Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Potensi Tersembunyi Biji Karet Kaloco Sebagai Peluang Usaha
31 Desember 2024 16:57 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Hanania Naito Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hanania Naito Putri
Abstrak
Pemanfaatan sumber daya lokal mempunyai potensi besar guna meningkatkan perekonomian masyarakat. Salah satu sumber daya yang kurang dimanfaatkan merupakan biji karet, yang dikenal dengan istilah Kaloco oleh masyarakat di Kecamatan Kerjo. Kaloco dihasilkan dari perkebunan karet yang menjadi salah satu sumber penghasilan utama masyarakat setempat. Walaupun demikian, pemanfaatan Kaloco dikala ini masih terbatas akibat minimnya pemahaman mengenai metode pengolahan yang pas.
ADVERTISEMENT
Penelitian ini bertujuan guna mengeksplorasi potensi Kaloco sebagai bahan baku makanan semacam tempe serta sayur- mayur, dan sebagai bahan dasar untuk kerajinan tangan. Sebagian inovasi produk kerajinan dari Kaloco meliputi gantungan kunci, riasan dinding, bungkus bunga, serta ornamen bingkai. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kalau pengolahan serta pengembangan produk dari Kaloco sanggup membagikan nilai tambah signifikan, membuka kesempatan usaha baru, serta memperkenalkan produk ke pasar yang lebih luas.
Kata kunci: Kaloco, Biji Karet, Kecamatan Kerjo, Pemanfaatan Sumber Daya Lokal, Kerajinan Tangan.
Latar Belakang
Kecamatan Kerjo merupakan sebuah wilayah yang terletak di antara Ngargoyoso, Kemuning, Mojogedang dan Karangpandan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Karanganyar (2021) Wilayah Kerjo mempunyai luas wilayah 4682,2735 ha. Wilayahnya terbagi atas 1129,8858 ha tanah sawah, 1203, 9428 ha berupa bangunan/pekarangan, 711,7385 ha berupa kebun/ tegalan, 21,5249 ha berupa padang gembala, 1,1682 ha berupa tambak/ kolam, 1395,2965 ha berupa perkebunan. Data diatas menyatakan bahwa wilayah kerjo termasuk wilayah yang cukup subur untuk mengembangkan berbagai jenis perkebunan. Dengan demikian, data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar tanah dan lahan di wilayah Kerjo digunakan untuk perkebunan, terutama perkebunan karet.
ADVERTISEMENT
Perkebunan karet ini merupakan salah satu sumber pendapatan utama masyarakat Kecamatan Karjo. Perkebunan karet dari tanaman karet menghasilkan sumber daya “lateks”, yang merupakan bahan utama dalam industri tekstil dan petrokimia. Lateks menghasilkan berbagai macam produk seperti ban mobil, pakaian, dan kabel.
Meskipun demikian, Masyarakat sering tidak memahami bahwa tanaman karet juga menghasilkan produk lain seperti biji karet yang jumlahnya tidak sedikit. Biji karet ini juga dikenal oleh Masyarakat sekitar dengan sebutan Kaloco. Alatas dkk. (2022) menemukan fakta bahwa biji karet kurang diolah dan tidak digunakan dengan baik sehingga terbuang sia-sia.
Kenyataanya Kaloco memiliki berbagai potensi besar yang belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik hingga saat ini. Hal itu didasarkan oleh kurangnya pemahaman tentang cara yang tepat untuk mengolah Kaloco. Paling sederhana, Kaloco merupakan salah satu bahan dapat digunakan sebagai bahan baku bahan untuk membuat sayuran atau tempe (Purnomo dkk. 2023). Bahkan, di beberapa wilayah Kaloco juga dimanfaatkan untuk menciptakan kerajinan tangan yang dikombinasikan dengan bahan alami lain. Beberapa contoh kerajinan dari Kaloco termasuk gantungan kunci, dekorasi dinding, bungkus bunga, dan ornamen bingkai.
ADVERTISEMENT
Masyarakat harusnya menyadari akan potensi besar yang dimiliki Kaloco yang mana dalam penggunaan bahan ini menciptakan nilai tambah yang signifikan. Kerajinan dari Kaloco tidak hanya memberikan peluang usaha baru bagi masyarakat setempat tetapi juga memungkinkan produk ini untuk dikenalkan ke pasar yang lebih luas, maka dari itu sangat penting untuk mengembangkan teknik pemberdayaan Kaloco dengan baik agar dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai bahan makanan, kerajinan dan produk dengan nilai ekonomis yang lain.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara. Tujuan dilakukan penelitian untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penggunaan Kaloco di Kecamatan Kerjo. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan pengrajin, petani karet, dan ahli pengolahan bahan alami, serta studi literatur yang mencakup artikel, jurnal, dan buku yang relevan. Setelah data dikumpulkan, analisis dilakukan untuk mengurangi informasi yang relevan dan merekonstruksi data untuk menghasilkan gagasan baru yang menjawab masalah penelitian. Demi ditemukannya pemahaman tentang potensi Kaloco, pendekatan intertekstualitas digunakan untuk menghubungkan literatur dan wawancara.
ADVERTISEMENT
Pembahasan
Menurut Pedoman Kemendikbudristek No. 56/M/2022, P5 atau yang dikenal sebagai Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan sebuah kegiatan berbasis proyek yang dilakukan di sekolah dengan tujuan meningkatkan pencapaian kompetensi dan karakter yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Wardani (2024) dalam Kegiatan P5 yang dilakukan di SMPN 2 Kerjo mengangkat tema kearifan lokal menggunakan biji karet atau Kaloco sebagai bahan utama kerajinan yang dapat dibuat oleh para siswa. Dari kegiatan inilah tercipta berbagai berbagai macam kerajinan tangan yang dibuat oleh siswa.
Terinspirasi dari hasil karya siswa yang cukup kreatif berupa gantungan kunci berbentuk semut dan lebah. Dimana idenya cukup kreatif, namun pengerjaan siswa masih belum maksimal. Kurang rapi serta kurang kuat sehingga menurunkan nilai estetika dari kerajinan tersebut. Salah satu guru di SMPN 02 Kerjo, bernama Rena Anom Purwanti mempelajari kekurangan dan solusinya agar hasil karya tersebut layak untuk dipamerkan.
ADVERTISEMENT
Dimulai dari langkah awal mencuci bersih Kaloco dan mensortir berdasarkan ukuran serta kekuatan cangkang. Lalu penjemuran sehingga benar-benar kering sempurna.
Jika sebelumnya kesalahan siswa adalah tidak membuatkan lubang untuk kaki-kaki semut dan hanya mengandalkan lem tembak sehingga kurang rapi, kali ini kaki-kaki dilubangi bor bermata paku dan menggunakan lem cair yang diteteskan. Kaki-kaki mengunakan kabel berwarna hitam yang dimasukkan lubang Kaloco yang dibor agar nampak rapi. Bagian Tengah diantara badan dan kepala juga dibor serta digabungkan menggunakan kabel sebagai penopang dalam badan.
Untuk menambah keindahan sayap lebah menggunakan kulit kepompong ulat alpukat yang berwarna emas. Kulit Kepompong dipisahkan dari enthungnya, dan dipisahkan dari lapisan-lapisannya lalu dibentuk seperti sayap, dan dilekatkan menggunakan lem tembak.
Memasang hiasan mata menggunakan lem tembak pada bagian kepala. Bagian ujung kepala yang akan ditanam gantungan kunci dilubangi sedikit dengan ujung cutter, bagian ujung kepala merupakan bagian yang paling rapuh sehingga harus hati-hati saat melubanginya. Setelah dilubangi lalu dipasang paku penopang gantungan kunci.
Setelah semua proses selesai dilakukan finishing berupa penyemprotan Pylox Clear transparan agar cangkang lebih awet dan mengkilap.
Kesimpulan
ADVERTISEMENT
Kaloco memiliki banyak potensi dan dapat digunakan sebagai bahan baku makanan atau kerajinan. Dibutuhkan inovasi dan pengembangan teknik pemberdayaan yang baik untuk memaksimalkan pemanfaatannya, karena pengolahan yang tidak tepat dapat menyebabkan keracunan makanan. Selain itu, kerajinan Kaloco menawarkan peluang bisnis baru untuk meningkatkan pendapatan lokal dan memasarkan barang-barang ini ke pasar sehingga menghasilkan nilai lebih secara spesifik. Oleh karena itu, penting untuk terus mengembangkan teknik pengolahan Kaloco agar dapat digunakan sepenuhnya sebagai bahan makanan dan produk berharga lainnya.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar. 2021. “KECAMATAN KERJO DALAM ANGKA 2021.”
Danastri Putri Wardani. 2024. “IMPLEMENTASI PROGRAM PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI (SMPN) 7 KOTA PASURUAN.” Journal Publicuho 7 (2): 604–11. https://doi.org/10.35817/publicuho.v7i2.397.
ADVERTISEMENT
Purnomo, Agus, S. Purnamasari, Abdul Hadi, dan Atika Zahra Maulida. 2023. “PEMANFAATAN LIMBAH BIJI KARET MENJADI OLAHAN MAKANAN KRIPIK BERNILAI EKONOMIS.” Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 6 (2): 335. https://doi.org/10.24198/kumawula.v6i2.42025.
Hanania Naito Putri
Prodi Film Televisi ISI Surakarta