Ketika Gen Z Bersosial Media: Mengapa Selalu Mau Ikut-ikutan?

Naila Zahra Habibah
Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
20 Desember 2023 6:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Naila Zahra Habibah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto ilustrasi pribadi penulis
zoom-in-whitePerbesar
Foto ilustrasi pribadi penulis
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Orang kepikiran aja deh kalimat baru, mau ikutan pakai ah.” Itu hanyalah contoh kecil dari tren “fomo” nya generasi z atau yang biasa disebut gen z. Kita pasti sangat tahu di zaman sekarang jika ingin melakukan sesuatu harus ada handphone, kamu pasti juga begitu kan? Tentu saja sebagai masyarakat gen z tidak boleh tertinggal tren. Dilansir dari DataIndonesia.id bahwa gen z paling lama bermain sosial media dibandingkan dengan generasi lainnya. Survey mengatakan bahwa 58% generasi z mengahabiskan waktu lebih dari satu jam hanya untuk bermain sosial media. Nah, jika kamu ingin tahu apa, mengapa, dan bagaimana dari berbagai macam pertanyaan-pertanyaan yang ada di otakmu, simak terus artikel ini ya!
ADVERTISEMENT
Apa Alasan Gen Z Selalu Ingin Bermain Sosial Media?
Sumber: Shutterstock
Menonton, membaca, dan berkomentar memang sudah menjadi makanan gen z sehari-hari. Berselayar di sosial media dan menjadi netizen itulah tugasnya. Banyak sekali hal menarik yang diperlihatkan di layar kaca handphone sehingga kita semua ingin terus menonton, membaca, dan berkomentar, bukan? Semakin canggih dunia teknologi semakin membuat kita terlena dengan dunia maya ini. Bersamaan dengan fakta yang saya punya, bahwa teman dekat saya memang terus-terusan ingin bersosial media. Sayapun terkadang juga seperti itu. Kamu juga sama atau tidak nih?
Lalu, Mengapa Gen Z Seringkali Fomo?
Sumber: Shutterstock
Gen z yang sudah berkegantungan dengan handphone dan sosial media, juga dapat menimbulkan perilaku fear of missing out atau kerap disingkat menjadi fomo. Perilaku cemas ketika tertinggal sebuah tren membuat gen z selalu membuka sosial media mereka. Terkadang anak anak yang lepas dari pantauan orang tuanya, kerap terus berkomentar mengikuti apa yang sedang tren saat ini, terlepas ia tahu atau tidak maksud dari komentarnya. Banyak kasus anak-anak kecil ikut berkomentar yang tidak mengenakan hanya karena memang ingin ikut-ikutan tren saja. Seperti contoh komentar pada aplikasi hits tiktok "ih mukanya baby blues banget" padahal belum tentu ia mengerti apa arti sebenarnya dari baby blues bukan? Perilaku fomo juga bisa disebabkan hanya dengan niat ikut-ikutan tanpa tau kebenaran yang sebenarnya. Kamu jangan seperti itu ya!
ADVERTISEMENT
Apa Bahayanya Jika Gen Z Selalu Bersosial Media?
Sumber: Shutterstock
Ketika gen z sudah menyelam pada ruang sosial media, seringkali didapati mengeluarkan komentar jahat pada orang lain. Ini yang berbahaya, bisa menimbulkan cyberbullying. Cuitan cuitan jahat itu bisa membuat orang lain sakit hati. Menurut Sukmawati dan Kumala, cyberbullying dapat membuat psikis seseorang terganggu, mulai dari merasa cemas, takut, dan gejala depresi. Menurut Triastuti, etc, perilaku fomo mendorong gen z untuk terus mencari informasi bahkan terlalu banyak memberikan informasi yang berlebih. Hal ini rentan pada risiko predator online, pornografi, dan kekerasan. Dampak lainnya juga membuat orang tidak peka pada sekitar. Hal ini pasti berkaitan dalam pandangan psikologis.
Gen z yang tumbuh dengan kehadiran teknologi yang canggih, tidak bisa lepas dari sosial media. Gen z menggunakan platform hits untuk mengekspresikan diri, berkomunikasi, dan mencari informasi. Mengikuti tren yang ada dari menari, membuat video, sampai tren berkomentar yang sama memang sudah menjadi tugas gen z sebagai netizen. Kita sebagai gen z harus memilah yang baik dan buruk dalam bersosial media.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Nafisa , S., & Salim , I. K. (2022 ). Hubungan antara Fear Of Missing Out dengan Kecanduan Media Sosial. Journal of Islamic and Contemporary Psychologhy (JICOP) , 41-48.
Sukmawati , A., & Kumala , A. P. (2020 ). Dampak Cyberbullying pada Remaja di Media Sosial. Alaudin Scientific Journal of Nursing, 55-65.
Triastuti, E., Prabowo , D. A., & Nurul , A. (2017). Kajian Dampak Penggunaan Media Sosial Bagi Anak Dan Remaja. Jawa Barat.