Konten dari Pengguna

Resensi Novel Bukan Buku Nikah Karya Ria Ricis

Nahrin Indriani
Mahasiswi Tadris Bahasa Indonesia di UIN Raden Mas Said Surakarta
7 Desember 2022 17:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nahrin Indriani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Novel "Bukan Buku Nikah" karya Ria Ricis (Sumber: foto pribadi)Judul buku
zoom-in-whitePerbesar
Novel "Bukan Buku Nikah" karya Ria Ricis (Sumber: foto pribadi)Judul buku
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
A. Identitas Buku
ADVERTISEMENT
B. Sinopsis
Hidup memang perlu perjuangan, berjuang untuk menjadi lebih baik dan berjuang untuk bangkit dari keterpurukan. Mewujudkan sesuatu yang kita inginkan dan menginginkannya agar selalu terwujud, adalah sebuah kemustahilan jika kita tidak berusaha. Hidup bukan soal menikmati kesenangan saja, akan tetapi hidup adalah sebuah perjalanan dari roda yang terus berputar. Selalu ada banyak rintangan di dalamnya, kita tidak cukup hanya bermimpi saja untuk menggapai semua yang kita inginkan, akan tetapi kita perlu berusaha keras dan berdo’a agar mimpi itu dapat terwujud. Apabila kita sudah berusaha semaksimal mungkin dan hasilnya tidak sesuai dengan harapan, maka kita harus tetap berusaha dan bersabar dalam menghadapinya.
Berbicara mengenai perjuangan, kita dapat belajar dari sebuah novel karya Ria Ricis yang berjudul “Bukan Buku Nikah.” Judul tersebut dipilih Ria Ricis berdasarkan pengalaman pribadi dari kisah hidupnya. Tulisan Ria Ricis ini tampaknya dapat membuat pembaca merasa lebih termotivasi dalam menyikapi setiap cobaan. Karena, di dalam buku ini Ria Ricis tidak hanya menceritakan tentang perjalanan hidupnya dalam memilih sebuah pasangan saja. Melainkan, Ria Ricis juga mengajarkan pembaca untuk lebih bersabar dan mencoba untuk mencintai diri sendiri terlebih dahulu, sebelum nantinya mencintai orang lain.
ADVERTISEMENT
C. Isi Resensi
Buku karya Ria Ricis ini menceritakan tentang kisah percintaannya yang penuh dengan lika-liku dan berharap adanya sebuah kepastian yang datang. Dalam buku ini diceritakan bahwa sudah banyak laki-laki yang mendekati Ria Ricis, hingga akhirnya dia mampu membuka hatinya untuk laki-laki tersebut. Akan tetapi, tidak jarang Ria Ricis juga sering dibuat kecewa dan sakit hati, karena tidak diberi kepastian dan akhirnya ditinggalkan. Hal inilah yang membuat dirinya selalu merasa gagal dalam masalah cinta. Namun, Ria Ricis selalu bersabar dan berdo’a kepada Tuhan agar selalu diberikan kesabaran dalam menghadapi setiap masalah.
Perjalanan kisah cinta Ria Ricis bermula pada saat dirinya bertemu dengan seorang lelaki yang bernama Awan. Keduanya sudah cukup lama berkenalan, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menjalin hubungan percintaan. Meskipun Ria Ricis belum sepenuhnya membuka hati, tetapi dia berusaha dan berharap Awan tidak akan membuatnya kecewa. Kisah cinta yang mereka jalani sangat romantis, sehingga dapat membuat pembaca merasa iri dan ingin merasakan sebuah kisah cinta seperti mereka.
ADVERTISEMENT
Namun, dibalik kisah cinta yang romantis itu, ternyata banyak rintangan yang mereka hadapi. Hingga suatu ketika, mereka harus berpisah karena Awan belum siap untuk membawa Ria Ricis ke hubungan yang lebih serius. Rasa sedih dan kecewa pun mulai datang menyelimuti hati Ria Ricis. Dia tidak percaya, bahwa orang yang sudah diyakini tidak akan membuatnya menangis, ternyata sebaliknya.
Usai menjalin hubungan bersama Awan, kemudian datanglah sosok laki-laki di kehidupan Ria Ricis yang bernama Rangga. Laki-laki itu merupakan teman lama Ria Ricis, akan tetapi dia adalah orang baru dalam kisah cintanya. Karena mereka sering berkomunikasi dan mulai dekat, perlahan-lahan Rangga mulai menaruh hati kepada Ria Ricis. Kedatangan Rangga di kehidupan Ria Ricis, membawa cahaya baru baginya setelah dibuat kecewa oleh Awan. Rangga merupakan sosok laki-laki yang baik, dia selalu membuat Ria Ricis bahagia dan selalu ada.
ADVERTISEMENT
Saat rasa cinta mereka mulai tumbuh, Awan hadir kembali di tengah-tengah mereka. Hal ini membuat hati Ria Ricis semakin sedih, karena ketika dia sudah menemukan sosok baru yang mampu membuatnya bahagia, mengapa masa lalunya harus datang kembali? Ria Ricis semakin dibuat bingung karena hadirnya Awan kembali di kehidupannya. Awan yang dulu pernah meninggalkan Ria Ricis, kini hadir dengan membawa sebuah janji yang pasti akan menikahinya. Ria Ricis pun semakin bingung harus berbuat apa. Di satu sisi ada Rangga yang selalu membuatnya bahagia, di sisi lain ada Awan yang sudah memberikan kepastian.
Rasa bimbang selalu menghantui Ria Ricis, Rangga yang selalu membuat Ria Ricis bahagia dan tidak ingin melihatnya menangis, kini malah membuat Ria Ricis kecewa karena dia belum siap membawanya ke hubungan yang lebih serius, hingga akhirnya ketidakpastian pun datang. Rangga mulai berubah sikap dan Ria Ricis pun akhirnya meyakinkan dirinya untuk memilih kembali bersama Awan. Dengan kemantapan hati, Awan pun mulai mengenalkan Ria Ricis kepada keluarganya. Akan tetapi, semuanya tidak sesuai ekspektasi dan juga harapan. Hubungan antara Awan dan Ria Ricis ternyata tidak disetujui oleh keluarganya, karena sebuah alasan yang mampu membuat hati Ria Ricis semakin tersakiti.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, Ria Ricis pun pasrah. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi, kegagalan soal masalah cinta dan restu selalu menghantuinya. Dukungan dan nasihat dari keluarga serta teman-temannya selalu dia dengarkan, hingga akhirnya dia mampu bersabar dan terus berdo’a kepada Tuhan agar suatu saat nanti dia diberikan seseorang yang benar-benar mampu membuatnya bahagia dan memberi kepastian yang jelas. Karena, Ria Ricis percaya bahwa jodoh tidak akan kemana.
Hal inilah yang membuat buku ini menarik untuk dibaca, karena tidak hanya menyajikan motivasi dan cerita belaka. Melainkan, buku ini juga dapat membawa pembaca pada perasaan campur aduk yang dialami oleh penulis. Selain itu, pembaca juga akan merasa yakin bahwa tidak ada cobaan yang datang diatas batas kemampuannya. Penulis mencoba meyakinkan pembaca, bahwa setiap masalah pasti ada penyelesaiannya. Mencoba berdamai dan menerima diri sendiri adalah kunci dari sebuah perjuangan.
ADVERTISEMENT
Penulis: Nahrin Indriani
Mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Indonesia Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta