Konten dari Pengguna

Dampak Belanja dan Penerimaan Negara dalam Mewujudkan Stabilitas Ekonomi Makro

Naila Fauziah
Mahasiswa Universitas Pamulang Program Studi Pendidikan Ekonomi
29 April 2025 23:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Naila Fauziah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Naila Fauziah
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Naila Fauziah
ADVERTISEMENT
APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disusun dan ditetapkan melalui undang-undang, yang memuat penerimaan dan pengeluaran negara dalam satu tahun anggaran. APBN mencerminkan kebijakan fiskal pemerintah dalam rangka mengelola sumber daya ekonomi untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, seperti pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan, pengentasan kemiskinan, serta stabilitas ekonomi.
ADVERTISEMENT
Secara sederhana, APBN menggambarkan dari mana uang negara diperoleh (pendapatan negara, seperti pajak dan penerimaan negara bukan pajak) dan ke mana uang itu dibelanjakan (belanja negara untuk program-program pembangunan dan pelayanan publik).
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) memegang peranan sentral dalam menjaga keseimbangan ekonomi nasional. Dalam situasi krisis seperti pandemi COVID-19, kebijakan fiskal yang responsif melalui APBN menjadi instrumen penyelamat. Pemerintah mendorong pemulihan ekonomi dengan memperbesar belanja negara, khususnya dalam bentuk bantuan sosial, subsidi, serta pembangunan infrastruktur, yang secara langsung menggerakkan konsumsi masyarakat dan menyerap tenaga kerja. Sebaliknya, dalam kondisi ekonomi yang memanas (overheating), APBN dapat digunakan untuk mengendalikan tekanan inflasi melalui pengetatan belanja atau optimalisasi penerimaan pajak.
Lebih dari sekadar alat untuk menstabilkan perekonomian, APBN juga memainkan fungsi penting dalam mendorong pemerataan sosial. Mekanisme distribusi fiskal diwujudkan melalui berbagai program perlindungan sosial, seperti bantuan pendidikan, jaminan kesehatan, dan subsidi energi. Skema-skema tersebut bertujuan memperkecil ketimpangan pendapatan, agar pembangunan ekonomi tidak hanya dinikmati oleh kelompok elite, tetapi juga menjangkau masyarakat lapisan bawah.
ADVERTISEMENT
Dalam kerangka pertumbuhan jangka panjang, alokasi belanja pemerintah diarahkan pada sektor-sektor strategis seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Investasi ini tidak hanya memberikan efek langsung terhadap peningkatan kapasitas produksi nasional, tetapi juga memperkuat fondasi ekonomi Indonesia di masa mendatang.
Namun, keberhasilan APBN dalam menjalankan fungsinya sangat bergantung pada efektivitas implementasi. Hambatan klasik seperti perencanaan yang lemah, pemborosan anggaran, serta rendahnya penyerapan dana masih menjadi tantangan nyata. Di sisi lain, pembiayaan defisit melalui utang negara menuntut pengelolaan yang cermat agar tidak menimbulkan beban fiskal yang membengkak di masa depan.
Oleh karena itu, transparansi dan partisipasi publik dalam proses penyusunan hingga pengawasan pelaksanaan APBN menjadi sangat krusial. Keterlibatan masyarakat dapat memperkuat akuntabilitas dan memastikan bahwa setiap rupiah yang dibelanjakan benar-benar memberikan manfaat nyata.
ADVERTISEMENT
Secara garis besar, APBN memiliki tiga fungsi utama yang saling melengkapi:
Dampak nyata APBN terhadap indikator ekonomi makro dapat diamati dari beberapa sisi. Belanja pemerintah yang produktif terbukti menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi, terutama melalui peningkatan konsumsi dan investasi publik. Di sisi lain, inflasi yang terkendali menunjukkan keberhasilan kebijakan subsidi, terutama energi dan pangan, dalam menstabilkan harga. Adapun tingkat pengangguran juga cenderung menurun berkat program padat karya dan proyek infrastruktur yang mampu menciptakan lapangan kerja.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, APBN bukan sekadar dokumen finansial, tetapi merupakan alat strategis dalam menjaga kesinambungan pembangunan ekonomi yang inklusif, adil, dan berkelanjutan. Dengan tata kelola yang baik, APBN mampu menjadi jembatan antara tujuan fiskal negara dan kesejahteraan masyarakat.