Konten dari Pengguna

Air Mata Lebih dari Sekadar Emosi, Sebuah Mekanisme Homeostasis

Asyifa Khairunnisa
Mahasiswi Teknologi Pangan Universitas Al-Azhar Indonesia
27 April 2025 16:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asyifa Khairunnisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Air Mata Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Air Mata Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bayangkan kamu sedang duduk santai di sofa, menikmati waktu istirahat setelah seharian penuh beraktivitas. Saat menguap lebar karena lelah, tiba-tiba kamu merasakan air mata menggenang di sudut mata. Mungkin kamu bertanya-tanya, kenapa hal kecil seperti menguap bisa membuat mata menjadi basah?
ADVERTISEMENT
Atau saat kamu berjalan di tempat berangin, tiba-tiba ada butiran debu kecil yang masuk ke mata. Refleks, mata kamu langsung berair, seolah-olah ingin mengusir tamu tak diundang itu. Begitu pula ketika terlalu lama menatap layar komputer atau ponsel, mata mulai terasa kering, lalu mendadak mengeluarkan air mata. Semua kejadian ini bukanlah kebetulan. Ini adalah bagian dari kecerdikan tubuh kita dalam menjaga keseimbangan, melalui mekanisme alami yang dikenal sebagai homeostasis.
Apa itu Homeostasis?
Homeostasis adalah sistem pertahanan tubuh untuk menjaga segala sesuatu tetap seimbang, stabil, dan berfungsi optimal, meski kondisi lingkungan terus berubah.
Saat kamu menguap, otot-otot di wajah termasuk yang ada di sekitar mata, bergerak dan menekan kelenjar air mata. Tekanan ini memberi sinyal ke tubuh untuk mengeluarkan air mata ekstra. Tujuannya? Supaya mata tetap lembap dan tidak kekeringan.
ADVERTISEMENT
Menjaga kelembapan ini penting, karena film air mata dan permukaan depan kornea bertanggung jawab atas sekitar 80% daya refraktif mata. Kalau lapisan ini terganggu, akibatnya bisa serius: kornea menjadi kasar, sensitivitas kontras berkurang, dan kualitas gambar yang diterima retina pun menurun.
Respon Cepat terhadap Benda Asing
Ketika benda asing seperti debu atau serbuk kecil masuk ke mata, tubuh langsung bereaksi. Kelenjar air mata bekerja keras memproduksi air mata untuk membilas mata dari iritan tersebut.
Tidak hanya itu, air mata juga membawa enzim pelindung yang berfungsi melawan kuman, seolah membangun benteng pertahanan alami. Di balik reaksi cepat ini, ada peran molekul kecil bernama neuropeptida, seperti substance P, yang mengatur respons nyeri dan peradangan.
ADVERTISEMENT
Inilah salah satu contoh betapa cekatannya sistem pertahanan tubuh kita dalam menjaga homeostasis.
Kenapa Menguap Bisa Membuat Mata Berair?
Saat kita menguap, tubuh kita tak hanya sekadar menarik napas panjang. Gerakan ini juga merangsang sekresi air mata untuk menjaga kelembapan mata.
Neuropeptida seperti vasoactive intestinal peptide (VIP) dan calcitonin gene-related peptide (CGRP) berperan penting dalam merangsang kelenjar air mata. Mereka membantu memastikan bahwa permukaan mata tetap terlumasi dengan baik, sehingga mencegah kekeringan dan menjaga penglihatan tetap jernih.
Momen sederhana seperti menguap ternyata merupakan bagian dari strategi tubuh untuk mempertahankan kondisi optimal.
Mata Kering dan Ketidaknyamanan
Ada kalanya mata terasa sangat kering, perih, dan tidak nyaman. Ini sering terjadi saat kita terlalu lama menatap layar atau berada di ruangan ber-AC.
ADVERTISEMENT
Mata kering bisa disebabkan oleh produksi air mata yang menurun atau kualitas film air mata yang buruk. Untungnya, tubuh memiliki mekanisme untuk merespons. Neuropeptida seperti nerve growth factor (NGF) dan neuropeptide Y (NPY) membantu menjaga kesehatan permukaan mata dan mempercepat proses penyembuhan.
Kalau produksi air mata terganggu, kornea bisa mengalami luka, dan penglihatan kita pun bisa terganggu. Di sinilah neuropeptida berperan penting menjaga agar mata tetap lembap dan sehat.
Kesimpulan: Tubuh Kita, Penjaga Sejati
Dari menguap, kelilipan, hingga mata kering, semua ini adalah gambaran betapa tubuh kita selalu bekerja keras untuk menjaga keseimbangan melalui mekanisme homeostasis.
Setiap tetes air mata bukan hanya reaksi fisik atau luapan emosi, melainkan bukti nyata betapa cerdasnya tubuh kita dalam melindungi dirinya sendiri. Dengan memahami semua proses ini, kita bisa lebih menghargai keajaiban tubuh yang setiap hari bekerja diam-diam demi kesehatan kita.
ADVERTISEMENT
Refrensi:
Asiedu, K., Markoulli, M., Bonini, S., Bron, A., Doğru, M., Kwai, N., Poynten, A., Willcox, M., & Krishnan, A. (2022). Tear film and ocular surface neuropeptides: Characteristics, synthesis, signaling and implications for ocular surface and systemic diseases.. Experimental eye research, 108973 . https://doi.org/10.1016/j.exer.2022.108973.
Haryanto, N. (2010). Ada apa dengan otak tengah. Gradien Mediatama.
Pflugfelder, S., & Stern, M. (2020). Biological functions of tear film.. Experimental eye research, 108115 . https://doi.org/10.1016/j.exer.2020.108115.