Mewaspadai Gejala Malaria Pada Anak

Najla Shafiyah Syifa
Mahasiswi S1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
4 Juni 2022 10:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Najla Shafiyah Syifa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Demam tinggi merupakan salah satu gejala malaria. Sumber: dokumentasi pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Demam tinggi merupakan salah satu gejala malaria. Sumber: dokumentasi pribadi.
ADVERTISEMENT
Suatu penyakit menular yang berasal dari Plasmodium. Plasmodium merupakan salah satu jenis parasit yang menyebabkan penyakit malaria. Penularan penyakit malaria dapat melewati gigitan nyamuk Anopheles. Penderita penyakit malaria yang tidak teratasi dengan baik dan cepat, akan menyebabkan komplikasi, bahkan kematian (Willa, RW, 2010).
ADVERTISEMENT
Risiko terjangkit penyakit malaria lebih besar terjadi pada anak daripada orang dewasa. Orang yang sudah dewasa mempunyai kekebalan tubuh yang lebih kuat daripada anak-anak (Arsin, 2012). Anak-anak juga lebih sering bermain di area luar rumah dan kemungkinan terjadi kontak dengan nyamuk (Shafira & Krisanti, 2020)
Hal ini menjadi alasan utama mengapa perlu adanya pengetahuan secara mendasar mengenai gejala malaria pada anak.

Apa saja gejala malaria yang terjadi pada anak?

1. Demam

Gejala yang timbul pada anak ketika terkena malaria adalah demam, namun demam yang terjadi pada anak mencapai 40 derajat Celsius atau demam tinggi. Demam ini akan berlangsung selama anak masih terkena malaria.
Demam yang terjadi pada penyakit malaria terdiri dari beberapa stadium, antara lain:
ADVERTISEMENT
A. Stadium menggigil
Pada stadium ini, anak akan merasakan kedinginan di seluruh tubuh dan merasa ingin muntah.
B. Stadium puncak demam
Anak akan merasakan perubahan suhu tubuh dari kedinginan menjadi panas. Suhu tubuh pada stadium ini biasanya mencapai 40 derajat Celsius. Anak akan mengalami kejang ketika suhu tubuhnya sangat tinggi.
C. Stadium berkeringat
Suhu tubuh pada stadium ini akan turun, bahkan turun sampai di bawah angka normal suhu tubuh manusia dan menyebabkan keringat berlebih.

2. Ikterus / kulit kuning

Terjadi perubahan warna kulit maupun mata menjadi warna kekuningan. Perubahan warna terjadi ketika terdapat kerusakan pada hati oleh infeksi parasit Plasmodium sp.

3. Kurang nafsu makan

Kurangnya nafsu makan, bahkan hilangnya nafsu makan pada anak ketika terkena malaria. Dari anak yang memiliki nafsu makan baik secara mendadak berubah menjadi tidak nafsu makan.
ADVERTISEMENT

4. Diare serta muntah

Diare yang terjadi pada anak ketika terkena malaria, yaitu diare ringan sampai diare sedang, feses yang keluar biasanya berwarna hijau dan berlendir.

5. Keluarnya urine dalam jumlah yang sedikit

Penyebab dari penyakit malaria adalah adanya parasit Plasmodiun sp, parasit ini dapat menyerang organ ginjal. Organ ginjal pada anak akan mengalami kerusakan dan menyebabkan berkurangnya jumlah urine yang keluar.

6. Laju napas yang lebih cepat

Laju napas pada anak akan lebih cepat dari biasanya. Hal yang harus dilakukan ketika laju napas anak cepat, yaitu dengan segera membawanya ke dokter untuk ditangani lebih lanjut.

Bagaimana cara mencegah dan mengendalikan malaria?

Beberapa aspek yang dapat mencegah serta mengendalikan malaria, yaitu :
1. Menggunakan kelambu saat ingin tidur
2. Menggunakan kawat kasa
3. Menggunakan obat antinyamuk
4. Menyemprot ruangan yang terdapat banyak nyamuk dengan obat antinyamuk
ADVERTISEMENT
5. Melaksanakan 3M
DAFTAR PUSTAKA
Shafira, I. D., & Krisanti, I. G. (2020). Faktor-Faktor Kepatuhan Minum Obat pada Penderita Malaria Vivax di Puskesmas Hanura Kabupaten Pesawaran. Jurnal Analis Kesehatan, 8(2), 53. https://doi.org/10.26630/jak.v8i2.1863
Willa, RW. (2010). Faktor Risiko Kejadian Malaria Pada Balita di Kecamatan Laura Kabupaten Sumba Barat Daya. Jurnal Ekologi Kesehatan, 10, 219–228.