Konten dari Pengguna

Peran Guru BK Mengatasi Dampak Negatif dari Pola Asuh Orang Tua Strict Parents

Najwa Nur Aisyah
Mahasiswa Bimbingan Konseling Universitas Sebelas Maret
6 November 2024 16:30 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Najwa Nur Aisyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-laki-laki-lelaki-hubungan-7114229/
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-laki-laki-lelaki-hubungan-7114229/
ADVERTISEMENT
Strict parents adalah pola asuh yang dilakukan oleh orang tua dengan gaya otoriter, yaitu dengan menerapkan aturan ketat. Pola asuh ini merujuk pada gaya pengasuhan di mana orang tua menetapkan aturan yang sangat tegas, memiliki harapan yang tinggi, dan cenderung mengontrol banyak aspek kehidupan anak mereka.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, peran guru Bimbingan dan Konseling (BK) sangat penting. Sebagai pihak yang memiliki kedekatan emosional dengan siswa, guru BK memiliki tanggung jawab untuk membantu siswa yang terpengaruh oleh dampak negatif pola asuh orang tua yang terlalu ketat. Karena beberapa siswa dengan pola asuh orang tua yang ketat justru malah dengan mudah melanggar aturan yang dibuat oleh orang tua mereka dengan cara berbohong, selain itu beberapa anak juga sulit untuk mengekspresikan diri mereka dan sulit untuk mengambil Keputusan. Melalui pendekatan yang tepat, guru BK dapat memberikan dukungan psikologis, membantu siswa memahami perasaan mereka, serta memberikan strategi untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh siswanya.
Pola asuh yang yang ketat dan pola asuh yang lebih terbuka memang sering menjadi perdebatan. Pola asuh yang terlalu ketat, dengan aturan yang kaku dan ekspektasi yang tinggi, dapat membentuk anak menjadi pribadi yang mudah cemas, rendah diri, sulit bergaul, sulit mengambil keputusan dan kurang percaya diri. Hal ini disebabkan oleh minimnya ruang bagi anak untuk mengekspresikan pendapat atau mengembangkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya, karena orang tua yang ketat cenderung menuntut atau menyetir sesuai keinginan mereka. Pola asuh yang terlalu mengekang dan menuntut ini berisiko menyebabkan masalah psikologis, seperti depresi, kecemasan, bahkan gangguan perilaku. Tidak hanya itu seseorang bisa jadi anak yang pembangkang karena pola asuh orang tua yang ketat tersebut.
ADVERTISEMENT
Guru Bimbingan dan Konseling (BK) berperan penting dalam membantu siswa yang terpengaruh dampak negatif dari pola asuh ini. Sebagai pihak yang lebih dekat dengan siswa di lingkungan sekolah, guru BK berfungsi sebagai mediator antara siswa dan orang tua, sekaligus sebagai pemberi dukungan emosional yang netral. Dengan pendekatan empatik, guru BK dapat membantu siswa mengidentifikasi masalah yang mereka hadapi, serta memberikan ruang untuk berbicara tentang tekanan atau perasaan yang timbul akibat pola asuh orang tua yang terlalu ketat.
Salah satu bentuk dukungan yang dapat diberikan adalah melalui konseling individual atau kelompok. Melalui sesi konseling, guru BK dapat membantu siswa menggali perasaan mereka, memahami bagaimana pola asuh orang tua berdampak pada diri mereka, dan mencari cara-cara untuk mengatasi perasaan tertekan atau cemas. Selain itu, guru BK dapat mengajarkan keterampilan coping mechanism yaitu strategi untuk mengatasi kecemasan, stres dan tekanan emosional dengan tujuan mengurangi ketegangan tentang masalah yang mereka hadapi. Melalui teknik relaksasi atau cara untuk mengelola stres.
ADVERTISEMENT
Dampak negatif dari pola asuh yang terlalu ketat tidak hanya dirasakan oleh siswa secara pribadi, tetapi juga dalam interaksi mereka dengan teman sebaya dan guru. Siswa yang terbiasa dengan kontrol yang berlebihan di rumah mungkin kesulitan berinteraksi secara terbuka dengan teman-temannya atau merasa takut untuk berpendapat di kelas. Penelitian oleh Snyder dan Patterson (1995) menunjukkan bahwa pengembangan keterampilan sosial yang efektif dapat membantu anak-anak yang terpengaruh oleh pola asuh yang ketat untuk lebih terbuka dalam berinteraksi dan merasa lebih diterima oleh lingkungan sosial mereka. Oleh karena itu, peran guru BK juga meliputi upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendukung di sekolah, di mana siswa merasa aman dan dihargai.
Anak dengan pola asuh strict ini juga bisa menjadikan mereka anak pembangkang. Salah satu faktornya yaitu, mereka merasa tidak dapat memenuhi ekspektasi dan tuntutan orang tua. Semakin anak dewasa mereka semakin ingin menentukan jalan hidupnya sendiri, sehingga mereka tidak suka akan tuntutan dan menyadari bahwa hidupnya tidak harus selalu diatur oleh orang tua. Guru BK dapat menjalin komunikasi dengan orang tua untuk lebih memahami keinginan. Melalui kunjungan rumah atau pertemuan, guru BK dapat memberikan informasi kepada orang tua tentang perilaku anak di sekolah dan menyarankan cara-cara untuk menciptakan lingkungan rumah yang lebih mendukung anak.
ADVERTISEMENT
Guru BK, dengan kedekatannya dengan siswa, bisa berperan sebagai mediator antara anak dan orang tua. Guru BK dapat mengadakan pertemuan dengan orang tua untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya memberikan ruang bagi anak untuk berkembang secara mandiri dan mengurangi kontrol yang berlebihan. Dalam sesi ini, guru BK dapat memberikan informasi mengenai pendekatan pengasuhan yang lebih suportif dan memberikan rekomendasi untuk menciptakan keseimbangan antara disiplin dan kebebasan. Dengan memberi orang tua pemahaman yang lebih baik, guru BK dapat membantu mereka mengubah pendekatannya, sehingga anak-anak tidak merasa terkekang, tetapi tetap memahami batasan yang jelas dan sesuai dengan perkembangan usia mereka.
menurut saya, pola asuh yang terlalu ketat memang dapat memberikan dampak negatif yang signifikan bagi perkembangan psikologis dan emosional anak, termasuk munculnya kecemasan, rasa rendah diri, dan bahkan perilaku pembangkangan. Dalam menghadapi dampak ini, peran guru Bimbingan dan Konseling (BK) sangat penting. Guru BK tidak hanya membantu anak untuk mengatasi perasaan tertekan dan cemas, tetapi juga mendukung mereka untuk membangun kemandirian, meningkatkan keterampilan sosial, serta membentuk rasa percaya diri yang sehat.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dengan menjadi mediator antara anak dan orang tua, guru BK dapat memperbaiki komunikasi dan pemahaman antara keduanya, sehingga diharapkan bahwa orang tua dapat lebih bijak dalam menerapkan pola asuh yang lebih seimbang dan memberikan ruang bagi anak untuk tumbuh secara emosional dan sosial. Dengan pendekatan yang tepat, anak yang terpengaruh oleh pola asuh yang terlalu ketat dapat menemukan keseimbangan yang diperlukan untuk berkembang menjadi individu yang mandiri, mampu mengungkapkan apa yang mereka rasakan dan dapat bersosialisasi dengan baik.
Disusun oleh: Najwa Nur Aisyah dan Prof. Dr. Andayani, M.Pd.