Konten dari Pengguna

Dari Ketegangan ke Toleransi: Transformasi melalui Moderasi Agama di Linggoasri

Nailil Mahmudah
mahasiswa- UIN Abdurrahman Wahid Pekalongan jurusan komunikasi dan penyiaran islam
1 Oktober 2023 20:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nailil Mahmudah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Moderasi merupakan pokok penting dalam menjalin hubungan antar umat beragama, banyaknya perbedaan di Indonesia akan sulit bersatu tanpa adanya moderasi beragama. Desa Linggoasri yang terletak di kecamatan Kajen, Kabupaten pekalongan, telah menjadi sorotan sebagai contoh nyata moderasi beragama yang patut dicontoh. Keharmonisan dalam perbedaan agama di Desa ini telah menciptakan lingkungan yang damai dan bersatu.
ADVERTISEMENT
Desa Linggoasri dikenal dengan keragaman agama yang dianut oleh penduduknya. Dalam satu Desa ini, kita dapat menemukan penganut Islam, Hindu, Buddha, Katolik dan Kristen. Namun, yang membuat Desa ini istimewa adalah cara mereka memandang perbedaan agama sebagai anugrah, bukan sebagai sumber konflik.
Perbedaan agama di Desa Linggoasri dianggap sebagai bagian alami dari kehidupan yang tidak bisa dihindari. Bahkan dalam satu keluarga kita dapat menemukan anggota yang menganut agama yang berbeda dan ini tidak pernah menjadi masalah bagi mereka. Mereka hidup berdampingan dengan penuh rasa hormat terhadap perbedaan agama satu sama lainnya.
Sekertaris Desa Linggoasri, Bapak Taswono, memberikan pandangannya tentang pentingnya saling menghargai berbagai agama yang dianut oleh warga Desa Linggoasri. Dalam pandangannya, dia mengungkapkan bahwa di Desa Linggoasri, masyarakat telah mengambil pelajaran berharga tentang pentingnya menghormati agama satu sama lain, tanpa memandang perbedaan keyakinan. Dia menegaskan bahwa merendahkan dan membeda-bedakan orang lain hanya akan mengakibatkan kerugian, karena esensi agama sebenarnya adalah ajaran nilai-nilai kebaikan. Pandangan ini mencerminkan semangat harmoni agama yang ada di Desa Linggoasri yang menjadi teladan bagi banyak komunitas dalam memahami dan menerapkan prinsip-prinsip saling menghargai dan kerukunan.
ADVERTISEMENT
Penduduk Desa Linggoasri aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan, tanpa memandang agama yang mereka anut. Hal ini menciptakan ikatan sosial yang kuat di antara mereka dan membantu memupuk rasa persaudaraan yang erat.
Desa Linggoasri adalah bukti bahwa keberagaman agama bisa menjadi kekuatan yang mempersatukan masyarakat, bukan sebagai pemisah. Masyarakat Desa ini telah menginspirasi banyak orang untuk menerapkan prinsip moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian, mereka membangun dunia yang lebih toleran dan damai untuk generasi mendatang.
PURA KALINGGA SATYA DHARMA DESA LINGGOASRI KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN. Foto: Dok. Nailil
Selain itu, kata-kata bijak seperti "Tat Twam Asi" yang berarti "ia adalah kamu" hal ini menjadi dasar bagi sikap saling menghargai dan perdamaian yang ada di Desa Linggoasri. Pesan ini mengingatkan kita semua tentang pentingnya tidak menyakiti orang lain, karena menyakiti orang lain pada dasarnya juga berarti menyakiti diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Harapan bagi Desa Linggoasri adalah menjaga kerukunan, kebersamaan, dan toleransi dalam perbedaan agama, sehingga persatuan dan persaudaraan tetap menjadi pondasi yang kokoh bagi Desa Linggoasri.
Penulis: Nailil Mahmudah ( Mahasiswa UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan )