Konten dari Pengguna

Budaya Impor Beras : Dampak bagi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia?

Nailul Inayah
Mahasiswa S1 Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Malang
5 Maret 2023 9:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Tulisan dari Nailul Inayah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gudang Beras (sumber : Dokumentasi Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Gudang Beras (sumber : Dokumentasi Pribadi)
ADVERTISEMENT
2022 Lalu Indonesia baru saja mendapatkan gelar swasembada beras. Indonesia mampu mempertahankan stok pangan melalui inovasi teknologi pertanian.
ADVERTISEMENT
Namun, baru-baru ini terhitung sampai Februari 2023, sejumlah 500 ton beras telah sampai di Indonesia. Hal ini sebagai upaya pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan bahwa impor beras dilakukan karena persedian beras berkurang dan tidak mencukupi, dan untuk menstabilkan harga beras.
Peningkatan harga beras tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga negara-negara di ASEAN.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, produksi beras pada tahun 2021 sebesar 54.415.294,22 Ton. Sedangkan pada tahun 2022 sebesar 55.670.219 Ton. Produksi beras dari tahun 2021 sampai 2022 mengalami peningkatan. Namun, pertumbuhan penduduk di Indonesia juga tergolong cepat, sehingga jumlah penduduk yang banyak tentunya memiliki konsumsi yang tinggi pula, namun tidak dibarengi dengan produksi yang lebih tinggi dari pertumbuhan penduduk.
ADVERTISEMENT
Saat ini impor beras menjadi solusi untuk kestabilan harga beras sekaligus untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di Indonesia. Untuk selanjutnya apakah impor beras secara terus menerus tidak memiliki dampak terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia?
Baru awal tahun pemerintah sudah mengambil langkah untuk impor beras. Padahal tingkat keseluruhan impor di Indonesia setiap tahun mengalami kenaikan. Data tiga tahun terakhir, BPS mencatat bahwa pada tahun 2020 Impor Indonesia senilai 171 275.7 US$, pada 2021 senilai 196 190.0 US$, dan pada tahun 2022 kemarin tercatat impor senilai 237 447.1 US$. Presentase impor Indonesia berturut-turut adalah sebesar 14,55% dan 21%. Hal ini berarti bahwa impor Indonesia mengalami kenaikan dari tahun-tahun sebelumnya.
Kondisi ekspor Indonesia menurut Badan Pusat Statistik selama tiga tahun terakhir berturut-turut adalah : 2020 senilai 163 191.8 US$ , 2021 senilai 231 609.5 US$ , 2022 senilai 291 979.1 US$. Presentase kenaikan Ekspor dari 2020 ke 2021 sebesar 41,92%, namun pada 2021 ke 2022 presentase kenaikan ekspor hanya 20,68%. Jelas terlihat bahwa presentase ekspor mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
Awal Tahun saat ini sudah mendatangkan impor beras sebanyak 500 Ton, seiring berjalannya waktu, bisa jadi nilai impor beras lama kelamaan menjadi sumbangsih terbesar dari total keseluruhan nilai impor. Impor Beras telah membudaya bagi Indonesia yang notebane negara agraris.
Impor dan Ekspor perlu menjadi perhatian. Jika Impor terus mengalami kenaikan ,sedangkan ekspor mengalami penurunan, maka akan berpengaruh terhadap GDP Indonesia. Ketika impor lebih besar dari ekspor, net ekspor menjadi minus atau negatif.
Beras Petani (sumber : Dokumentasi Pribadi)
Produktivitas negara Indonesia tergolong rendah, ditambah dengan impor tinggi yang juga akan menyebabkan produktivitas dalam negeri menurun karena barang yang diserap dari luar negeri naik, padahal produksi adalah sektor yang dapat menggerakkan perekonomian negara. Sehingga jika produksi terganggu, maka GDP turun dan pertumbuhan ekonomi Indonesia pun mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
Apalagi impor beras, meskipun dapat juga sebagai solusi atas gagal panen, stabilitas harga, ataupun sebagai cadangan, apakah setelah ini sektor pertanian memiliki prospek atau masa depan yang bagus? Jika sektor pertanian tidak didukung dan ada kebijakan-kebijakan baru untuk menggairahkan pertanian, Indonesia akan kehilangan sebagian potensi Sumber Daya Alamnya. Bahkan menimbulkan masalah baru yakni pengangguran, yang mana sebelummya menjadi petani, dan mereka harus berhenti karena beras sudah dipasok dari luar negeri.
Seharusnya kondisi pertanian Indonesia perlu disorot dan diperhatikan lebih. Selain untuk memaksimalkan produksi di dalam negeri yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Indonesia juga dapat memiliki keunggulan komparatif.
Nailul Inayah, Mahasiswa S1 Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Malang