news-card-video
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Komunikasi Massa dalam Platform Media Sosial

Najwa Wafi
Communication Graduate
30 Desember 2020 18:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Najwa Wafi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilmu Komunikasi-Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Ilustrasi Komunikasi Massa dalam Media Sosial oleh Freepik.com <a href='https://www.freepik.com/vectors/people'>People vector created by pch.vector - www.freepik.com</a>
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Komunikasi Massa dalam Media Sosial oleh Freepik.com <a href='https://www.freepik.com/vectors/people'>People vector created by pch.vector - www.freepik.com</a>
Belakangan ini memviralkan sesuatu sangatlah mudah. Karna semakin banyak orang yang menggunakan media sosial, semakin cepat pula pendistribusian informasi. Penggunaan media sosial dapat menjadi sebuah media untuk kita melakukan komunikasi massa. Menurut Bittner, komunikasi massa merupakan pesan yang disampaikan melalui media kepada khalayak luas yang hakikatnya bersifat anonim (Hasyim,2012). Dahulu penyampaian komunikasi massa memanfaatkan media elektronik seperti televisi dan radio, yang hanya dapat dilakukan oleh organisasi media saja. Tujuan komunikasi massa disampaikan pun berindikasi kepada soal-soal implikasi komersial, politik, dan Pendidikan (Hasyim,2012). Masyarakat pun masih bersifat pasif dan hanya dapat menikmati pesan yang disajikan saja. Namun seiring berjalannya waktu, penyampaian komunikasi massa dapat dilakukan di dalam media sosial oleh siapapun. Hal ini lah yang menjadi peluang agar masyarakat menjadi aktif. Berikut beberapa media sosial yang dapat dimanfaatkan secara maksimal:
ADVERTISEMENT
1. Twitter
Anak dari aplikasi burung biru ini pasti tau seberapa up to date platform ini. Seringkali sesuatu yang hangat langsung menjadi tranding di media sosial ini, padahal artikel beritanya belom resmi diterbitkan. Memang jika kita tidak berhati-hati dalam memilah berita, kita dapat tergiring opini dari sebuah berita hoax. Namun jika kita dapat bersifat obyektif, kita dapat mengetahui berita apa saja yang sedang hangat diperbincangkan. Selain itu, Twitter merupakan platform digital yang paling mudah untuk menyuarakan suara, bahkan hingga berdebat. Seperti dijelaskan dalam tradisi studi khalayak komunikasi massa yang mempunyai dua pandangan arus besar, salah satunya pertisipan aktif dalam publik. Aktif disini menjelaskan bahwa publik turut andil mengambil bagian untuk berdiskusi mengenai isu-isu hangat yang terkemuka (Ido,2008).
ADVERTISEMENT
2. Youtube
Pernah dengar slogan, Youtube lebih dari tv? Semakin kesini slogan tersebut semakin relate, khususnya di lingkungan kaum muda. Banyak dari kaum milenial yang lebih memilih menonton Youtube dibandingkan menonton televisi. Selain Youtube dapat diakses kapan pun dan di mana pun, platform berbasis video ini dapat menyajikan apa yang kita butuhkan. Berkarya di Youtube pun jauh lebih mudah, karena siapapun dengan konten apapun dapat mengupload videonya di sini.
Youtube yang tidak memiliki batasan pendistribusian memungkinkan video yang kita unggah dapat ditonton oleh khalayak luas bahkan sampai berbeda negara sekalipun. Diperlukan kehati-hatian sebelum menggunggah video di platform ini, karena menurut Blumler dan Katz melalui model Uses and Gratifications, audiences made choices about what they did when consuming texts. Choices atau pilihan ini sendiri dilatarbelakangi oleh alasan-alasan yang berbeda dan cara-cara yang berbeda pula dari setiap individu. Alasan disini seperti kebiasaan atau pengalaman yang sebelumnya dialami oleh penonton (Hasyim,2012). Maka dari itu, pesan yang diterima oleh tiap individu akan berbeda. Hal ini lah yang perlu diperhatikan lebih dalam sebelum menentukan pesan apa yang ingin disampaikan dalam program yang dibuat.
ADVERTISEMENT
3. Instagram
Media sosial yang menjadi keluarga dari Facebook ini merupakan salah satu media sosial yang memiliki banyak sekali pengguna. Menurut data yang dihimpun dari Hootsuite, penyedia layanan manajemen konten media, pada tahun 2020 di Indonesia terdapat sebanyak 63 juta jiwa pengguna aktif Instagram. Hal ini lah yang menjadi alasan mengapa banyak sekali yang memulai untuk berjualan, bahkan tak jarang brand besar pun mulai terjun ke platform ini. Dengan membagikan foto produk secara berkala, brand dapat membangun suatu brand awareness mereka. Namun untuk mendapatkan engagement yang tinggi, diperlukan interaksi antara brand dengan calon customer.
Selain berinteraksi, brand biasanya akan melakukan komunikasi massa dengan cara memberikan edukasi yang masih memiliki hubungan dengan barang yang mereka tawarkan secara singkat. Mereka akan mengemas edukasi menjadi konten menarik yang ringan untuk ditonton dan mudah dipahami. Tenik ini biasa digunakan dan disebut dengan soft selling. Sedangkan untuk membeli dan mendistribusikan barang yang mereka jual agar sampai kepada konsumen, Instagram telah menghadirkan fitur Instagram shopping.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya untuk berjualan saja, banyak sekali akun Instagram yang sengaja dibuat untuk mengedukasi, atau hanya sebagai wadah konten hiburan saja. Mereka akan menyajikan konten sekreatif mungkin untuk menarik perhatian. Seperti akun Instagram NKCTHI (Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini), yang menyampaikan pesan-pesan singkat dan dikemas dengan sangat kreatif. Pesan-pesan yang disampaikan di akun ini menarik perhatian banyak orang, terbukti dengan buku yang sudah terbit dan film dengan judul NKCTHI yang sudah tayang sejak 2019 lalu.