Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Dampak Trauma Masa Kecil terhadap Kehidupan Dewasa: Sebuah Kajian Psikologis
25 November 2024 14:50 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Najwa Hidayatu Sholihah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah kalian pernah merasakan dampak seperti pada judul diatas?Trauma masa kecil bukan hanya kenangan buruk yang tersimpan di ingatan. Tetapi dampaknya dapat meresap ke dalam diri seseorang, membentuk kehidupan dewasa mereka dengan cara yang tidak selalu terlihat. Dari masalah kesehatan mental hingga tantangan dalam menjalani hubungan yang sehat, peristiwa traumatis yang terjadi selama masa kecil seringkali menjadi hantu yang mengiringi perjalanan hidup seseorang. Pada dasarnya kita dilahirkan untuk menjalani kehidupan yang baik dengan mental dan psikis yang terjaga. Apa sih dampak buruk yang dapat mengganggu kesehatan mental masa kecil sampai mengganggu kehidupan dewasa? Masa kecil memainkan peran yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian dan kesehatan mental seseorang. Meskipun demikian, tidak semua anak dibesarkan dalam lingkungan yang mendukung. Beberapa orang mengalami trauma yang bertahan lama sehingga biasanya mereka ingin tetap terlihat baik-baik saja di luar rumah. Trauma masa kecil dapat berasal dari kekerasan, pengabaian, kehilangan, atau pengalaman traumatis lainnya. Dalam artikel ini, kita akan membicarakan apa saja dampak buruk yang akan terjadi pada kehidupan dewasa jika kita tidak mengatasi masalah ini sejak awal.
ADVERTISEMENT
1. Gangguan kesehatan mental
Tanpa kita sadari trauma yang kita alami sejak kecil sangat berdampak terhadap kehidupan saat dewasa, hal ini sangat di rasakan oleh beberapa remaja di Indonesia. Terutama mental pada anak. masalah kesehatan mental pada anak akan berdampak pada kegiatan sosial, kecemasan yang terus-menerus, dan bahkan bisa mengalami keinginan untuk menyakiti diri sendiril. Trauma masa kecil juga bisa menyebabkan gangguan stress pascatrauma atau PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) adalah kondisi kesehatan jiwa yang dipicu oleh peristiwa traumatis. Akan tetapi, tidak semua orang yang mengingat atau pernah mengalami kejadian yang traumatis akan mengidap PTSD. Sebab, ada beberapa ciri khas yang menjadi acuan dokter untuk mendiagnosis apakah seseorang mengalami kelainan ini atau tidak. PTSD bisa terjadi setelah seseorang melihat atau mengalami kejadian yang mengancam atau membahayakan nyawa. Namun, ahli belum mengetahui alasan mengapa kondisi tersebut bisa memicu munculnya masalah kesehatan mental ini pada sebagian orang(dr. Rizal Fadli dalam halodoc, 2024).
ADVERTISEMENT
Selain kesehatan, masalah ini akan membawa dampak buruk pada kepribadian sesorang atau masalah interpersonal. Yaitu kurangnya interaksi sosial baik dalam keluarga atau pergaulan sesama teman, kurangnya kepercayaan dan kesulitan dalam menghadapi konflik yang terjadi, mengalami kecemasan terus-menerus karena anak-anak yang mengalami trauma sejak kecil akan tumbuh dengan perasaan rendah diri, tidak percaya diri, dan merasa tidak berharga itu semua tidak mudah untuk mengendalikan stress. Akibatnya, anak-anak itu akan tumbuh dewasa dengan rentan terkena kecemasan berlebihan dan depresi yang terus-menerus.
2. Penyalahgunaan obat-obatan
Biasanya orang-orang yang mengalami stress berlebihan akibat trauma yang dialami nya sering kali akan menggunakan obat-obatan, minum-minuman alkohol, merokok dll untuk mengatasi rasa sakit emosional yang tinggi dikala trauma itu mengingatkannya kembali pada masa-masa yang tidak pernah mau dialaminya, sehingga bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Trauma masa kecil sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan dewasa, karena yang kita tahu masa anak-anak seringkali disebut sebagai masa keemasan atau golden age yang membuat mereka amat mudah untuk menyerap hal yang berada disekelilingnya, sehingga ketika terdapat banyak hal buruk yang terjadi dan diserap oleh anak maka anak mempengaruhi perkembangan anak (Fahmi & Kurniawan dalam Putra & Prawita, 2024).
ADVERTISEMENT
Semua tindakan kekerasan seorang anak akan tetap tersimpan dalam ingatan bawah sadarnya sampai ia dewasa. Penting untuk dipahami bahwa akibat trauma yang dialami oleh anak-anak bisa saja berbeda, beberapa anak mungkin lebih rentan terhadap dampak traumatis, sementara yang lain mungkin memiliki mekanisme koping yang lebih baik (Yasir Yunan dalam Putra & Prawita, 2024).
3.Kesulitan dalam mengambil keputusan
Trauma dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan yang tepat sehingga seseorang akan mengalami kesulitan berfikir dan memulai sesuatu. Masalah ini akan mengganggu konsentrasi seseorang pada kegiatan yang akan dilakukan nya sehari-hari, sehingga akan mengurangi rasa percaya diri dalam menilai pilihan yang ada atau mempertanyakan kemampuan diri sendiri untuk membuat keputusan yang tepat. Lingkungan sekitar juga akan sangat berpengaruh untuk konsentrasi seseorang.
ADVERTISEMENT
Live Update
Mantan Menteri Perdagangan RI Tom Lembong menjalani sidang putusan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (26/11). Gugatan praperadilan ini merupakan bentuk perlawanan Tom Lembong usai ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung.
Updated 26 November 2024, 10:01 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini