Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Hukum Merayakan Tahun Baru Islam 1446 Hijriah
3 Juli 2024 9:21 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Nagieb Jihadil akbar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sedangkan pada zaman Nabi Muhammad SAW belum ada system penanggalan islam sehingga tidak ada perayaan mengenai tahun baru islam, lantas bagaimana hukum kaum muslimin dalam perayaan tahun baru islam ini ?
ADVERTISEMENT
Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU, KH. Mahbub Maafi, mengatakan bahwa merayakan tahun baru Islam hukumnya mubah atau boleh-boleh saja sepanjang perayaan tersebut bukanlah hal-hal yang melanggar syariat.
Begitupun terkait pemberian ucapan selamat tahun baru Hijriah juga dipandang bukan masalah di kalangan ulama. Menurut pendapat Al-Hafizh Abul Hasan Al-Maqdisi dalam kitab Al-Hawi Lil Fatawi karya Imam Jalaluddin As-Suyuthi, memberi ucapan selamat bulan baru atau selamat tahun baru hukumnya mubah, bukan sunnah dan bukan pula bid'ah.
Oleh sebagian masyarakat Indonesia, tahun baru Islam biasanya dirayakan dengan tradisi seperti membuat bubur Suro. Menurut Mahbub Maafi, tradisi ini boleh-boleh saja dalam Islam sebab dilakukan dalam rangka untuk bersedekah.
Adanya tradisi seperti doa bersama atau membaca tahlil justru dipandang sebagai sesuatu yang baik dan bisa menambah pahala. Begitupun terkait digelarnya pawai obor maupun kirab untuk menyambut tahun baru Jawa-Islam dihukumi mubah.
ADVERTISEMENT
Mahbub Maafi menerangkan dimulainya penanggalan tahun Hijriah dalam Islam dasarnya mengacu pada peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Hal ini turut serta dapat dijadikan sebagai pengingat bagi umat Islam bahwa tahun baru Hijriah menjadi momentum yang tepat untuk memperbaiki diri.
"Bagi saya, kita sambut tahun baru Islam karena itu bagian dari mengingat hijrahnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dari Makkah ke Madinah. Maka kita pun juga harus selalu konsisten untuk berhijrah dari hal-hal yang tidak baik menuju baik," tuturnya.