulit dalam kehidupan kita, terlebih jika hubungan itu sangat berarti bagi kita. Bagi sebagian orang, perpisahan bisa menjadi tantangan besar dan membutuhkan waktu yang lama untuk pulih.
ADVERTISEMENT
Saat menjalani sebuah hubungan, ada kalanya perasaan yang terjalin antara dua pasangan bisa berakhir karena berbagai faktor. Entah karena perbedaan prinsip, kurangnya komunikasi, atau bahkan kesalahan fatal yang dilakukan oleh salah satu pihak.
Tak dapat dipungkiri bahwa proses patah hati memang sangat menyakitkan bagi siapa pun yang mengalaminya, tak terkecuali bagi perempuan maupun laki-laki. Namun, seringkali terdengar anggapan bahwa cowok terlihat lebih cepat move on daripada cewek. Benarkah demikian? Jika ya, mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Sebelum membahas lebih jauh, perlu dipahami bahwa setiap individu memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengatasi rasa sakit dan kehilangan pasangan. Ada yang dengan cepat berusaha melupakannya dan memulai lembaran baru, namun ada juga yang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa bangkit dari patah hati.
ADVERTISEMENT
Namun, jika kita melihat secara umum, memang terdapat sebuah stereotip yang menyatakan bahwa cowok lebih mudah move on ketimbang cewek.
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi mengapa cowok terlihat lebih cepat move on daripada cewek setelah putus cinta. Berikut adalah beberapa faktor yang mungkin berperan:

1. Perbedaan dalam Cara Berpikir

com-Ilustrasi laki-laki sedang berpikir. Foto: Shutterstock
Laki-laki dan perempuan memiliki cara berpikir yang berbeda ketika menghadapi perpisahan. Sebagian besar laki-laki cenderung lebih berfokus pada tugas-tugas yang harus diselesaikan dan mencari cara untuk memperbaiki keadaan. Di sisi lain, perempuan cenderung lebih memerhatikan perasaan mereka dan mengalami fase kesedihan yang lebih lama.

2. Ketersediaan Dukungan

Ilustrasi teman pria. Foto: Shutterstock
Biasanya perempuan lebih membutuhkan dukungan dari teman dan keluarga setelah perpisahan. Namun, laki-laki lebih mungkin untuk mencari dukungan di dalam diri mereka sendiri atau berbicara dengan teman-teman mereka yang terbiasa berbicara tentang masalah dengan cara yang lebih praktis.
ADVERTISEMENT

3. Level Keterikatan

Ilustrasi pacaran. Foto: Shutter Stock
Banyak perempuan yang lebih terikat secara emosional dalam hubungan, sehingga mereka memerlukan waktu lebih lama untuk melepaskan ikatan tersebut. Laki-laki cenderung memiliki level keterikatan yang lebih rendah dalam hubungan dan cenderung lebih mudah untuk merelakan hubungan tersebut.

4. Tujuan Hidup

Ilustrasi gaya hidup mewah. Foto: Shutter Stock
Laki-laki dan perempuan juga memiliki tujuan hidup yang berbeda. Laki-laki cenderung fokus pada karier dan pencapaian, sementara perempuan cenderung fokus pada hubungan dan keluarga. Setelah perpisahan, laki-laki lebih mudah beralih fokus pada karier atau hobi mereka, sementara perempuan mungkin masih fokus pada hubungan dan memikirkan apa yang salah dalam hubungan mereka.

5. Pengalaman Masa Lalu

Ilustrasi minum kopi saat galau Foto: dok.shutterstock
Pengalaman masa lalu juga dapat memengaruhi cara seseorang mengatasi perpisahan. Jika seseorang telah mengalami perpisahan yang menyakitkan sebelumnya, mereka mungkin lebih cepat untuk move on karena mereka tahu apa yang harus dilakukan. Namun, jika seseorang baru pertama kali mengalami perpisahan yang serius, maka mereka mungkin lebih membutuhkan waktu untuk pulih.
ADVERTISEMENT
Namun, meskipun laki-laki terlihat lebih cepat move on daripada perempuan, hal tersebut tidak berarti bahwa mereka benar-benar telah memulihkan diri sepenuhnya.
Ada banyak kasus di mana laki-laki terlihat ceria dan aktif dalam kehidupan mereka setelah putus dengan pasangan mereka, namun pada kenyataannya mereka masih merasakan sakit dan kehilangan yang sama seperti yang dirasakan oleh perempuan.
Hal ini menunjukkan bahwa proses move on atau pemulihan setelah patah hati bukanlah tentang siapa yang lebih cepat atau lambat dalam melakukannya, melainkan tentang bagaimana setiap individu memperlakukan dirinya sendiri selama proses tersebut.
Ilustrasi cowok patah hati. Foto: Reezky Pradata/Shutterstock
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk membantu diri sendiri pulih dari patah hati, seperti mendiskusikan perasaan dengan teman atau keluarga, melakukan aktivitas yang menyenangkan, atau bahkan mencari bantuan profesional jika perlu.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, baik laki-laki maupun perempuan memiliki hak yang sama untuk merasakan sakit dan kehilangan setelah putus dengan pasangan mereka.
Stereotip yang menyatakan bahwa laki-laki terlihat lebih cepat move on daripada perempuan sebenarnya hanya memperburuk situasi dan membuat perempuan merasa bahwa mereka harus berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat, bukan karena keinginan mereka sendiri.
Sebagai masyarakat yang lebih inklusif dan berempati, kita harus memahami bahwa setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam mengatasi patah hati dan tidak ada satu cara yang lebih baik daripada yang lainnya.
Hal ini juga harus diterapkan pada laki-laki dan perempuan, di mana keduanya harus diberikan kesempatan yang sama untuk merasakan emosi mereka dan memulihkan diri dari patah hati mereka. Dengan cara ini, kita dapat membangun masyarakat yang lebih empati dan mendukung bagi semua individu tanpa terkecuali.
ADVERTISEMENT