5 Miskonsepsi Literasi yang Perlu Dipahami

Najelaa Shihab
Pendidikan adalah belajar, bergerak, bermakna. Pendidik adalah kita, Semua Murid Semua Guru
Konten dari Pengguna
17 Mei 2018 20:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Najelaa Shihab tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tari Budaya Literasi (Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya)
zoom-in-whitePerbesar
Tari Budaya Literasi (Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya)
ADVERTISEMENT
1. Literasi bukan hanya tentang kemampuan membaca
Literasi berkait kompetensi berpikir dan memproses informasi, karenanya bukan hanya soal keterampilan membaca apalagi mengeja. Seseorang dengan tingkat literasi tinggi, mempunyai kemampuan penalaran dan pemecahan masalah dalam berbagai bidang, berkait sains dan numerasi juga finansial.
ADVERTISEMENT
2. Belajar untuk membaca dan membaca untuk belajar adalah dua hal yang berbeda
Belajar untuk membaca berkait dengan kemampuan bahasa dalam mengenal huruf, mengeja dan instruksi yang cendrung lebih sederhana, bisa dikuasai di tingkat dasar dalam waktu singkat. Membaca untuk belajar adalah kemampuan lintas disiplin yang menempatkan membaca sebagai alat untuk memahami dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan. Membaca bukan tujuan akhir, tapi alat untuk tujuan belajar yang lebih besar.
3. Aktif membaca tidak akan berguna tanpa membaca aktif
Membaca banyak tulisan, tidak otomatis meningkatkan kemampuan, malah terkadang menurunkan minat atau menghasilkan pengetahuan yang tidak tepat. Kunci keberhasilan dari setiap aktivitas membaca adalah membaca aktif.
Memprediksi isi bacaan atau berempati dengan latar belakang penulis sebelum membaca, mempertanyakan argumen dan beridentifikasi dengan karakter selama membaca, menyimpulkan dan mengaplikasikan dengan hal yang relevan dalam kehidupan sesudah membaca. Jangan bangga pada jumlah buku atau lama waktu membaca, belajar terjadi dari interaksi dengan literasi.
ADVERTISEMENT
4. Kemampuan membaca dan kemampuan menulis saling berhubungan
Salah satu cara paling efektif meningkatkan kemampuan sebagai penulis adalah pelajaran dari bacaan berkualitas. Semakin beragam bacaan, dari sudut genre, format ataupun penulis yang dipaparkan pada seseorang, eksplorasi dan pendalamannya pada akhirnya akan mengantarkan pada kemahiran dalam dua kemampuan sekaligus, membaca dan menulis.
5. Literasi bukan disposisi atau potensi yang tidak bisa dikembangkan
Tidak ada anak yang terlahir dengan kecendrungan tidak suka membaca, atau seseorang yang tidak bisa meningkatkan kompetensinya dalam literasi. Literasi berkaitan dengan banyak dimensi yang bisa ditumbuhkan sepanjang hayat, misalnya yang berkaitan dengan latihan untuk kreatif dan kritis serta memahami perspektif. Sebagaimana semua proses belajar, keberhasilan seseorang bukan hanya tergantung individu yang bersangkutan, tetapi ditentukan oleh dukungan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Selamat Hari Buku Nasional, 17 Mei 2018. Semoga kita menjadi teladan yang menyalakan tanda tanya dengan membaca, menyebarkan inspirasi dengan literasi.