Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten dari Pengguna
Gaya Hidup di Kalangan Remaja Masa Kini
9 Juli 2023 13:42 WIB
Tulisan dari Naila Nazula Ramadhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Sumber foto : https://pixabay.com/id/](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01h4v588zz2p2htxyxtxpdjwyr.jpg)
ADVERTISEMENT
Pada zaman yang semakin modern ini, gaya hidup hedonisme semakin menjadi tren di kalangan remaja. Hedonisme dapat diartikan sebagai pemuasan nafsu dan kesenangan duniawi yang menjadi fokus utama dalam kehidupan seseorang.
ADVERTISEMENT
Hedonisme tidak selalu dipandang buruk dalam Islam (Prastiwi & Fitria, 2020). Islam mengakui bahwa manusia memiliki keinginan dan kebutuhan alami, termasuk keinginan untuk kesenangan dan kenikmatan. Namun, Islam menekankan bahwa keinginan ini harus dipenuhi dalam batasan yang ditetapkan oleh Allah dan tidak boleh diprioritaskan melebihi tujuan sejati hidup, yaitu beribadah kepada Allah dan mencari keridhaan-Nya. Islam juga menekankan pentingnya keseimbangan dan menghindari kelebihan dalam semua aspek kehidupan, termasuk konsumsi dan pencarian kenikmatan. Oleh karena itu, sementara hedonisme dapat dilihat sebagai penyimpangan dari tujuan sejati hidup dalam Islam, tidak selalu buruk jika dipraktikkan dengan penuh kewajaran dan dalam batasan yang ditetapkan oleh Allah.
Islam sebagai agama yang mengajarkan nilai-nilai kesederhanaan, keseimbangan, dan pengendalian diri menegaskan bahwa kesenangan dunia hanyalah sementara dan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan rohani dan spiritual manusia. Islam mengajarkan perlunya menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat, serta tidak melupakan tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Islam mengajarkan agar manusia menghindari perilaku hedonisme yang berlebihan dan mengarah pada penghambaan terhadap kesenangan materi dan nafsu. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman,
وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۚ اِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْاَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُوْلًا
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong. Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali tidak akan sampai setinggi gunung
(Q.S. Al-Isra: 37).
Ayat ini menekankan pentingnya kesederhanaan dan keseimbangan dalam hidup.
Remaja cenderung terjebak dalam perilaku konsumtif yang berlebihan, di mana mereka terus menerus berusaha memenuhi keinginan duniawi mereka dengan mengabaikan kebutuhan rohani dan spiritual. Mereka dapat terjebak dalam budaya konsumerisme yang mendorong mereka untuk terus mengkonsumsi barang-barang material tanpa batas.
ADVERTISEMENT
Ketidakmampuan untuk mengendalikan keinginan dan mengelola keuangan dapat mengarah pada masalah utang, ketidakpuasan diri, dan kecemasan. Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk memahami pentingnya menjaga keseimbangan antara memenuhi kebutuhan material dan menjalani kehidupan yang bermakna secara spiritual.
Islam mengajarkan perlunya mengendalikan nafsu dan mengarahkan hidup pada jalan yang benar. Remaja Islam harus mengutamakan kebutuhan spiritual, seperti memperdalam pengetahuan agama, beribadah, dan berbuat kebaikan kepada sesama. Hal ini tidak berarti bahwa remaja tidak boleh menikmati hidup, namun haruslah dilakukan dengan proporsi yang seimbang dan tidak melupakan tanggung jawab sebagai seorang muslim. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ
ADVERTISEMENT
Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
(Q.S. Al-A‘raf: 31).
Mendidik remaja tentang pentingnya menjauhi hedonisme dan perilaku konsumtif yang berlebihan juga merupakan tanggung jawab orang tua, guru, dan masyarakat. Mereka perlu memberikan pemahaman tentang nilai-nilai keagamaan dan membimbing remaja agar memilih gaya hidup yang sejalan dengan ajaran Islam. Pendekatan yang baik adalah dengan memberikan contoh teladan yang baik dan membuka ruang dialog terbuka untuk mendiskusikan persoalan-persoalan hidup yang dihadapi remaja (Sudarsih, 2011).
Dalam Islam, kebahagiaan bukan hanya kondisi kegembiraan dan kesenangan sesaat, tetapi merupakan proses seumur hidup yang bertujuan utama untuk mencari keridhaan Allah dan beribadah kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya. Kebahagiaan dalam Islam bukanlah setara dengan kesenangan atau kenikmatan sementara, melainkan keadaan yang abadi. Kunci untuk menjadi bahagia di dunia dan akhirat adalah mencari keridhaan Allah dan beribadah kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya. Konsep kebahagiaan dalam Al-Qur'an mengacu pada keadaan yang abadi di surga, bukan sekadar kegembiraan fisik semata di dunia ini.
ADVERTISEMENT
Untuk mencegah perilaku hedonistik di kalangan remaja, terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan. Pertama, penting untuk mengedepankan pemahaman tentang tujuan sejati hidup berdasarkan ajaran Islam, yaitu beribadah kepada Allah dan mencari keridhaan-Nya. Hal ini membantu remaja memahami bahwa kesenangan materi dan kenikmatan bukanlah tujuan utama dalam hidup. Selanjutnya, penting juga untuk mendorong rasa syukur dalam diri remaja agar mereka dapat menghargai berkat-berkat yang ada dalam hidup mereka dan menghindari pengejaran kesenangan yang terus-menerus. Selain itu, pengajaran tentang pengendalian diri menjadi kunci penting dalam menghadapi godaan hedonisme. Remaja perlu diajarkan untuk mengamalkan pengendalian diri dan keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini, kegiatan yang produktif seperti relawan, belajar, dan bekerja juga harus didorong agar remaja dapat fokus pada pencapaian tujuan dan aspirasi mereka daripada mencari kesenangan semata.
ADVERTISEMENT
Dalam kesimpulannya, hedonisme di kalangan remaja merupakan gaya hidup yang perlu ditinjau dengan kritis dari perspektif Islam. Islam menolak tegas perilaku hedonisme yang berlebihan dan mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Perilaku konsumtif yang berlebihan juga perlu dihindari, karena dapat berdampak negatif terhadap kesehatan finansial dan mental remaja. Oleh karena itu, penting bagi remaja dan masyarakat sekitarnya untuk mengedepankan nilai-nilai agama dan menjalani kehidupan yang seimbang antara dunia dan akhirat.
Daftar Pustaka
Prastiwi, I. E., & Fitria, T. N. (2020). Budaya Hedonisme dan Konsumtif dalam Berbelanja Online Ditinjau dari Perpektif Ekonomi Syariah. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(3), 731–736. https://doi.org/10.29040/jiei.v6i3.1486
Sudarsih, S. (2011). Konsep Hedonisme Epikuros dan Situasi Indonesia Masa Kini. Humanika, 14(1), 1–8. https://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika/article/view/4008
ADVERTISEMENT