Konten dari Pengguna

Pesona Dialek Kansai dalam Sebuah Anime Lebih dari sekadar Aksen

Naila Najma
Mahasiswa Universitas Airlangga Jurusan Bahasa dan Sastra Jepang
5 Januari 2025 15:35 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Naila Najma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Osaka,Japan (Source: Freepik)
zoom-in-whitePerbesar
Osaka,Japan (Source: Freepik)

ADVERTISEMENT
Negeri anime dan manga sudah menjadi ciri khas tersendiri bagi negara jepang dengan budaya nya yang dikenal secara global oleh masyarakat. Sebagai salah satu negara dengan kekayaan budaya dan bahasa yang unik, berbagai dialek regional mencerminkan identitas lokal yang menjadi ciri khas dari keragaman bahasa yang ada. Bahasa Jepang tidak hanya berkutat pada Bahasa Jepang standar atau Hyoujungo yang berbasis pada dialek Tokyo. Yang mana bahasa tersebut digunakan secara luas dalam dunia pendidikan, pekerjaan, dan komunikasi resmi. Namun, terdapat juga eksistensi dialek dari berbagai wilayah di Jepang yang turut memperkaya budaya linguistik negara ini. Menurut Kindaichi Haruhiko, dialek Jepang dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori utama yakni:
ADVERTISEMENT
Dari pembagian tersebut, dialek jepang barat atau dialek kansai menempati posisi istimewa sebagai dialek yang paling banyak digunakan setelah bahasa Jepang standar dengan rasio penggunaan 1:6. Dialek Kansai banyak dituturkan di wilayah Jepang Barat, meliputi Osaka, Kyoto, Nara dan sekitarnya. Selain itu dialek ini juga terkenal melalui gaya komedi khasnya bernama manzai yang sering ditampilkan dalam acara televisi nasional Jepang. Sehingga masyarakat jepang umumnya tidak terlalu asing dengan eksistensi dialek ini.
People enjoying japanese food (Source: Freepik)

Kebanggaan Penutur Dialek Kansai

Dalam video YouTube "That Japanese Man Yuta" yang berjudul ‘Standard Japanese vs Dialects (Tokyo, Osaka, Hiroshima)' dapat ditarik kesimpulan bahwa, orang Jepang yang berasal dari luar wilayah Tokyo biasanya akan beralih menggunakan bahasa Jepang standar ketika berada di luar wilayah mereka. Namun, penutur dialek Kansai memiliki perbedaan. Mereka cenderung tetap menggunakan dialek Kansai ketika berinteraksi dengan orang asing diluar wilayahnya. Melalui hal ini tercerminkan kebanggaan dan rasa percaya dirinya terhadap budaya lokal mereka.
ADVERTISEMENT
Pada umumnya dialek Kansai tidak sepenuhnya berbeda dari bahasa Jepang standar yang mana setiap kata masih memiliki padanan katanya dalam bahasa Jepang standar. Namun, dialek Kansai tetap memiliki ciri khasnya tersendiri, seperti adanya perubahan melalui pemenggalan kata. Contoh:
Selain pemenggalan kata, dialek Kansai memiliki kosakata unik yang terkesan berbeda dari bahasa Jepang standar seperti Ookini untuk "terima kasih" (padanan dari Arigatou) dan Akan (dibaca akang) untuk "jangan" atau "tidak boleh" (padanan dari Dame) dan lain sebagainya. Hal ini menjadikan dialek kansai memiliki keunikannya tersendiri.

Representasi Dialek Kansai dalam Anime

Keunikan dialek kansai ini tidak jarang kita temukan pada media populer jepang yakni Anime. Penggunaan dialek kansai dalam sebuah anime bukan hanya sebagai hal yang keren dan dapat dikagumi begitu saja. Sebab hal ini sebenarnya dapat memberikan kesan tertentu pada karakter yang menggunakannya. Beberapa hal yang dapat kita pahami dari penggunaan dialek kansai pada sebuah karakter yakni:
ADVERTISEMENT
Penggunaan dialek kansai pada sebuah karakter dapat memberikan penegasan mengenai darimana karakter berasal ataupun dimana latar belakang cerita berlangsung. Beberapa contoh yakni:
Kyoto,Japan (Source: Pixabay)
Selain menjadi penanda geografis, penggunaan dialek Kansai dalam sebuah karakter juga dapat menjadi alternatif penggambaran karakter yang lebih dalam dengan bermodalkan bertutur kata dengan dialek kansai. Dilansir dari blogspot pribadi bernama yasuitori wordpress yang dituliskan berdasarkan pengalaman pribadi penulis. Diterangkan bahwa masyarakat jepang tak jarang memberikan streotipe tertentu pada penutur dialek kansai. Seperti kesan bahwa orang kansai itu tidak sopan ataupun kasar karena leluconnya yang seenaknya dan terus terang. Penanaman streotipe seperti ini dapat memberikan kesan yang kuat pada karakter yang menggunakan dialek Kansai sebab kita sebagai penonton dapat berasumsi bahwa mereka adalah karakter yang memiliki watak demikian.
ADVERTISEMENT
Hal ini tercerminkan pada karakter bernama Miya Atsumu dari anime Haikyuu!! Season 4 (2020). Kesan terus terang dan seenaknya sangat terasa dalam watak karakter ini. Ketika ia berbicara terus terang bermaksut menyindir pada karakter lain yang baru saja dia kenal tidak lama.
Walau demikian biasanya hampir kebanyakan karakter berdialek kansai memiliki gaya bicara yang memiliki kesan santai dan penuh percaya percaya diri ketika berbicara menggunakan dialeknya. Hal ini terlihat melalui cara bicara Heiji Hattori (Detective conan), Haruka Hashida (Blue Period), Karasu Tabito (Blue Lock) dan juga Miya Atsumu (Haikyuu!!).
Selain kesan-kesan tersebut kadang kala dialek kansai juga menjadi dialek yang tepat untuk memberikan nuansa humor seperti yang terasa pada anime Lovely Complex (2007). Pada dua karakter bernama Koizumi Risa dan Ootani Atsushi kesan humor dan jenaka terasa ketika mereka berinteraksi menggunakan dialek kansai.
ADVERTISEMENT

Lebih dari Sekadar Aksen

Dengan memasukkan dialek kansai ke dalam media populer seperti anime secara tidak langsung penonton yang berasal dari berbagai negara mengenali dan menemukan keunikan tersendiri dari dialek kansai. Penonton Internasional yang belum familier dengan keragaman bahasa jepang mendapatkan kesempatan mengetahui dan menikmati keragaman bahasa tersebut. Hal ini juga merupakan hal positif bagi penonton sebab tidak ada salahnya bagi kita untuk mempelajari dan mengenal hal baru. Melalui media populer seperti anime, dialek ini tdapat terus hidup dan dikenal, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya Jepang yang mendunia.
Referensi
ADVERTISEMENT