Konten dari Pengguna

Teori Konstruktivisme: Kekurangan dan Kelebihannya dalam Pembelajaran

Najwa Salsabila Lovilia
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
17 November 2024 17:31 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Najwa Salsabila Lovilia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gambar ilustrasi oleh dynamic_graphics dari  https://www.freeimages.com/photo/children-raising-hands-in-class-1790372
zoom-in-whitePerbesar
Gambar ilustrasi oleh dynamic_graphics dari https://www.freeimages.com/photo/children-raising-hands-in-class-1790372
Pada pembelajaran, terdapat banyak sekali teori dan metode dalam melaksanakan sebuah Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Salah satu teori yang kerap digunakan adalah teori konstruktivisme.
ADVERTISEMENT
Teori Konstruktivisme adalah salah satu teori belajar yang menekankan peran aktif individu (siswa) dalam membangun pengetahuan dan pemahamannya mengenai materi pembelajaran dari pengalaman, misalnya dari membaca buku, jurnal, ataupun berdiskusi bersama teman dan guru yang mengajar. Jean Piaget sebagai pelopor teori ini, beranggapan bahwa pengetahuan merupakan konstruksi (bentukan) dari individu yang menganalisis sesuatu.
Pengertian Teori Konstruktivisme oleh Para Tokoh
1. Karli (2023: 2)
Teori Konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar (perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik kognitif yang hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri. Pada akhir proses belajar pengetahuan akan dibangun oleh anak-anak atau siswa melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya.
ADVERTISEMENT
2. Hill
Hill menjelaskan bahwa, Teori Konstruktivisme merupakan pembelajaran yang generatif, yang artinya tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Menurut Hill, teori ini mengedepankan mengenai bagaimana menghasilkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya, dengan kata lain bahwa bagaimana seorang siswa bisa memadukan sebuah pembelajaran dengan melakukan ataupun mempraktikkannya dalam kehidupan, yang nantinya akan berguna untuk kemaslahatan.
3. Shymansky
Shymansky mengatakan bahwa Teori Konstruktivisme adalah aktivitas yang aktif, di mana peserta didik akan membina sendiri penggetahuannya, mencari arti dari apa yang mereka pelajari dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berpikir yang telah ada dimilikinya sebelumnya.
4. Moh Hefni (2007)
Teori Konstruktivisme menurut Moh Hefni, merupakan sebuah teori mengenai bagaimana manusia membangun sendiri pemahamannya terhadap segala materi atau ilmu pengetahuan yang didapatnya.
ADVERTISEMENT
Asumsi Teori Konstruktivisme
1. Siswa adalah individu yang aktif. Dalam teori ini, siswa adalah individu yang aktif serta dapat membentuk pemahaman bagi dirinya sendiri. Hal ini berarti siswa diberi kekuasaan untuk mengembangkan semua ilmu yang telah didapat, baik dengan latihan sendiri, eksperimen, atau berdiskusi.
2.Guru sebaiknya tidak mengajar dengan cara tradisional. Teori konstruktivisme mengedepankan keaktifan siswa di kelas, maka dari itu seorang guru sebaiknya tidak mengajar dengan cara tradisional, seperti penyampaian materi secara monoton dan hanya terpaku pada buku atau materi yang sudah tersedia. Guru sebaiknya dapat membangun situasi di kelas di mana siswa dapat terlibat aktif dalam diskusi.
Gambar ilustrasi oleh Drazen_ dari https://pixabay.com/images/search/learning%20in%20class/
Metode Pembelajaran yang Menggunakan Teori Konstruktivisme
1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)
ADVERTISEMENT
Metode belajar PJBL ini mendorong siswa untuk bekerja dalam sebuah proyek bersama yang memerlukan penelitian, kolaborasi dan presentasi.
2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)
Dengan metode PBL, siswa diberikan sebuah masalah nyata yang harus diselesaikan. Metode ini mengasah cara berpikir kritis para siswa.
3. Pembelajaran Berbasis Penyelidikan (Inquiry-Based Learning)
Metode ini mengajak siswa di kelas untuk bisa mengajukan beberapa pertanyaan, melakukan eksperimen, dan mencari jawaban sendiri.
4. Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning)
Dengan metode ini, siswa akan belajar melalui pengalaman langsung. Misalnya, dari pengalamannya ketika mengunjungi museum, perpustakaan nasional, maupun dari pengalaman saat melakukan eksperimen, latihan, atau proyek di kelas. Metode ini mengajak siswa untuk mengambil pemahaman dari kegiatan yang sedang mereka lakukan.
ADVERTISEMENT
5. Diskusi Kelompok
Dengan metode diskusi kelompok ini, siswa akan berdiskusi dalam kelompok kecil untuk membahas topik tertentu yang telah ditentukan. Diskusi memungkinkan para siswa untuk saling berbagi perspektif dan membangun pemahaman bersama mengenai topik yang sedang dibahas.
Gambar ilustrasi dari Getty Images dari https://www.freeimages.com/photo/college-students-sitting-on-steps-outside-looking-at-school-work-2169324
6. Pembelajaran Kooperatif
Metode ini mendorong siswa untuk bekerja dalam kelompok yang memiliki tujuan yang sama. Masing-masing anggota memiliki peran serta tanggung jawab yang berbeda. Dengan metode ini, siswa juga diajari mengenai bagaimana cara bekerja sama dan saling mendukung dalam satu kelompok untuk mencapai tujuan yang sama.
Kelebihan Teori Konstruktivisme
Dengan banyaknya metode belajar yang mengajak siswa untuk lebih aktif tersebut, kelebihan teori konstruktivisme di antaranya:
1. Pembelajaran lebih mendalam dan bermakna, teori ini mendorong siswa untuk membangun pemahaman mereka sendiri. Dengan demikian, siswa akan memperoleh pengetahuan yang lebih bermakna dan mendalam.
ADVERTISEMENT
2. Pengembangan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah, setiap individu (siswa) diajak untuk berpikir kritis dengan mengeksplorasi berbagai kemungkinan jawaban dan menguji ide-ide mereka sendiri.
3. Menghargai perbedaan individu dalam belajar, karena teori ini berfokus pada pengalaman pribadi individu, maka setiap siswa akan belajar sesuai dengan perspektif mereka masing-masing, seperti kecepatan mereka memahami pelajaran.
4. Mendorong kerja sama dan interaksi sosial, dengan teori ini siswa akan banyak melakukan interaksi dan kerja sama bersama teman sebayanya. Para siswa akan belajar bagaimana cara membagi kerja, dan saling membantu dalam sebuah tim.
5. Siswa menjadi lebih aktif dan kreatif, beberapa metode yang telah disebutkan di atas menunjukkan bahwa untuk mendapatkan pemahaman dan pengetahuan, siswa didorong untuk aktif dan kreatif.
ADVERTISEMENT
6. Adanya kebebasan dalam belajar atau memahami pelajaran, dalam teori ini siswa diberi kebebasan untuk mengaitkan ilmu atau materi yang telah didapat menjadi sebuah konsep yang diharapkannya. Dengan demikian, siswa akan lebih mudah dalam membentuk pemahaman mereka mengenai materi pelajaran.
Kelemahan Teori Konstruktivisme
Di samping itu, teori konstruktivisme juga memiliki kelemahan. Jika pembelajaran dengan teori ini tidak dimaksimalkan, maka pembelajaran tidak akan efektif. Kelemahan dari teori ini antara lain:
1. Proses pembelajaran yang memakan waktu, dengan teori ini akan ada banyak metode belajar yang melibatkan proyek, eksperimen dan eksplorasi yang sering memakan waktu lebih lama dibanding metode tradisional. Siswa akan membutuhkan waktu untuk berdiskusi dan melakukan eksperimen.
2. Kesulitan bagi siswa yang kurang mandiri atau tidak terbiasa kritis, siswa yang kurang mandiri dalam belajar akan kesulitan jika mendapatkan pembelajaran dengan teori ini. Teori ini mendorong siswa untuk mandiri dalam mendapatkan pengetahuan dan lebih kritis.
ADVERTISEMENT
3. Peran guru yang kompleks dan menuntut, dalam teori ini guru bukanlah sumber utama dalam memberi materi, melainkan seorang fasilitator atau pembimbing bagi para siswa. Hal ini mengharuskan seorang guru untuk merancang lingkungan belajar yang matang, agar pembelajaran berjalan efektif dan mendukung eksplorasi siswa.
4. Tidak efektif untuk semua mata pelajaran,karena teori ini mengedepankan kegiatan aktif seperti eksplorasi dan eksperimen, maka teori ini akan lebih efektif diterapkan pada mata pelajaran yang bersifat eksploratif atau diskursif, seperti sains, sosial, atau humaniora.
Teori konstruktivisme merupakan teori yang mendorong siswa untuk lebih aktif. Teori ini tidak menjadikan guru sebagai sumber utama dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Dalam teori ini, siswa diharapkan dapat memperoleh pemahaman dan pengetahuan di luar dari pembelajaran yang didapatkan di kelas. Teori ini juga mendorong siswa untuk lebih kritis dan kreatif.
ADVERTISEMENT