Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pentingnya Muatan Lokal untuk Bertahan dari Hegemoni Kebudayaan Asing
25 Juni 2022 12:33 WIB
Tulisan dari Nahda Maritza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia adalah negara dengan tingkat pluralitas budaya yang sangat tinggi layaknya warna pelangi. Dari Sabang sampai Merauke memiliki budaya yang berbeda. Tetapi, dipersatukan oleh semboyan "Bhineka Tunggal Ika." Produk budaya tersebut ada berbagai macam rupa. Mulai dari seni pertunjukan, seni rupa, bahasa, alat musik, tarian, falsafah dan lain sebagainya. Keberagaman budaya juga yang menjadikan Indonesia sangat unik dan indah. Tetapi ironisnya, derasnya arus globalisasi pada saat ini membuat kebudayaan asing merajalela dengan digdaya. Sehingga kebudayaan lokal yang menjadi identitas Indonesia sebagai negara multikultural mengalami krisis dan terancam punah.
ADVERTISEMENT
Faktanya dapat dengan mudah kita lihat dari realita sosial ataupun dunia maya. Sudah semakin sedikit masyarakat yang masih melestarikan budaya asli Indonesia. Mayoritas masyarakat justru cenderung lebih menyukai dan membanggakan kebudayaan asing. Sekalipun ada yang masih melestarikan kebudayaan asli Indonesia, mereka tidak mendapatkan atensi yang begitu baik. Padahal untuk melestarikan kebudayaan Indonesia adalah tugas seluruh elemen warga negara, baik itu pemerintah ataupun rakyat biasa. Jika terus dibiarkan seperti ini, semakin lama kebudayaan asli Indonesia akan terkikis dan berpotensi untuk punah. Dampak dari punahnya kebudayaan itu sangatlah berbahaya.
Pertama, dampak yang paling mendasar adalah hilangnya predikat Indonesia sebagai negara multikultural. Indonesia dikenal di mancanegara karena keberagaman dan keunikan budaya yang sangat kaya. Jika keberagaman dan keunikan itu sudah tidak ada lagi, maka berkurang juga daya tarik masyarakat dunia terhadap Indonesia. Hal itu tentu saja akan berpengaruh kepada faktor ekonomi Indonesia juga nantinya.
ADVERTISEMENT
Kedua, falsafah budaya Indonesia jika tidak dijunjung tinggi akan mengakibatkan rusaknya moral anak bangsa. Karena falsafah budaya asli Indonesia baik itu dari etnis manapun selalu mempunyai nilai-nilai adi luhung. Sedangkan, kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia tidak semuanya bernilai baik. Bahkan terkadang kebudayaan asing malah membuat manusia menjadi individual. Hal tersebut tentu saja bertolak belakang dengan budaya Indonesia yang identik dengan gotong-royong.
Ketiga, generasi di masa mendatang sudah tidak mengenal kebudayaan yang berasal dari tanah air mereka sendiri. Hal tersebut dapat membuat mereka tidak memiliki rasa bangga terhadap Indonesia. Karena salah satu aspek terbesar yang bisa dibanggakan dari Indonesia adalah keberagaman budaya dan kekayaan alamnya. Jika kebudayaan itu punah, tentu saja bisa menjadi pemicu hilangnya rasa bangga dan rasa nasionalisme para generasi muda terhadap Indonesia. Jika rasa bangga dan rasa nasionalisme sudah hilang, tentu saja Indonesia akan rapuh dan mudah terpecah belah.
ADVERTISEMENT
Karena dampak yang sangat berbahaya, krisis kebudayaan ini tidak boleh dianggap sepele dan harus ditanggapi secara serius. Seluruh elemen warga negara perlu bersinergi untuk mempertahankan kebudayaan Indonesia. Dan salah satu cara yang paling efektif untuk mempertahankan kebudayaan asli Indonesia adalah dengan mengajarkan budaya kepada generasi muda melalui kurikulum muatan lokal di sekolah.
Muatan lokal ini dapat digunakan sebagai senjata untuk menjaga kebudayaan asli Indonesia di tengah derasnya gempuran arus globalisasi yang membawa kebudayaan asing, Karena jika bukan di sekolah, akan di mana lagi para anak bangsa akan mempelajari kebudayaan Indonesia secara intensif. Oleh sebab itu, kurikulum muatan lokal seharusnya dikembalikan ke dalam dunia pendidikan.