Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
ITS Efisienkan Pengolahan Susu dengan Mesin Pasteurisasi Berbasis Photovoltaic
29 Oktober 2022 11:14 WIB
Tulisan dari Nafil Rizqullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember memberikan kontribusi teknologi dengan mengembangkan alat pasteurisasi kejut listrik bagi peternak. Alat ini dilengkapi dengan sistem pengadukan otomatis, kejut listrik dan kompor induksi bertenaga surya.
ADVERTISEMENT
Tri Winarno selaku ketua pelaksana kegiatan abmas ini menuturkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan di Kabupaten Kediri Desa Sumberagung adalah untuk membantu peternak mengolah susu kambing. Peternak menggunakan cara tradisional: susu direbus atau dimasak dan diaduk di atas kompor gas hingga suhu mencapai 70 derajat Celcius."Peternak susu kambing biasanya memanaskan sambil mengaduk 10 Liter susu selama 15-20 menit untuk mencapai suhu ideal," katanya.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu tim Abmas dari Laboratorium Konversi Energi Fakultas Teknik Elektro ITS mengembangkan mesin pasteurisasi yang dilengkapi dengan fitur kejut listrik untuk membantu peternak mengolah susu pasteurisasi. “Ke depannya, peternak susu kambing di Sunberagung tidak perlu lagi menguras tenaga untuk mengaduk susu, karena mesin sudah memiliki sistem pengadukan otomatis,” jelasnya. Dengan sistem kejut listrik, Anda hanya perlu memanaskan susu hingga 40-50 derajat Celcius. Hal ini untuk menjaga susu agar tidak kehabisan nutrisi, agar tidak berubah warna menjadi kuning, dan untuk menjaga rasa susu. "Fitur kejut listrik digunakan untuk membunuh bakteri jahat yang tersisa di dalam susu karena suhu 55 derajat Celcius belum sepenuhnya membunuh bakteri jahat tersebut," jelasnya.
Keunggulan selanjutnya adalah mesin ini juga memiliki kapasitas pengolahan susu yang lebih besar dari metode tradisional yang biasa dipakai yaitu 15 liter. Selain itu, mesin pasteurisasi ini juga telah menerapkan sistem ong-grid photovoltaic yang artinya panel surya yang digunakan terhubung ke jaringan PLN. “Dengan menggunakan sistem panel surya, peternak tidak perlu khawatir dengan tagihan listrik untuk menjalankan mesin pasteurisasi,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Pembuatan mesin ini diawali dengan merancang sistem dengan mempertimbangkan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan panel surya dan daya inverter, hal ini untuk memungkinkan penggunaan yang efisien dan tepat sasaran. Berbagai pengujian kemudian dilakukan di laboratorium konversi energi listrik hingga sistem bekerja dengan baik. “Pasteurisasi dipasang di desa Sunbelagung selama dua hari,” tambahnya.
Tri menceritakan bahwa mesin ini dibuat melalui beberapa tahapan. Pada tahap awal, mesin dirancang dan diukur sesuai kebutuhan fotovoltaik beserta kapasitas inverter agar penggunaannya efisien dan tepat sasaran. Setelahnya, mesin melalui berbagai uji coba di laboratorium hingga mesin bisa berfungsi dengan baik. “Pemasangan mesin pasteurisasi di Desa Sumberagung dilakukan selama dua hari,” imbuhnya.
Pada peresmian 14 Agustus lalu, tim Abmas melakukan simulasi penggunaan mesin dan membekali peternak dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan prosedur perawatan mesin. “Tim Abmas Laboratorium Konversi Energi Listrik berharap mesin pasteurisasi bisa menekan biaya operasional dan menghemat tenaga peternak dalam mengolah susu kambing pasteurisasi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT