Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Refleksi dalam Pendidikan Moral
29 Mei 2017 0:42 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
Tulisan dari Najmi Ridha Sya'bani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jadi teringat masa sekolah dasar dulu, dimana contek-mencontek adalah hal yang lumrah dilakukan di sekolah bahkan didukung oleh para pendidik sendiri. Untungnya peran pendidik bukan hanya didapatkan di sekolah formal tapi juga diperankan oleh orang-orang terdekat kita bernama orang tua. Saya tak habis pikir apa jadinya Saya jika orang tua Saya tidak menekankan kejujuran dalam segala hal. Mungkin Saya juga akan bernasib sama seperti pendidik yang tak memainkan perannya sebagai pendidik.
ADVERTISEMENT

Kembali membuka buku Thomas Lickona “Mendidik Untuk Membentuk Karakter” ada sebuah Bab yang bercerita tentang Tahapan Perkembangan Alasan Moral Kohlberg, dimana Kohlberg menawarkan kepada para pendidik untuk menstimulasi perkembangan moral. Kohlberg berpendapat bahwa perkembangan moral dapat didefinisikan secara objektif, saintifik, dan proses yang melewati tahapan pembuatan alasan moral. Adapun tahapan perkembangan alasan moral Kohlberg adalah sebagai berikut:
1. Menghindari hukuman: “Apakah Saya akan terkena masalah?”
2. Balas jasa untuk keadilan: Apa yang ada untuk Saya?”
3. Kesetiaan interpersonal: “Apa yang orang pikirkan tentang Saya?”
4. Memperhatikan konsekuensi bermasyarakat: “Bagaimana jika setiap orang melakukannya?”
5. Menghargai hak setiap orang
Saya jadi berpikir mengapa dulu Saya menolak untuk tidak tenggelam dalam budaya contek-mencontek ya?
ADVERTISEMENT
1. Apakah karena takut dimarahi orang tua?
2. Apakah karena ada imbalan jika Saya tidak mencontek?
3. Apakah karena Saya tidak ingin menyakiti hati orang tua Saya?
4. Apakah karena Saya tahu mencontek adalah perbuatan yang salah?
5. Apakah karena Saya tahu mencontek adalah perbuatan yang salah dan akan merugikan banyak pihak?
Saya rasa saya masih di tahap 4 kala itu. Seingat Saya orang tua Saya selalu mengatakan bahwa mencontek merupakan perbuatan tercela dan tidak membanggakan. Bahkan orang tua Saya selalu bilang bahwa mereka lebih bangga pada nilai yang Saya usahakan sendiri dibandingkan mendapat nilai tinggi tapi dari hasil mencontek. Saya tahu bahwa mencontek merupakan tindakan curang dan tercela. Sehingga Saya tidak mau melakukannya bahkan walaupun ancamannya dikucilkan oleh komunitas kelas. Pada saat itu Saya masih sangat kecil namun stimulus perkembangan moral terjadi pada diri Saya sehingga Saya segera memiliki pandangan tentang mencontek adalah hal yang salah.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan kondisi anak-anak Saya kelak ya? Bagaimana agar mereka juga mengalami perkembangan yang tinggi dalam memahami nilai baik yang seharusnya ada pada diri mereka? kalau di Buku Thomas lagi-lagi stimulus dengan melakukan diskusi moral tersebut menjadi jawaban dari pertanyaan ini. Dan sebagai pendidik kita tidak boleh menggunakan paham bahwa moral itu relatif, kita harus tegas berpandangan bahwa ini baik atau buruk.