Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Ketika Ilmu Semu Menyamar Sebagai Kebenaran, Ilmu atau Ilusi?
2 Desember 2024 15:23 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Naila Hasna tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam era informasi yang semakin berkembang pesat, masyarakat memiliki akses yang luas terhadap berbagai pengetahuan, termasuk sains. Namun, di balik kemajuan tersebut, tersebar pula fenomena pseudoscience atau ilmu semu, yang sering kali menyamar sebagai sains sejati. Pseudoscience adalah klaim, kepercayaan, atau praktik yang mengklaim berbasis ilmiah, tetapi tidak didukung oleh metode ilmiah yang valid. Fenomena ini dapat berdampak serius, mulai dari penyebaran mitos kesehatan hingga pengambilan keputusan berbasis informasi yang salah.
ADVERTISEMENT
Salah satu penyebabnya adalah daya tariknya yang sering mengandalkan bahasa ilmiah yang rumit, namun tanpa bukti yang dapat diverifikasi. Pseudoscience juga cenderung memanfaatkan bias kognitif, seperti kepercayaan pribadi atau bukti anekdotal, sehingga tampak meyakinkan bagi banyak orang.
Lalu apa saja sih contoh dari Pseudosains itu sendiri di era modern saat ini?
1. Astrologi
Apakah kamu Taurus yang keras kepala? atau Gemini yang suka plin-plan? Siapa nih yang masih percaya kalau posisi bintang dan planet bisa menjelaskan kenapa hari ini mood kita buruk atau siapa soulmate kita?
Zodiak seolah jadi panduan hidup yang asyik, tapi sayangnya, bukan yang ilmiah. Sains telah membuktikan bahwa astrologi, termasuk zodiak, tidak punya dasar ilmiah yang valid. Penjelasan menarik soal sifat “Leo yang suka diperhatikan” atau “Virgo yang perfeksionis” hanya memanfaatkan Barnum Effect, kemampuan deskripsi umum yang terasa sangat personal. Meski begitu, zodiak tetap eksis karena siapa sih yang nggak mau cerita seru dari bintang-bintang?
ADVERTISEMENT
2. MBTI
“INFJ si introvert yang langka” atau “ENTP si jenius kreatif” Mungkin kalian pernah bangga setelah mengetahui tipe MBTI kalian. MBTI sering dianggap alat untuk memahami diri, membangun karier, hingga mencari pasangan. Tapi, apakah MBTI benar-benar akurat?
Sayangnya, banyak psikolog menilai MBTI lebih seperti horoskop versi modern. Tes ini kurang valid dan reliabel karena kepribadian manusia terlalu kompleks untuk dikelompokkan hanya dalam 16 kategori. Tetapi, karena sederhana dan menyenangkan, MBTI tetap jadi favorit, terutama di media sosial!
3. Golongan Darah
Di Jepang, banyak orang percaya bahwa golongan darah memengaruhi kepribadian. Misalnya, orang bergolongan darah A dianggap perfeksionis, sementara tipe O sering disebut ekstrovert. Tetapi, benar nggak sih seperti itu?
ADVERTISEMENT
Penelitian menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara golongan darah dan kepribadian. Ini hanyalah stereotip modern yang mirip seperti zodiak. Meski begitu, di beberapa budaya, teori ini tetap digunakan, bahkan dalam rekrutmen kerja atau urusan cinta.
4. Tarot
Ada yang pernah merasa penasaran dengan kartu tarot? Atau kalian sering mempercayai video terkait ramalan tarot di media sosial? Dengan simbol mistisnya, tarot menawarkan wawasan tentang cinta, karier, atau masa depan kalian. Banyak yang menganggapnya sebagai alat spiritual, tapi apakah tarot benar-benar bisa membaca nasib?
Tarot sebenarnya bekerja melalui cold reading, yaitu trik psikologis yang membuat hasil bacaan terasa cocok untuk siapa saja. Walaupun tidak ilmiah, sesi tarot menghibur dan bahkan reflekti ibarat sesi curhat dengan “kartu bijak.”
ADVERTISEMENT
5. Love Language
Kata orang, memahami love language pasangan adalah kunci cinta yang harmonis. Apakah kamu tipe “acts of service” atau “words of affirmation”? Teori ini sering dianggap solusi hubungan, tapi apa sih kata sains?
Meski terdengar logis, teori Five Love Languages tidak didukung penelitian ilmiah yang kuat. Hubungan yang sehat lebih kompleks daripada sekadar mencocokkan preferensi ini. Namun, konsep ini tetap menarik karena memberikan cara mudah untuk membicarakan cinta.
6. Grafologi
Yang terakhir ada Gragologi, pernah dengar kalau tulisan tangan kamu bisa mengungkap kepribadian? Grafologi, atau analisis tulisan tangan, mengklaim bisa membaca karakter seseorang hanya dari gaya tulisan. Tetapi, benar nggak ya?
Studi ilmiah menunjukkan bahwa grafologi hampir tidak memiliki validitas. Tulisan tangan lebih banyak dipengaruhi faktor fisik, seperti kebiasaan atau kelelahan, dibanding kepribadian. Tapi, bagi yang menyukai misteri, analisis ini tetap terasa seru untuk dicoba loh!
ADVERTISEMENT
Meskipun banyak yang menganggap konsep-konsep seperti zodiak, MBTI, tarot, dan lainnya sebagai hiburan semata, penting bagi kita untuk membedakan antara keyakinan yang tidak didasarkan pada bukti ilmiah dan pengetahuan yang telah teruji oleh penelitian. Dunia penuh dengan hal-hal menarik yang sering kali menggugah rasa penasaran kita, tetapi ada kalanya kita harus lebih kritis dalam menerima informasi.
Sebagai konsumen informasi, kita perlu lebih bijak dalam memilih apa yang kita percayai, agar tidak terjebak dalam klaim yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Jadi, tidak ada salahnya menikmati membaca horoskop atau mencari tahu tipe MBTI kamu, tetapi pastikan kita tetap berpijak pada fakta dan pengetahuan yang terbukti ya!