Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.104.0
Konten dari Pengguna
Stop Hedonisme ! Rencanakan Keuanganmu
5 Maret 2023 11:49 WIB
Tulisan dari Nailul Inayah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Menjadi orang kaya atau memiliki banyak uang adalah keinginan mayoritas orang. Memang uang dan aset tidaklah dibawa semua orang ketika mati.
ADVERTISEMENT
Namun, segala di dunia membutuhkan uang. Kita tidak bisa melakukan konsumsi tanpa uang, perusahaan tidak bisa berproduksi jika tidak ada modal, kita tidak bisa sekolah jika tanpa uang. Right?
Uang terlihat begitu berharga, terlihat sangat penting. Namun, tidak sedikit orang yang memiliki uang banyak malah menghambur-hamburkan seakan-akan uang tidak ada nilainya. Banyak dari masyarakat bersikap hedon, bersenang-sena
ng dengan sangat puas, seperti suka belanja, selalu makan enak cepat saji, dsb. Sekilas terlihat hedonisme memang baik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dengan konsumsi yang dilakukan, baik juga untuk menikmati kehidupan ini, sebagai manifestasi rasa syukur terhadap kehidupan yang dijalani.
Jika dikulik lebih dalam, ternyata hedonisme juga memiliki dampak negatif. Coba dipikirkan, kalau uang yang dimiliki hanya digunakan untuk makan, belanja barang-barang mewah, atau kalau dalam ekonomi dirangkum menjadi kegiatan konsumsi. Lalu, apakah ada uang yang disisihkan untuk menabung atau investasi? Tidak ada, sehingga masa depan keuangan tidak jelas, tidak memiliki arah. Kemudian, ketika selalu mengkonsumsi makanan enak cepat saji. Jelas itu tidak baik untuk kesehatan tubuh
ADVERTISEMENT
Roda kehidupan terus berputar, kapan saja posisi bisa berubah, diatas ataupun dibawah. Posisi diatas sangatlah diharapkan, punya uang banyak, hidup bahagia bersama keluarga dan teman. Namun, jangan sampai lengah dengan menghabiskan seluruh pendapatan. Tidak ada yang menjamin apapun untuk diri kita ketika kondisi ekonomi sedang terpuruk, tidak ada yang menanggung pengobatan ketika sakit, atau pada intinya tidak akan ada yang dengan pasti sukarela mengcover dana jika terjadi sesuatu pada diri kita. Pendapatan yang diperoleh harus direncanakan alokasinya, seperti untuk konsumsi, investasi, dan dana darurat.
Setiap orang harus memiliki tujuan-tujuan keuangan untuk membatasi sikap hedon pada dirinya. Tujuan harus dipegang kuat-kuat agar tidak mudah terlena. Merencanakan keuangan sangatlah penting dalam kehidupan kita, apalagi jika sudah berumah tangga. Keuangan bisa mempengaruhi kelangsungan hubungan rumah tangga, karena akan menentukan kesejahteraan keluarga di dalamnya. Tidak sedikit suami istri cekcok karena masalah uang. Dan tidak jarang juga, mereka yang memiliki anak sama sekali tidak mempersiapkan dana pendidikannya, sehingga si anak tidak dapat meneruskan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Ternyata, dapat dilihat bahwa masalah keuangan juga berpengaruh dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.
ADVERTISEMENT
Merencanakan keuangan sebagai salah satu bentuk antisipasi untuk kejadian yang buruk. Dalam hal ini bukan berpikir negatif ataupun mendahului takdir Tuhan, tapi memang harus dipersiapkan. Misal, sebuah perusahaan ternyata dalam memproduksi barang, banyak yang rusak atau tidak sesuai dengan kualifikasi. Kalau tidak dipersiapkan keuangan sebelumnya, dan seluruh uang yang dimiliki telah dibelanjakan mobil, barang branded, liburan ke luar negri, lantas bagaimana perusahaan tersebut bisa mengatasi kendala yang terjadi dalam produksi?.
Tidak salah jika memiliki tujuan keuangan seperti tabungan diatas 500 juta, memiliki passive income, rumah, menyisihkan untuk dana darurat, mobil untuk transportasi, dana pensiun, dana pendidikan anak, berangkat haji bersama keluarga, dsb. Hal tersebut memotivasi seseorang untuk semangat bekerja dan protektif terhadap pengeluarannya. Sehingga sampai pada titik yang disebut dengan Financial Freedom. Sungguh ketika keadaan tersebut dapat diraih, seseorang bekerja bukan karena uang. Mereka bukan lagi mengejar uang, mereka hanya melakukan apa yang mereka suka. Dan memang hal tersebut harus disiapkan sedini mungkin, sehingga tidak mungkin dicapai jika dari awal sudah bersikap hedon.
ADVERTISEMENT
Nailul Inayah, Mahasiswa S1 Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Malang