Pengawasan Finansial Gen Z di Maraknya Judi Online

Nailah Harnum
Mahasiswi S-1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
25 Juni 2024 10:53 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nailah Harnum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: Nailah Harnum
zoom-in-whitePerbesar
sumber: Nailah Harnum
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Era digital telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk cara generasi muda mengelola keuangan mereka. Generasi Z, atau yang kerap disebut Gen Z, merupakan kelompok demografis yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an. Mereka tumbuh besar dalam dunia yang sudah terkoneksi internet dan sangat akrab dengan teknologi digital. Namun, kemudahan akses informasi dan transaksi online juga membawa tantangan tersendiri, terutama dalam hal pengelolaan keuangan dan risiko terjebak dalam aktivitas perjudian daring.
ADVERTISEMENT
Fenomena judi online telah menjadi concern global, tak terkecuali di Indonesia. Kemudahan akses internet, proliferasi smartphone, dan maraknya platform perjudian digital telah menciptakan badai sempurna yang mengancam stabilitas finansial generasi muda. Data terkini menunjukkan bahwa lebih dari 60% pengguna aktif situs judi online di Indonesia berasal dari kelompok usia 18-35 tahun, dengan sebagian besar tergolong dalam kategori Gen Z.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dr. Slamet Santoso, M.Si., dalam wawancara eksklusif menyatakan, "Kami melihat tren yang mengkhawatirkan di mana platform judi online semakin gencar menargetkan anak muda, khususnya Gen Z. Mereka menggunakan taktik pemasaran yang sangat canggih dan memikat, sering kali berkamuflase sebagai game online biasa atau platform investasi."
ADVERTISEMENT
Salah satu faktor yang membuat Gen Z rentan terhadap godaan judi online adalah karakteristik mereka yang cenderung mencari sensasi dan pengalaman baru. Dr. Ratna Kusumawati, psikolog klinis spesialis adiksi, menjelaskan, "Gen Z tumbuh di era instant gratification. Mereka terbiasa mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan cepat. Judi online menawarkan sensasi kemenangan instan dan potensi penghasilan besar dalam waktu singkat, yang sangat menarik bagi mereka."
Namun, di balik janji manis tersebut, tersembunyi bahaya yang mengancam tidak hanya stabilitas finansial, tetapi juga kesehatan mental Gen Z. Survei terbaru yang dilakukan oleh Lembaga Kajian Ekonomi Digital Indonesia (LKEDI) mengungkapkan bahwa 35% responden Gen Z yang terlibat dalam judi online mengalami masalah keuangan serius, seperti hutang yang menumpuk dan kehilangan tabungan. Lebih mengkhawatirkan lagi, 22% di antaranya menunjukkan gejala depresi dan kecemasan akut akibat kerugian finansial yang dialami.
ADVERTISEMENT
Menanggapi situasi ini, pemerintah telah mengambil langkah-langkah strategis untuk membendung arus judi online yang menyasar generasi muda. Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memblokir lebih dari 100.000 situs judi online sepanjang tahun 2023. Namun, upaya ini seringkali terbentur kendala teknis, mengingat kemampuan platform judi online untuk berganti domain dengan cepat.
"Ini adalah perang yang tak berkesudahan," ujar Kepala Subdirektorat Pengendalian Konten Internet Kemkominfo, Teguh Arifiadi. "Setiap kali kami memblokir satu situs, muncul dua atau tiga situs baru dengan konten serupa. Kami terus meningkatkan kapasitas teknologi kami, tetapi ini bukan hanya masalah teknis. Diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan edukasi, regulasi, dan partisipasi aktif masyarakat."
Sejalan dengan upaya pemerintah, berbagai lembaga keuangan dan fintech juga mulai mengambil peran aktif dalam melindungi Gen Z dari jerat judi online. Bank Nusantara Sejahtera (BNS), salah satu bank terbesar di Indonesia, telah meluncurkan program "Gen Z Financial Shield" yang menggabungkan teknologi kecerdasan buatan untuk mendeteksi dan mencegah transaksi yang berpotensi terkait dengan aktivitas perjudian online.
ADVERTISEMENT
"Kami menggunakan algoritma machine learning untuk menganalisis pola transaksi nasabah," jelas Direktur Digital Banking BNS, Andi Widjajanto. "Jika sistem mendeteksi adanya transaksi mencurigakan yang mungkin terkait dengan judi online, kami akan segera mengirimkan notifikasi dan meminta konfirmasi dari nasabah sebelum transaksi diproses."
Sementara itu, di ranah edukasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi untuk mengintegrasikan materi literasi keuangan dan risiko judi online ke dalam kurikulum. Program "Cerdas Finansial Gen Z" telah diimplementasikan di lebih dari 100 kampus di seluruh Indonesia, dengan target menjangkau satu juta mahasiswa dalam dua tahun ke depan.
Dr. Farina Situmorang, Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan OJK, menekankan pentingnya pendekatan yang relevan dengan gaya hidup Gen Z. "Kami tidak hanya memberikan materi secara konvensional, tetapi juga menggunakan platform yang akrab dengan mereka seperti TikTok, Instagram, dan podcast. Kami ingin menyampaikan pesan bahwa mengelola keuangan dengan bijak bisa menjadi keren dan viral."
ADVERTISEMENT
Peran aktif influencer dan figur publik juga tidak dapat diabaikan dalam upaya melindungi Gen Z dari jerat judi online. Beberapa selebritas dan content creator populer telah menginisiasi kampanye #SayNoToOnlineGambling yang viral di media sosial. Kampanye ini tidak hanya menyoroti bahaya judi online, tetapi juga memberikan alternatif kegiatan positif yang bisa dilakukan Gen Z untuk mengisi waktu luang dan mengelola stress.
Raka Pradana, seorang influencer dengan lebih dari 5 juta pengikut di Instagram, berbagi pengalamannya, "Dulu saya sempat terjebak dalam lingkaran judi online. Rasanya seperti rollercoaster emosi yang tak berujung. Saya ingin Gen Z belajar dari kesalahan saya dan menyadari bahwa ada banyak cara lebih baik untuk mengembangkan diri dan mencari kesenangan tanpa harus mempertaruhkan masa depan finansial mereka."
ADVERTISEMENT
Meski berbagai upaya telah dilakukan, tantangan dalam mengawasi dan melindungi keuangan Gen Z dari ancaman judi online masih sangat besar. Diperlukan sinergi yang kuat antara pemerintah, lembaga keuangan, institusi pendidikan, media, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem yang mendukung literasi finansial dan ketahanan mental generasi muda.
Dr. Bambang Brodjonegoro, ekonom senior dan mantan Menteri Keuangan, dalam analisisnya menyatakan, "Kita sedang berhadapan dengan fenomena yang kompleks. Judi online bukan sekadar masalah hukum atau teknologi, tetapi juga isu sosial-ekonomi yang berakar pada ketidakpastian masa depan yang dirasakan oleh Gen Z. Solusinya harus komprehensif, mulai dari perbaikan sistem pendidikan, penciptaan lapangan kerja berkualitas, hingga reformasi sistem kesejahteraan sosial."
Menghadapi tantangan ini, inovasi teknologi juga dapat menjadi senjata ampuh. Beberapa startup fintech telah mengembangkan aplikasi yang membantu Gen Z mengelola keuangan mereka secara lebih bertanggung jawab. Aplikasi-aplikasi ini tidak hanya menyediakan fitur pencatatan dan analisis pengeluaran, tetapi juga dilengkapi dengan sistem reward yang mendorong perilaku finansial positif.
ADVERTISEMENT
"Kami mencoba membuat pengelolaan keuangan menjadi semacam game yang menyenangkan," ujar Anisa Menggala, co-founder startup FinWise. "Pengguna bisa mendapatkan poin dan badge ketika mereka mencapai target menabung atau berhasil menghindari pengeluaran yang tidak perlu. Ini cara kami mengalihkan hasrat bermain Gen Z dari judi online ke aktivitas yang lebih konstruktif."
Terlepas dari segala upaya yang telah dilakukan, kesadaran dan komitmen pribadi dari Gen Z sendiri tetap menjadi kunci utama. Edukasi dan regulasi memang penting, tetapi pada akhirnya, keputusan untuk menghindari jerat judi online dan mengelola keuangan secara bijak harus datang dari dalam diri mereka sendiri.
Sebagai penutup, penting untuk diingat bahwa Gen Z bukanlah generasi yang lemah atau tidak bertanggung jawab. Mereka adalah generasi yang tumbuh di tengah ketidakpastian global, perubahan iklim, dan disrupsi teknologi. Tantangan judi online hanyalah salah satu dari sekian banyak ujian yang harus mereka hadapi. Dengan dukungan yang tepat dan pendekatan yang komprehensif, Gen Z memiliki potensi untuk menjadi generasi yang paling tangguh dan cerdas secara finansial dalam sejarah modern.
ADVERTISEMENT