Konten dari Pengguna

Kekuatan Dari Rasa Sakit

Nahl Hammam Rissyafa
Siswa dari SMA Citra Berkat
16 Januari 2025 9:17 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nahl Hammam Rissyafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Pexels.com
ADVERTISEMENT
Rasa sakit merupakan bagian alami yang terjadi di kehidupan manusia. Cara kita menghadapi dan merespons dapat menentukan bagaimana kita tumbuh sebagai individu. Secara alamiah tubuh kita memiliki refleks defence mechanism terhadap segala hal yang di anggap membahayakan diri. rasa sakit sering diartikan sebagai pertanda ada yang tidak baik pada tubuh karena membuat tidak nyaman dan tidak mengenakkan. Tidak jarang orang mengalami momen-momen sulit yang membuat merasa rapuh, hancur, atau bahkan kehilangan arah. Namun, dibalik rasa sakit, tersembunyi potensi kekuatan baru dan jalan pembaruan diri.
ADVERTISEMENT
Dalam lingkungan pekerjaan, seringkali kritikan dan sikap rekan kerja atau atasan membuat rasa sakit yang membekas di hati, menyebabkan sulit untuk fokus, bad mood, tidak semagnat bekerja, dan terjadi perselisihan berkepanjangan. Kemampuan meregulasi rasa sakit ini sangat penting dimiliki untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan dan berkembang. Orang dengan keterampilan emosi yang berkembang baik, kemungkinan besar akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran yang positif.
Ada beberapa prinsip-prinsip tertentu agar bisa merubah rasa sakit menjadi kekuatan yang mendorong kita menuju versi diri kita yang lebih baik. Berikut adalah lima prinsip yang bisa membantu kita berhasil dalam proses tersebut :

1. Melatih Kemampuan Regulasi Emosi

Regulasi emosi adalah kemampuan untuk menilai, mengontrol, mengekspresikan penyelaman emosi dan perasaan ke dalam tindakan atau sikap yang adaptif. Adaptif artinya sesuai dengan situasi dan kondisi. Kemampuan regulasi emosi memiliki hubungan terhadap kemampuan resolusi konflik. Semakin tinggi kemampuan regulasi emosi kamu maka semakin tinggi kemampuan resolusi konflik. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan regulasi emosi kamu akan semakin rendah kemampuan resolusi konflik. Alih-alih hanya mengekspresikan emosi ke dalam sikap-sikap yang bisa merusak, kamu bisa mengarahkan emosi untuk dijadikan sumber energi pergerakan yang lebih membangun dan solutif.
ADVERTISEMENT

2. Mempunyai motivas internal

Motivasti internal merupakan sebuah jangkar. Tanpa adanya motivasi internal, tujuan pergerakan akan menjadi tidak menentu arah dan semangat bekerja akan mudah naik turun tidak stabil karena bergantung pada keadaan di luar diri. Dengan mempunyai motivasi dalam diri akan lebih mudah mengendalikan diri demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian tidak lagi berdasarkan orang lain melainkan berdasarkan value diri. Daripada merasakan sakit hati dari komentar negatif atau penilaian buruk orang lain, akan lebih baik jika menilai secara objektif berdasarkan tujuan yang berasal dari diri sendiri.

3. Bersikap Professional

Dapat memposisikan diri untuk mampu memahami dan memenuhi tugas dan tanggungjawab hingga selesai apapun keadaan yang sedang dialami adalah sikap profesional. Profesional juga dapat berbentuk tetap fokus dan konsisten terhadap urusan penyelesaiaan pekerjaan meskipun ada keadaan lain yang terjadi di dalam kehidupan personal.
ADVERTISEMENT

4. Melatih Kesadaran

Kesadaran merupakan kunci untuk dapat membaca situasi kondisi dan meresponnya dengan tepat. Cara sederhana untuk melatih kesadaan diri adalah dengan bangun rasa ingin tahu soal diri sendiri, cari sudut pandang orang lain, dan berhenti bertanya kenapa ganti dengan apa yang bisa dilakukan untuk solusinya. Dengan melakukan hal ini, kamu dapat memilih sikap yang terbaik untuk diri sendiri maupun orang lain.