Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Bekerja, Berkarya, Berjuang untuk Lingkungan Hidup Kita
7 Agustus 2021 19:26 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Najelaa Shihab tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
People, planet, profit - tiga kata kunci ini sering tidak digunakan bersamaan karena kepentingannya seolah bertentangan. Sebagai profesional atau pengusaha, di perusahaan (multi) nasional ataupun skala kecil menengah, kita punya tanggung jawab kepada ketiganya.
ADVERTISEMENT
Keberlanjutan kemanusiaan, semesta dan juga keuntungan dari berusaha terbukti bisa diseimbangkan. Sebagaimana semua upaya, mitigasi dan mitigasi isu lingkungan hidup, perlu diselesaikan dengan kita yang jadi problem solver, dan problem doer! Dari mana mulainya? Dengan percakapan yang menggali nilai yang kita percaya. Bagaimana menjaganya? Dengan mengambil aksi yang “mudah” tapi konsisten dalam berbagai pilihan keseharian kita.
Mari lakukan langkah pertama. Apakah topik berkait menjaga bumi jadi sesuatu yang diperbincangkan di kantor bersama teman kerja? Atau bersama inisiator organisasi dan pemegang saham bisnis lainnya? Jika Anda bukan ilmuwan di bidang konservasi atau penggerak masyarakat adat, maka kalaupun jawabannya “pernah” - saya yakin tidak cukup sering frekuensinya.
Masih sedikit yang merasa bahwa pemanasan global, polusi air, udara dan tanah, pembuangan sampah, acidification di laut dunia, populasi bumi yang terus bertambah, punahnya keanekaragaman hayati, deforestasi, hujan asam atau isu kesehatan masyarakat karena kurangnya akses air bersih - ada kaitannya dengan kehidupan dan pekerjaan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Coba kita pikir-pikir lagi - semua identitas yang melekat pada diri kita, seharusnya membuat kita sadar bahwa krisis ini sama nyatanya dan sama daruratnya dengan wabah atau ancaman nyawa lainnya di depan mata.
Sebagai ibu, terpenuhinya kebutuhan manusia bukan hanya tentang miliaran orang tanpa nama yang belum lahir ke dunia - tetapi tentang anak saya (dan anak-anaknya) yang sekarang sudah hadir dan akan saya cintai selamanya. Sebagai perempuan, saya perlu memastikan cukupnya sumber daya bumi untuk semuanya. Karena 60-80% dari makanan disiapkan oleh perempuan di seluruh dunia misalnya, apa yang ditanam atau dimasak, di mana kita berbelanja dan bagaimana kita mengolah sisa, akan menentukan risiko keselamatan sesama perempuan dari bencana alam atau obat-obatan tradisional apa yang dapat diakses di daerah terpencil yang minim fasilitas. Sebagai muslim, fikih sosial jelas memandu saya untuk punya akhlak mulia dalam memelihara alam dan menjalankan fungsi khalifa (mandataria) Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Masih terlalu jauh dan kompleks untuk Anda? Sebagai pengrajin atau pemilik lapak online, perilaku pembeli dan pelanggan banyak sekali berubah! Kesadaran untuk membeli produk atau layanan yang ramah lingkungan bukan hanya meningkat di negara maju, tetapi juga di negara berkembang - kantong plastik dan kemasan daur ulang, kosmetik atau perawatan tubuh alami makin diminati. Koneksi pada bumi, pilihan bijak dalam mengkonsumsi bukan hanya soal strategi marketing dari korporasi, tetapi juga menghangatkan hati bagi pembeli.
Siapapun kita, keberlanjutan selalu tentang pemahaman pentingnya masa depan. Yang penting kita percaya bersama, kepedulian pada lingkungan tidak akan membunuh berbagai jenis pekerjaan, justru akan mengubah dunia menjadi lebih berkeadilan. Justru lingkungan hidup yang tergradasilah yang menghilangkan berbagai kesempatan dan memperburuk kondisi pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Aktivitas ekonomi dalam bentuk apapun tak akan bisa berekspansi di saat ada begitu banyak batasan (dan pelanggaran) di proses ekologi. Sekali lagi, jangan bayangkan bahwa suplai ikan hanya berpengaruh pada kita yang bekerja di sektor kelautan tetapi akan berpengaruh pada semua siklus pengadaan di berbagai sektor pekerjaan - jangan anggap penurunan permukaan tanah hanya akan memengaruhi yang tinggal di ibukota Indonesia karena bahkan penduduk di belahan Amerika pun akan terkena dampaknya.
Contoh lain? Sumber daya alam yang saat ini menjadi sumber dari sekitar 10% pendapatan negara-negara di dunia, bukan hanya akan memengaruhi tingkat emisi tetapi akan menentukan jurusan apa di perguruan tinggi yang akan menjadi populer atau sebaliknya tidak diminati karena karier di industri yang bersangkutan sudah tak diperlukan lagi.
ADVERTISEMENT
Sebagian dari apa yang kita lakukan dalam bekerja dan berkarya saat ini, mungkin sudah mempertimbangkan dampaknya pada lingkungan. Dari upaya sengaja mengurangi penggunaan kertas atau menghemat listrik, atau yang karena terpaksa bekerja dari rumah saja sehingga menghemat bahan bakar transportasi. Aksi individu penting sekali, akan krisis ini butuh perubahan struktural di masyarakat, butuh kebijakan dan advokasi.
Pelibatan publik yang ideal, butuh kita yang #merdekaberkolaborasi dan #merdekaberkarya dalam menjalankan profesi kita di segala bidang usaha. Dimensi kemerdekaan ini terlihat dari kecerdasan memahami substansi, kemampuan berinovasi dalam berbagai kondisi dan keberdayaan yang tinggi untuk berorientasi aksi.
Semoga pengalaman kita beradaptasi selama pandemi, menavigasi isu kesehatan dan keselamatan bersamaan dengan isu ekonomi bisa menjadi pengalaman berharga untuk mempraktikkan kompetensi yang sama dalam kompleksitas krisis lingkungan hidup yang selama puluhan tahun sudah kita hadapi dan akan terus menghantui.
ADVERTISEMENT
Di #harihutan ini, refleksi di atas tujuannya bukan untuk menakut-nakuti karena rasa terancam tak cukup untuk melakukan transformasi, harapan akan perubahan dan masa depan yang kita impikan lah yang akan menjadi energi yang terus menguatkan upaya kita berkolaborasi #merdekaberkarier #merdekaberkarya