Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Iwel-Iwel, Merupakan Tradisi Di Pati Untuk Mendoakan Bayi Sebelum Sedekah Bumi
22 Desember 2024 10:54 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari NafshifaZainunAlya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejarah dan Makna Iwel-Iwel
Asal usul iwel-iwel berkaitan erat dengan budaya Jawa dan filosofinya. Secara etimologis, nama iwel-iwel berasal dari bahasa Jawa yaitu kemiwel yang berarti menggemaskan. Biasanya, bayi yang baru lahir dibuatkan iwel-iwel dengan harapan agar bayinya menjadi sehat, lucu, dan menggemaskan. Meskipun demikian, sebagian masyarakat juga melihat iwel-iwel sebagai hasil akulturasi antara Islam dan budaya Jawa. Konon, kata iwel-iwel berasal dari potongan doa kepada kedua orang tua, 'rabbighfirli waliwalidayya'. Namun, karena lidah masyarakat Jawa mengalami kesulitan ketika mengucapkan kata ‘waliwalidayya’, maka terbentuklah istilah iwel-iwel.Dalam tradisi dan budaya Jawa, kelahiran bayi dianggap sebagai momen yang penting. Setiap bayi yang lahir menjadi harapan baru bagi orang tua mereka. Masyarakat Jawa menggambarkan harapan tersebut melalui jajanan tradisional yang disebut iwel-iwel.
ADVERTISEMENT
Iwel-iwel adalah jajanan tradisional Jawa yang terbuat dari campuran tepung ketan, tepung beras, garam, dan parutan kelapa. Kemudian, diisi dengan gula merah di tengahnya. Legenda Watu Gandul, Batu Penentu Nasib Desa Ngluyu di Nganjuk selain namanya yang unik, tampilan makanan ini juga mengandung berbagai filosofi. Bentuknya yang menyerupai piramida dengan lima sisi melambangkan rukun Islam. Ujung piramida yang runcing menandakan arah menuju Tuhan Yang Maha Esa. Di samping itu, bentuk piramida juga melambangkan keutuhan dan kesempurnaan. di dalamnya terdapat harapan agar bayi bisa tumbuh dengan sempurna dan sejahtera. Isian gula kelapa yang terasa manis merupakan wujud dari harapan orang tua agar anaknya bisa tumbuh menjadi pribadi yang manis dalam bertutur kata maupun bertingkah laku kepada semua orang. Rasa manis ini juga melambangkan harapan kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan dan keberuntungan.
ADVERTISEMENT
Bahan dasar kue Iwel-Iwel yang berupa tepung ketan dan parutan kelapa diibaratkan sebagai simbol hubungan antara orang tua dan anak. Kemudian, teksturnya yang lengket mepresentasikan kelekatan dan kasih sayang antara orang tua dan anak. Terutama di Dusun Dukuh dan Kayenan di Desa Dukuhmulyo, Kecamatan Jakenan, Pati, Jawa Tengah akan menggelar acara Sedekah Bumi, pada dua pekan mendatang atau Jumat Kliwon (7/6/2024). Namun sebelum upacara Sedekah Bumi itu digelar, masyarakat Dusun Dukuh dan Kayenan biasanya mengadakan tradisi Iwel-iwel.
Iwel-Iwel juga disebut dengan Centhongan, Conthongan atau iwel-iwel terbuat dari ketan yang digiling kasar, jangan sampai lembut. Tengahnya dikasih gula merah dan dibungkus memakai daun pisang kemudian dikukus,” terang Sukadi. Ia mengaku tidak mengetahui secara pasti tujuan dari tradisi iwel-iwel ini, tetapi yang pasti untuk mendoakan anak-anak balita atau bayi. “Secara pasti tujuannya saya tidak tahu, yang pasti untuk selametan anak di bawah satu tahun."
ADVERTISEMENT
Bahan Dan Cara Pembuatan Iwel-Iwel
•Bahan Iwel-Iwel
1. 500 gram tepung ketan 1 buah kelapa.
2. Parut Garam secukupnya 200 gram.
3. Gula merah.
4. Sisir daun pisang untuk bungkus.
•Cara Pembuatan
1. Campurkan tepung ketan dengan kelapa parut.
2. Tambah dengan sedikit garam dan aduk hingga rata.
3. Siapkan daun pisang untuk bungkus.
4. Taruh beberapa sendok adonan kemudian tambah dengan sedikit gula jawa.
5. Bungkus seperti bongko tapi sedikit bulat.
6. Lakukan hingga semua adonan habis.
7. Siapkan pengukus, kukus iwel-iwel hingga matang. Angkat kemudian sajikan.
Nafshifa Zainun Alya Universitas PGRI Semarang